Minggu, 23 Juni 2013

Kriteria Sekda Jokowi

Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) Jakarta saat ini tengah 'mengaudisi' calon Sekda Provinsi DKI Jakarta. Diharapkan Jokowi memilih sekda yang telah berpengalaman dan mampu mengimbangi gaya kerjanya yang selalu turun ke lapangan.
"Harus yang muda, enerjik dan mau turun ke lapangan. Karena Sekda ini harus bisa mengimbangi gaya gubernur dan wakil gubenrur DKI Jakarta," ujar pengamat perkotaan, Yayat Supriyatna saat dihubungi, Minggu (23/6).
Yayat mengatakan, Sekda Pemprov DKI ini nantinya akan bersentuhan langsung dengan masyarakat. Oleh karenanya dibtuhkan orang yang mampu mengenali wilayah dan karakter warga DKI. Sekda juga harus mampu menguasai masalah teknis di lapangan untuk memberi masukan kepada gubernur dan wakil gubernur DKI.
"Nantinnya kan juga yang mengatur camat dan lurah hasil seleksi tentunya Sekda. Karena itu, Sekda yang tidak punya pengalaman teknis akan kesulitan untuk itu," ujarnya.
Yayat juga menilai faktor usia menjadi hal yang harus dipertimbangkan Jokowi dalam memilih sekda. Sebaiknya Jokowi tidak memilih sekda yang sudah masuk masa pensiun.
"Carilah yang muda, enerjik dan tidak punya kepentingan untuk mencari kekayaan," katanya.
Saat ini Jokowi tengah mengaudisi sembilan pejabat DKI untuk menjadi pengganti Fadjar Panjaitan, Sekda DKI sebelumnya. Fadjar mengundurkan diri dari jabatannya karena menjadi caleg untuk DPRD DKI 2014-2019 dari PDIP.

Berikut nama-nama calon Sekda DKI yang ikut seleksi:
  1. Asisten Sekda Bidang Pembangunan dan Lingkungan Hidup, Wiriyatmoko.
  2. Asisten Sekda Bidang Pemerintahan, Sylviana Murni.
  3. Asisten Sekda Bidang Perekonomian dan Administrasi, Hasan Basri Saleh.
  4. Inspektur Provinsi, Franky Mangatas Panjaitan.
  5. Kepala Badan Penanaman Modal dan Promosi, Catur Laswanto.
  6. Kepala Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD), DKI Mochammad Tauchid Tjakraamidjaja.
  7. Kepala Dinas Pendidikan, Taufik Yudi Mulyanto.
  8. Wali Kota Jakarta Pusat, Saefullah.
  9. Wali Kota Jakarta Utara, Bambang Sugiyono.

Sumber :
detik.com

Pembangun Proyek Monorel Masih Harapkan Restu dari Jokowi

Proyek pembangunan moda transportasi massal monorel saat ini sedang berproses. Ortus Holdings Ltd, sebagai pemilik PT Jakarta Monorel, pemenang proyek tersebut meminta restu dari Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) untuk menjalankan proyek tersebut dengan baik.
"Tentunya atas restu dan kepemimpinan Bapak Gubernur DKI dan pimpinan lain dilingkungan DKI, serta dukungan Bapak Menteri BUMN dan pemimpin nasional lainnya, kami yakin akan mampu melaksanakan tugas sesuai fungsi kami sebagai pengembang dan pengelola jasa transportasi massal," ujar pemilik perusahaan Ortus Holdings Ltd, Edward Soeryadjaya melalui siaran pers yang diterima detikcom, Minggu (23/6/2013).
Edward mengatakan, penunjukan PT Jakarta Monorel untuk membangun proyek monorel merupakan sebuah tanggung jawab untuk menghadirkan sistem moda trasnportasi massal modern di Jakarta. Terlebih monorel dianggap sebagai moda trasnportasi massal yang teruji dan efisien.
"Untuk itu tanggung jawab dan kewajiban untuk ikut menghadirkan solusi atas masalah transportasi umum di Jakarta ini, kami terima dengan penuh rasa hormat dan pasti akan kami laksanakan dengan penuh tanggung jawab," kata Edward.
Edward yakin perusahaannya mampu menjalankan dan menghadirkan moda transportasi monorel di Jakarta. Saat ini tiang-tiang pancang yang sudah didirikan oleh PT Adhi Karya, kini sudah dilunasi PT Jakarta Monorel.
"Semua ini dalam rangka pemenuhan komitmen yang telah dicanangkan pemimpin DKI Jakarta untuk pengembangan dan pembangunan Jakarta yang lebih maju dan lebih layak huni sebagai ibukota negara yang dapat mengangkat harkat dan martabat bangsa," jelasnya.


