Selasa, 20 Mei 2014

Cara Khofifah Antisipasi Kampanye Negatif Jokowi-JK

Ketua Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa mengakui sudah mengantisipasi adanya kampanye negatif pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK). Khofifah telah ditunjuk sebagai juru bicara Jokowi dalam pemilihan presiden 2014.
"Udara dan daratnya harus nyambung. Posisi Jokowi bukan ketua umum partai. Karena Pak Jokowi itu kemunculannya beliau tidak semaksimal sebelumnya," kata Khofifah di kantor DPP PKB, Jakarta, Selasa (20/5/2014) malam.

Jokowi Bantah Terima uang Kampanye Rp10 Triliun dari JK

Jusuf Kalla disebut memberikan dana sebesar Rp10 triliun kepada tim sukses Joko Widodo-Jusuf Kalla. Dana tersebut dikabarkan untuk modal pemenangan pasangan Jokowi-JK di ajang Pemilihan Presiden 9 Juli nanti.
Jokowi sebagai calon Presiden yang diusung oleh PDIP, Nasdem, PKB dan Hanura membantah kabar yang beredar tersebut. Jokowi mengatakan koalisi akan terus transparan dalam proses Pilpres, agar masyarakat dapat mengetahui aliran dana pemilu yang digunakannya.

Jokowi Ingin Buat Indonesia Lebih Kompetitif di Dunia Internasional

Gubernur DKI Jakarta yang juga calon presiden, Joko Widodo (Jokowi), berencana membawa Indonesia agar lebih diperhitungan dan kompetitif di kancah internasional.
"Iya dong, kita itu kompetisinya dengan negara luar," kata Jokowi usai Rapat Koordinasi Nasional PDIP di Hotel JS Luwansa, Jakarta, (20/5/2014).
Ketika ditanyakan mengenai apakah masalah ekonomi juga akan dibawanya untuk bersaing dengan negara luar, mantan walikota Solo ini mengatakan bahwa semua akan dibenahi secara bertahap.

Muhaimin Kaget Mahfud Membelot ke Prabowo

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) telah kehilangan dukungan Raja Dangdut Rhoma Irama dan mantan Ketua MK Mahfud MD di pemilu presiden (pilpres) 2014.
Kedua tokoh itu lebih memilih pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa daripada pasangan calon yang didukung PKB, Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK).
Menanggapi hal ini, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mengaku tidak merasa kehilangan. Pasalnya, sampai saat ini internal PKB tetap solid mendukung Jokowi-JK.

Jokowi bakal Diserang Isu Capres Boneka Hingga Korupsi Trans-Jakarta

Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 ditengarai akan dipenuhi kampanye negatif. Untuk capres Joko Widodo (Jokowi) diperkirakan bakal diisukan seputar status capres boneka hingga dugaan kasus korupsi pengadaan bus Trans-Jakarta.
Peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI) Ardian Sopa mengungkapkan hal itu dalam paparan hasil survei LSI: Head to Head Jokowi-JK Versus Prabowo Hatta dan Kampanye Negatif, di Gedung LSI, Jakarta (20//2014).
Dia memaparkan ada empat isu negatif Jokowi. Empat isu itu adalah capres boneka yang menyatakan Jokowi akan dikendalikan oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan negara asing,
Kedua, isu Jokowi yang berbohong dan tidak menepati janji menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta selama lima tahun.

Petisi Lingkar 98 untuk Jokowi

Para aktivis yang tergabung dalam Lingkar 98 ancang-ancang untuk memagari Jokowi dari kepentingan segelintir elite politik. Bila Jokowi terpilih menjadi presiden, Lingkar 98 meminta jago yang diusung PDIP, NasDem,PKB dan Hanura itu tetap berada di atas semua golongan.
"Lingkar 98 meminta kepada Jokowi untuk mau menyatakan komitmennya secara tertulis untuk tidak melakukan rangkap jabatan sebagai ketua, atau pengurus partai politik," ujar Koordinator Lingkar 98, Bernard Haloho, dalam keterangan pers Lingkar 98, Selasa (20/52014).

Jokowi Lebih Tahan Terhadap Isu Negatif, Prabowo Sebaliknya

Lingkaran Survei Indonesia (LSI) merilis hasil survei terbaru tentang elektabilitas pasangan calon presiden. Dari survei terakhir LSI diketahui bahwa kampanye negatif akan sangat berpengaruh pada elektabilitas pasangan yang bersaing di pilpres.
Peneliti LSI Ardian Sopa dalam paparan hasil bertajuk "Head to Head Jokowi-JK versus Prabowo-Hatta dan Kampanye Negatif" di Jakarta, Selasa (20/5/2014) mengatakan, isu negatif terhadap kedua pasang capres berpengaruh terhadap keinginan pemilih untuk memilih.