Sumber :
detik.com

Jokowi Butuh 4 Tahun untuk Buat Jakarta Night Festival Jadi Sempurna

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) berencana akan membuat gelaran Jakarta Night Festival di tahun depan. Tentunya, Jokowi akan membuat pesta muda-mudi itu lebih meriah dibanding tahun ini.
"Mungkin tahun depan akan digabung-gabungkan dengan tenda-tenda kuliner dan industri kreatif," ujar Jokowi usai acara pameran Forever Green Indonesia di Grand Indonesia Shopping Town, Jakarta, Minggu (23/6/2013).
Selain itu, Jokowi juga akan membuat gelaran Jakarta Night Festival menjadi acara yang peduli lingkungan. "Termasuk gaya hidup hijau," sambungnya.
Jokowi mengaku acara Jakarta Night Festival tadi malam memang banyak kekurangan. Namun, dia cukup puas terhadap pelaksanaan pesta muda-mudi tersebut.
"Tapi dalam sisi kegembiraan masyarakat sudah kena," jelasnya.
Untuk menjadikan acara Jakarta Night Festival lebih meriah dan tertata rapi, Jokowi membutuhkan waktu panjang. Dia menuturkan, perlu 3 sampai 4 tahun untuk membuat acara ini sempurna.
"Ini harus dievaluasi diperbaiki, tapi ini butuh 3 sampai 4 tahun baru bisa. Lama itu waktunya, tidak sebentar," ungkapnya.


Sumber :
detik.com

Bondan Prakoso: Jokowi itu Gubernur Rock 'n Roll

Puncak perayaan HUT DKI ke-486 dirayakan serentak oleh artis-artis ternama ibu kota. Acara ini digelar di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta. Salah satu band yang didaulat untuk memeriahkan acara tersebut adalah Bondan Fade 2 Black.
Band beraliran Rap Rock ini mengaku sangat berterima kasih dan puas bisa tampil di panggung megah dan spektakuler itu. Hal tersebut disampaikan langsung oleh vokalis dan pemain bass dari band tersebut, Bondan Prakoso.
"Tentang ulang tahun Jakarta, memang ini yang termeriah menurut saya, panggung hiburan semua untuk rakyat. Alhamdulillah saya mendapat kehormatan untuk mengisi acara ini, dan luar biasa ini emang meriah, Jakarta rame banget," kata Bondan saat ditemui merdeka.com di tenda artis panggung utama, Monas, Jakarta, Sabtu (22/6/2013).
Dalam kesempatan tersebut, Bondan mengaku sangat kagum dengan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi). Bondan juga tak henti-hentinya memuji Jokowi. Menurut Bondan Jokowi adalah orang yang peduli dan membumi.
"Orangnya luwes dan welcome banget kepada siapa saja. Bisa mendengar langsung keluhan dari masyarakat Jakarta. Orang yang bagi saya tegas juga cerdas dan pintar, lalu pro rakyat. Itu menurut saya berarti beliau peduli dan membumi," ujar Bondan.
Mantan penyanyi cilik ini mengaku pertama kali bertemu dengan mantan wali kota Solo tersebut saat konser band alternative rock asal Inggris, Arkarna yang beberapa waktu lalu tampil juga di Jakarta bersama Jokowi.
Selain itu, Bondan menganggap Jokowi adalah sosok Gubernur yang Rock 'n Roll. Anggapan tersebut ia dapat dari pandangannya melalui kaca mata musisi.
"Gini, kalau istilahnya Rock 'n Roll itu attitude ya, tingkah laku dan tentang sikap. Istilah gampangnya cuek. Cuek bukan dalam artian tidak berpikir apa-apa, ini dalam artian semuanya penuh dengan persiapan, persiapan yang dilakukan Pak Jokowi dalam memimpin ibukota dengan gaya khasnya," ujar pelantun lagu anak-anak 'Lumba-lumba' ini.
Kekaguman Bondan pada Jokowi juga disampaikannya melalui istilah dalam permainan musik. Bondan menganggap Jokowi adalah sosok yang berani bermain musik dengan lepas tanpa ada tekanan dari penonton. Dalam hal ini Jokowi dianggap berani memimpin Jakarta tanpa ada ketakutan dari masyarakat.
"Pak Jokowi tetap Rock 'n Roll dalam bahasa saya, kalau di musik itu istilah kerennya plug and play. Colok ke alat musik, dan elo langsung maen. Udah elo maenin musik, elo sendiri aja, enggak usah peduli sama musik lain, jalankan aja. Just do it!" imbuh Bondan.


Sumber :
merdeka.com

Ulasan Tempo: Plus-Minus Jokowi Jadi Capres 2014

Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia Dodi Ambardi mengatakan, Gubernur Joko Widodo cukup berpeluang untuk maju sebagai calon presiden 2014. Sejumlah hasil survei capres 2014 menunjukkan Jokowi berpeluang menang Pemilu. "Momentum besar buat dia," katanya kepada Tempo.
Menurut Dodi, posisi Jokowi sebagai terpopuler dalam sejumlah lembaga survei memberikan keuntungan. Popularitas Jokowi makin melejit setelah berhasil menjadi Gubernur DKI Jakarta September 2012. Bagi kalangan politisi, kata dia, ini adalah momentum yang tepat bagi Jokowi untuk menjadi presiden. (Baca:Jokowi Calon Presiden Alternatif Paling Potensial)
"Belum tentu tahun 2019 dia bakal tetap populer dan memiliki momentum seperti ini," kata Dodi.
Sesuai survei BPS tahun 2010, jumlah masyarakat perkotaan di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 10 angka menjadi 50 persen. Kondisi itu membuat peluang Jokowi untuk menjadi presiden terbuka lebar. Namun, Jokowi bisa terganjal dengan janjinya untuk menuntaskan lima tahun masa jabatan gubernur DKI Jakarta. Lawan politik akan menuding Jokowi melanggar janjinya. Publik juga kemungkinan menilai Jokowi tidak konsisten dengan ucapannya.
Selain itu, publik yang berpendidikan--basis utama pendukung Jokowi--cenderung menyukai pemimpin yang benar-benar merintis karir politiknya. Karir politikus yang ideal, kata Dodi, adalah orang yang benar-benar memulai karirnya dari tingkatan terkecil. Ini mirip dengan perjalanan politik Presiden Amerika Serikat Barrack Obama. (Baca: Kongres Dukung Jokowi Presiden 2014 di Bandung)
Dodi menjelaskan, Obama memulai karir politiknya dengan menjadi aktivis lingkungan. Setelah itu, dia menjadi aktivis tingkat kota hingga akhirnya menjadi senator negara bagian. Di mata publik, politikus itu sudah terbukti pada tingkatan yang lebih kecil sebelum menjadi presiden.
Jokowi hingga saat ini dinilai belum menghasilkan perubahan yang berarti di Jakarta. Program kerjanya sebagai gubernur masih belum bisa dinilai karena masa jabatannya masih terlalu singkat. Saat ini, masih terdapat keraguan apakah Jokowi mampu membenahi masalah banjir dan macet yang sudah akut di ibukota.
"Dia saat ini adalah unproven leader, pemimpin yang belum terbukti kerjanya," katanya. Begitu pun saat menjadi Wali Kota Solo. Banyak pihak yang menilai bahwa keberhasilan Jokowi sebagai wali kota tidak lepas dari peran wakilnya, FX Rudi Hadyatmo.
Karena itu, Jokowi diminta untuk membuktikan dulu keberhasilan sebagai pemimpin sebelum memutuskan menjadi presiden. "Memang harus mengambil risiko. Kalau berhasil di Jakarta prospeknya sangat kuat, tapi kalau gagal momentum yang sangat bagus akan lewat," ujarnya.