Jokowi garap Jawa-Sumatera, JK fokus Indonesia Timur

Bukan tanpa alasan Rakornas PDIP menghadirkan empat ketua umum partai koalisi pendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Rakornas ternyata sudah memutuskan pembagian tugas Jokowi-JK serta ketua umum partai koalisi dalam kampanye Pilpres 9 Juli mendatang.
"Membagi tugas ketua umum partai, di basis mana yang seharusnya Ibu Mega turun, Pak Surya Paloh turun, Pak Muhaimin turun, Pak Wiranto turun. Karena tidak mungkin ketua umum bersama capres yang turun," kata Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo di arena Rakornas, Hotel JW Luwansa, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (20/5/2014).

Luhut: Tegas Tidak Identik dengan Pemarah

Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan pilihan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Calon Presiden (Capres) dari PDIP Joko Widodo alias Jokowi untuk menetapkan Jusuf Kalla (JK) sebagai Cawapres menunjukkan betapa kerendahan hati dan tekad Pak Jokowi untuk membangun bangsa.
"Beliau (Megawati) sadar bahwa tidak ada orang yang merasa hebat sendiri, bagaimanapun beliau belum berpengalaman dalam memimpin bangsa .

Jalan Kejujuran Menuju Istana

Pasangan Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla sebagai calon presiden dan calon wakil presiden akhirnya berhadapan dengan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa dalam kontestasi perebutan kursi istana pada Pemilu Presiden 2014.
Koalisi parpol yang mengusung JokoJek (Jokowi-Kalla) dan koalisi pesaingnya yang mengusung Prahara (Prabowo-Hatta) memiliki jumlah kursi pendukung di DPR dengan kekuatan yang berbeda. Yang pertama mendapat dukungan total 207 kursi DPR dan yang kedua memperoleh dukungan total 292 kursi.

Saat Panglima TNI di UI Menyebut Jokowi Sebagai Presiden

Penuh semangat dan tegas, inilah gaya Panglima TNI Jenderal Moeldoko saat memberikan ceramah di hadapan rektor Muhammad Anis dan mahasiswa UI. Termasuk ketika Moeldoko berbicara soal pemimpin.
"Teman-teman yang ada di depan saya adalah calon pemimpin masa depan," kata Moeldoko di Balai Sidang Kampus UI, Depok, Selasa (20/5/2014).
Moeldoko lalu membuka kemungkinan kelak nanti akan ada presiden yang berusia sekitar 40 tahun. Sejak era Soekarno, para presiden berusia di atas 50 tahun.
"Kalau sekarang presiden Jokowi sudah mendekati umur kepala 5, mungkin teman-teman nanti jadi presiden di umur 40 tahun," tuturnya.
Moeldoko lalu mengatakan hari ini dua kandidat calon pemimpin bangsa sudah mendaftar di KPU. Salah satu di antara mereka akan memimimpin Indonesia menuju negara yang kuat ekonominya.  [detik]

Relawan Jokowi-JK di Jawa Tengah Mulai Bergerak

Ketua Tim Relawan Ganjar Pranowo mengungkapkan  para relawan di Jawa Tengah sudah bergerak untuk memenangkan pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK) dalam Pilpres 2014

"Para relawan yang jumlahnya tidak kami batasi tersebut sudah mulai bergerak ke sana kemari dengan gaya masing-masing untuk memenangkan Jokowi-JK pada Pemilu Presiden mendatang," katanya di Semarang, Selasa (20/5/2014.

Ganjar mengaku warga berbagai kalangan menghubunginya dan menyatakan kesediaan bergabung menjadi relawan pemenangan Jokowi-JK.

"Berbagai kalangan yang menghubungi saya itu antara lain, dari kelompok pemuda, petani, nelayan, pemuka agama, kelompok profesi, bahkan teman-teman dari partai ingin bergabung menjadi relawan," ujar Gubernur Jawa Tengah itu.

Wiranto: Hary Tanoe Mundur dari Partai Hanura

Ketua Umum Partai Hanura Wiranto mengatakan Hary Tanoesoedibjo (HT) akan segera mundur dari posisinya sebagai kader Partai Hanura terkait dukungannya kepada pasangan Capres/Cawapres Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa.
"Kami sudah perbincangkan dengan cara elegan bahwa HT akan resign karena beliau mendukung Prabowo-Hatta, sekaligus Jokowi-JK kan tidak mungkin secara partai," kata Wiranto di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Selasa (20/5/2014).
Wiranto mengatakan keputusan HT untuk mundur diambil lantaran dukungan HT terhadap dua tokoh capres/cawapres yang tidak memungkinkan secara institusi Partai Hanura yang telah menyatakan dukungan kepada pasangan capres/cawapres Jokowi-Jusuf Kalla saja.
"Saya sudah berbicara di internal Hanura, bahwa posisi HT selain sebagai pengurus juga sebagai pengusaha yang banyak teman. Beliau akrab dengan kedua tokoh (Prabowo dan Jokowi) maka beliau akan bantu keduanya sebagai sahabat.