Sumber :
tempo.co

Ulasan Okezone: Jokowi Tampil Beda yang Lain Jangan Nyinyir

Gaya kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo sukses menyedot perhatian warga Ibu Kota. Berbagai acara yang merakyat digelar pria asal Solo itu. Pengamat Politik menilai, Jokowi ingin tampil beda dibandingkan pemimpin lainnya.
"Kalau menurut saya dia ingin tampil beda, itu sah-sah saja," kata Pengamat Politik Unpad, Dedy Mulyana kepada Okezone, Sabtu (22/6/2013).
Dia tak melihat gaya Jokowi meniru tokoh lainnya termasuk mantan Presiden Soekarno. Dedy yakin, kedekatan dengan warga murni gaya Jokowi tanpa dibuat-buat. "Ini khas Jokowi," singkatnya.
Dampak dari kedekatan Jokowi dengan warga tentu positif. Namun, akan sulit menembak apakah ada agenda tersembunyi atau tidak dibalik kegiatan Jokowi. Soal isu pencapresan Jokowi, Dedy menyarankan tidak pada Pemilu 2014.
"Mendingan tuntaskan dulu Jakarta, peluang Capres akan lebih terbuka," ungkapnya.
Sebaliknya, jika Jokowi gagal memimpin Ibu Kota, maka dampak buruknya juga akan besar. "Lebih baik dia (Jokowi) sabar. Jangan sampai dianggap oportunis," cetusnya.
Sementara, Pengamat Politik AS Hikam berharap tidak ada yang cerewet dengan banyaknya pesta rakyat yang digelar Jokowi. Dia menilai, hingga saat ini tidak ada yang salah jika Jokowi membuat acara yang menghibur warga.
"Jokowi itu memang disukai rakyat dan dia tahu cara membuat rakyat dekat dengan pemerintah. Jokowi apa adanya, pestanya dengan banyak orang, jadi jangan ada yang nyinyir (cerewet)," kata dia.
Menurutnya, beragam acara yang melibatkan warga Ibu Kota merupakan bagian dari Jokowi bersosialisasi. Selama ini, pemerintah dikenal jauh dengan rakyatnya. "Dia punya strategi pendekatan komunikasi dengan rakyat begitu, bukan hanya memerintah sana sini," tegasnya.
Kalau pemimpin dekat dengan rakyat, kemungkinan besar program pemerintah juga akan mendapat dukungan. Rakyat akan menuruti keinginan Jokowi karena percaya jika mantan wali kota Solo itu sudah dekat.
"Kalau pemimpin tidak dekat, rakyat juga tidak akan mau menuruti," pungkasnya.


Sumber :
okezone.com

Jokowi: Yang Lempari Bus Persib Tidak Menghargai Tamu

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) kembali berkomentar tentang insiden pelemparan bus Persib Bandung oleh sejumlah suporter kemarin. Ia kecewa karena suporter melanggar janjinya.
Seperti diketahui, kemarin sore bus Persib yang hendak menuju Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, untuk bertanding melawan Persija Jakarta, dilempari dan dirusak oleh sejumlah orang beratribut klub Persija.
Akibatnya, selain bus hancur, Persib memutuskan tidak ke stadion dan urung bertanding.
"Dan yang semalam (maksudnya sore –-red) jadi catatan jelek kita," ujar Jokowi usai meninjau Pameran Forever Green Indonesia, di Grand Indonesia Shopping Town, Jakarta, Minggu (23/6/2013), siang.
"Pertama, kita tidak menghargai tamu, dan kedua pertandingan dibatalkan. Sanksinya kita tunggu dari Polda," sambungnya.
Ia juga merasa heran kenapa insiden anarkis seperti itu masih saja terjadi. Padahal ia pernah bertemu dengan kelompok suporter Persija dan mereka bersepakat untuk lebih tertib.
"Dulu 'kan sudah saya kumpulkan. Ada kesepakatan tidak ini, tidak ini. Tapi kenyataanya," tukasnya.
Salah satu efek besar dari insiden tersebut adalah, ribuan bobotoh di Bandung sempat "menutup" kawasan Jln. Pasteur. Mereka sempat melakukan sweeping pada mobil-mobil berplat 'B' sambil menunggu kepulangan rombongan Persib, yang ternyata tidak kembali ke kota mereka itu.
Hingga kini juga belum ada keputusan dari pihak Liga maupun PSSI terkait insiden tersebut, termasuk konsekuensi dari batalnya pertandingan. Pelatih Persija Benny Dollo berharap timnya dinyatakan menang WO karena tim lawan tidak hadir ke lapangan, sedangkan kubu Persib meminta penjadwalan ulang.


Sumber :
detik.com

Tiang Monorail Akan Dipercantik Dengan Hamparan Bunga

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) seusai menghadiri peluncuran Green Forever Indonesia, menyatakan akan Hijaukan tiang-tiang monorail dengan bunga dan mengharapkan dukungan dari Asosiasi Bunga Indonesia, Minggu (23/6/2013).

Jokowi Ingin Semua Mal di Jakarta Adopsi Taman Indoor

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengaku senang dengan adanya konsep taman yang berada di dalam mal. Ke depannya, Jokowi berharap agar bangunan-bangunan di Jakarta dihiasi tumbuhan hijau agar udara di ibu kota terasa segar.
"Saya menghargai pameran ini, masa kita sih melihat ke kanan, ke kiri tembok-tembok semua," kata Jokowi usai meninjau pameran Forever Green Indonesia, di Grand Indonesia Shopping Town, Jakarta, Minggu (23/6/2013).
Pameran Forever Green Indonesia adalah pameran dengan konsep ruang terbuka hijau yang berada di dalam mall atau gedung. Konsep ini diprakasai oleh Asosiasi Bunga Indonesia.
Jokowi berharap agar seluruh mal di Jakarta meniru konsep ini. Bahkan, pojok-pojok mal yang hanya ditumbuhi 'hutan beton' harus dihiasi tumbuhan hijau.
"Ini kan baru 1 mal, nanti pojok-pojok mal semuanya lunak, tembok juga harus lunak," terangnya.


Sumber :
detik.com

Ketika Jokowi Kejutkan Pengunjung Mal

Aktivitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi), Minggu (23/6/2013) siang, tampak sedikit berbeda. Jika biasanya blusukan ke kampung-kampung kumuh, kali ini Jokowi tampak di antara gemerlap pusat perbelanjaan, Grand Indonesia, Jakarta.
Sedang apa Pak Gubernur di sana?
Rupanya, Jokowi dijadwalkan menghadiri acara Forever Green Indonesia 2013 yang diselenggarakan Asbindo (Asosiasi Bunga Indonesia). Jokowi hadir dengan mengenakan kemeja putih berlengan panjang. Dia disambut beberapa anggota panitia di lobi mal.
Menaiki eskalator lantai demi lantai, Jokowi yang dikawal tiga ajudannya menjadi pusat perhatian para pengunjung pusat perbelanjaan.
"Eh, ada Jokowi, Jokowi," ujar salah seorang ibu sambil mengeluarkan ponselnya dan langsung mengabadikan sang Gubernur.
Jokowi tersenyum. Beberapa pengunjung pun tampak mengikutinya.
Syailendra, seorang pengunjung Grand Indonesia, mengaku terkejut dengan kehadiran Jokowi di mal. Pasalnya, kata Syailendra, menurut pemberitaan di media massa, Jokowi lebih sering muncul di kampung kumuh, bantaran kali, dan di permukiman warga, bukan di mal seperti hari ini.
"Tapi enggak apa-apa lah, biar Jokowi tahu juga kehidupan middle class di Jakarta itu gimana. Kan jumlahnya paling banyak tuh," ujar pemuda 23 tahun itu.
Saat dimintai komentarnya seusai acara, Jokowi mengaku jarang bepergian ke pusat perbelanjaan. Namun, kali ini dia tertarik pada acara yang dihadirinya itu. "Saya lihat acaranya bagus, menarik, makanya ke sini," ujarnya.


Sumber :
kompas.com

Jokowi Hadiri Peluncuran "Ruang Terbuka Hijau Dalam Mal"

Hari ini Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menghadiri peluncuran Green Forever Indonesia. Konsep program ini adalah ruang terbuka hijau di dalam mal.
Dikawal ajudan, Jokowi tiba di Mal Grand Indonesia, Jakarta Pusat, sekitar pukul 11.30 WIB, Minggu (23/6/2013). Jokowi disambut panitia dan dikalungi bunga serta diajak berkeliling melihat tanaman-tanaman di tempat acara.
Ketua Umum Asosiasi Bunga Indonesia Glen Pardede menyatakan ruang terbuka hijau di mal, mempunyai banyak fungsi. Selain untuk keasrian lingkungan, tanaman-tanaman di dalam mal bisa mengurangi "sick bionic syndrome".
"Tentu saja, juga meningkatkan produktifitas," kata Glen.


Pertama kali Terjadi di Indonesia, Gubernur Ikut Lari

Untuk pertama kalinya sejak event Jakarta 10K dihelat, baru kali ini seorang gubernurnya, Joko Widodo, turun ke trek dan ikut berlari bersama masyarakat.
Seakan tak kehabisan tenaga, Jokowi yang seharian kemarin sibuk di berbagai acara HUT ke-486 ibukota Jakarta, awalnya hanya dijadwalkan melepas lomba Jakarta International 10K 2013, Minggu (23/6) pagi, di kawasan Silang Monas Barat Daya.
Menjelang start pukul 06.30 WIB, Jokowi muncul di podium dengan penampilan yang "mengejutkan". Ia mengenakan t-shirt warna hijau yang memang telah disiapkan panitia, tapi celana pendek dan sepatu kets yang ia pakai membuatnya tampak tidak formal.
Tanpa pidato panjang lebar, Jokowi hanya mengucapkan dua kalimat dengan alat pengeras suara dari atas podium. Sambil mengibarkan bendera start, ia berseru: "Selamat pagi warga Jakarta. Dengan kata Bismillah, Jakarta International 10K dibuka."
Lomba pun dimulai. Puluhan pelari elite internasional dan nasional pun mulai mengayuh kakinya. Di belakang mereka adalah pelari buffer, lalu peserta umum dan pelajar.
Jokowi sempat terlihat berbincang-bincang dengan para undangan lain di atas podium, dan meladeni permintaan sejumlah ibu-ibu untuk berfoto bersama.
Sejurus kemudian, tidak disangka-sangka ia meloncat turun dari atas podium. Rupaya ia ingin ikut berlari. Maka, tentu saja dengan didampingi sejumlah pengawal, ia dengan ekspresi wajah riang gembira berlari dari Silang Monas Barat Daya, tempat start. Aksinya itu tak pelak mendapat tepuk tangan meriah dari hadiri.
Menurut keterangan panitia kepada detik.com, baru kali ini seorang gubernur ikut terlibat di event lari 10K di Jakarta itu, yang tahun ini memasuki edisi ke-10.
"Sebelumnya Beliau tidak mengatakan apa-apa soal ini. Yang kami tahu, Pak Jokowi memang akan membuka dan melepas secara resmi acara ini. Bahwa dia kemudian ikut lomba, kami merasa surprise sekali," tutur Dennis Harisvianto dari D & D Production selaku event organizer acara yang digagas oleh Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) DKI Jakarta itu.
Berapa waktu yang diperlukan Jokowi untuk menyelesaikan lomba lari sejauh 10 km itu? Tidak juga. Ia hanya berlari sampai Bundaran Hotel Indonesia, sekitar dua km dari titik start. Setelah itu ia meninggalkan arena lomba untuk melakukan aktivitasnya yang lain.
Jakarta International 10K tahun ini, yang disponsori oleh produsen minuman Milo, diklaim pihak penyelenggara diikuti sampai 35 ribu orang.


Sumber :
detik.com

Jokowi Lepas Peserta Jakarta International 10K

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi),pagi ini melepas puluhan ribu peserta Jakarta International 10K dari lapangan Monas, Jakarta, Minggu (23/6/2013).
"Selamat pagi warga Jakarta. Dengan kata Bismillah. Jakarta International 10K dibuka," kata Jokowi di garis start.
Segera setelah melepas para peserta lomba, Jokowi yang mengenakan celana pendek timnas Jerman dan bersepatu kets coklat itu terlihat langsung turun dari podium dan kemudian mengikuti lomba.
Di barisan pertama rombongan pelari itu sendiri tampak pelari elit internasional dan pelari nasional. Berturut-turut kemudian ada peserta dari golongan umum dan pelajar.
Para pelari ini akan menempuh rute Silang Monas Barat Daya-Jalan MH Thamrin-Jalan Jenderal Sudirman-Semanggi-Jalan Jenderal Sudirman-Jalan MH Thamrin-Silang Monas Barat Daya.


Pekik "Hidup Jokowi! Jokowi Jadi Presiden!" Terdengar Nyaring di HUT DKI Jakarta ke-486

Sambutan warga terhadap Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sangat antusias ketika kedua tokoh fenomenal itu tiba di Bundaran Hotel Indonesia Sabtu (22/6/2013) sekitar pukul 22.00 WIB. Jokowi dan Basuki yang berjalan kaki dari Tugu Monumen Nasional itu tak ayal langsung "diserbu" warga Jakarta.
Warga sebelumnya tak mengira akan kedatangan Jokowi dan Basuki memasuki Bundaran HI. Warga yang berkumpul di Bundaran HI masih menikmati suasana malam puncak perayaan HUT ke-486 DKI Jakarta dengan menyaksikan pertunjukan musik dari beberapa panggung di lokasi.
Namun, ketika rombongan Jokowi dan Basuki yang dikawal petugas pengawal, anggota kepolisian, TNI, Satpol PP, dan petugas Dishub memecah kerumunan dan melintasi lokasi, warga menjadi penasaran. Setelah warga mengetahui kedatangan dua pemimpin Jakarta itu barulah mereka datang mengerubuti untuk sekadar melihat atau bersalaman dengan Jokowi dan Basuki.
"Ada Pak Jokowi, hidup Pak Jokowi!," teriak beberapa warga, Sabtu malam. Warga lalu berlari mendekati Gubernur dan Wakil Gubernur DKI. Sembari berjalan, Jokowi bersama Basuki terus mendapat pengawalan dari petugas.
Jokowi sempat berhenti dan bertemu Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono. Setelah itu rombongan kembali berjalan tanpa berhenti. Suasana warga yang berdesakkan pun tidak dapat dihindari. Pasalnya, sejumlah warga ada yang nekat menerobos kerumunan petugas jaga untuk bersalaman dengan Gubernur dan Wakilnya. Tak ayal hal ini membuat para pengawal sempat kewalahan mengatasi "serbuan" warga.
Petugas berusaha agar Jokowi dan Basuki tidak tertahan dengan memecah kerumunan warga. Meski tampak lelah, baik Jokowi atau Basuki tetap menebar senyum kepada warga. Keduanya terlihat bermandi keringat. Beberapa orang terlihat menembus pengawalan petugas untuk masuk bersalaman dengan Jokowi ataupun Basuki. Keduanya pun menyambut antusias warga dengan menyalami balik sembari melempar senyum.
Tidak hanya petugas pengawal yang berdesak-desakan dengan warga, awak media yang setia "menempel" Jokowi dan Basuki pun tak luput dari desak-desakan. Jokowi dan Basuki tidak sempat "mampir" berlama-lama atau memberikan sambutan di Bundaran HI. Keduanya langsung menuju mobil Toyota Innova berwarna hitam dengan nomor polisi B 1124 BH yang telah menanti untuk menjemput.
Beberapa orang terus meneriaki nama Jokowi sebagai presiden Republik Indonesia sebelum Jokowi masuk ke mobil. "Hidup Jokowi! Jokowi jadi presiden!" teriak warga itu.
Sebelum memasuki mobil yang telah menunggu, Jokowi sempat berdiri lebih tinggi dari posisinya dan melihat ke arah warga dan memberikan lambaian. Setelahnya, ia bersama Basuki memasuki mobil, dan mobil pun langsung berangkat meninggalkan kerumunan orang. Banyak warga dengan gumamannya terkesan dengan kehadiran Jokowi-Basuki.


Sumber :
kompas.com