Puan: Jokowi-JK Akan Rangkul Kader yang Membelot

PDIP tidak khawatir dengan manuver politik sejumlah kader partai pengusung Jokowi-Jusuf Kalla (JK) yang membelot membela Prabowo-Hatta. Bagi PDIP mendukung atau tidak merupakan bagian dari pilihan politik.
"Itu pilihan politik. Kami tidak bisa melarang atau meminta mereka berpihak," kata Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP PDIP, Puan Maharani kepada wartawan saat rehat rapat kordinasi nasional pemenangan Jokowi-JK di Hotel JS. Luwansa, Jakarta Selatan, Selasa (20/5/2014).

Survei Terbaru: JokowiJek 35,42%, Prahara 22,75%

Bergabungnya Partai Golkar untuk mengusung Duet Prahara (Prabowo Subianto sebagai capres dan Hatta Rajasa sebagai cawapres) membuat banyak pihak menduga koalisi Indonesia Raya semakin kuat. Dengan perolehan suara sebesar 15 persen dalam Pileg 2014 lalu, dukungan terhadap mantan Danjen Kopassus tersebut menjadi 48 persen.Sebaliknya, koalisi partai pendukung Jokowi-Jusuf Kalla tidak lagi unggul. Jika digabung, maka secara keseluruhan perolehan suara tingkat partai hanya mencapai 40 persen.

Jenderal Moeldoko Puji Jokowi

Panglima TNI, Jenderal Moeldoko menilai, Indonesia ke depannya akan dipimpin kaum muda. Contohnya, calon presiden dari PDIP Joko Widodo.
Menurut dia, mantan wali kota Solo itu salah satu orang muda yang berani mencalonkan diri sebagai presiden. Untuk diketahui, Jokowi lahir pada 21 Juni 1961.
"Jokowi umurnya mungkin kurang kepala lima (50 tahun), mungkin juga kawan-kawan (mahasiswa UI) bisa jadi presiden," ujar Moeldoko saat jadi pembicara di acara 'Peran Perguruan Tinggi Dalam Memelihara Pertahanan dan Ketahanan' di Balai Sidang Kampus UI, Depok, Jawa Barat, Selasa (20/5/2014).

Efek Jokowi Masih Terasa di Bursa Saham

Pasar rupanya masih terpengaruh oleh pergerakan politik terkait Joko Widodo atau Jokowi. Setelah IHSG sempat menguat paska Jokowi dicalonkan jadi Presiden, kini pasar terlihat tidak stabil dengan belum pastinya status pencalonan Jokowi.
"Pasar terlihat agak kecewa ketika jalan Jokowi tersendat, investor was-was," ujar Ekonomist OCBC Bank, Wellian Wiranto di Jakarta, Selasa (20/5/2014).
Kondisi ini diperkirakan masih berlanjut hingga Juli mendatang. Pasar diprediksi kembali stabil ketika sudah jelas siapa yang akan memimpin Indonesia selanjutnya.

Pengawalan Khusus untuk Para Capres

Usai KPU menetapkan pasangan calon presiden dan wakil presiden secara resmi, Polri segera mengerahkan anggotanya untuk melakukan pengamanan dan pengawalan.
Para pengawal yang akan dikerahkan lengkap dengan seragam dinas maupun berpakaian preman.
"Kita telah menyediakan pengaman VIP untuk enam pasangan calon yang datang dari berbagai unsur. Mulai dari masalah pengamanan rute jalan raya, pengawalan pribadi, dokter-perawat turut serta dalam kegiatan calon presiden dan akan terus mendampingi sampai dilantiknya presiden terpilih," ujar Karo Penmas Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar di Humas Polri, Jakarta, Selasa (20/5/2014).

PDIP Siap Terima Pembelot dari Golkar

Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Tjahjo Kumolo, menyatakan kubunya siap menampung dukungan kader dan simpatisan Partai Golkar yang mendukung duet JokoJek (Joko Widodo-Jusuf Kalla). Tjahjo yakin duet JokoJek akan meraup suara dari massa partai berlambang pohon beringin itu pada Pilpres 9 Juli mendatang.
"Kita terbuka, siapa pun," kata Tjahjo di sela-sela Rapat Koordinasi Nasional PDIP di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta, Selasa (20/5/2014).

Tahu Benar Sifat Prabowo Menjadikan Luhut Membelot ke Kubu Jokowi

Isu perpecahan di tubuh Partai Golkar paska-keputusan koalisi yang diambil Ketua Umum Aburizal Bakrie makin nyata saja. Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Luhut Pandjaitan menyatakan, siap mundur dari jabatannya karena memilih mendukung pasangan capres/cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla, dibanding pasangan Prabowo-Hatta seperti yang diperintahkan partai.
Luhut beralasan, sebagai mantan pimpinan Prabowo di Kopassus, dia tahu benar sepak terjang anak buahnya tersebut. "Dia (Prabowo) wakil saya selama hampir lima tahun. Saya tahu dia dari A sampai Z," ucap mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan era pemerintahan Presiden Abdurahman Wahid ini saat menggelar jumpa pers Selasa (20/5/2014).

Akhirnya Senior Golkar Ikut Membelot ke Jokowi

Wakil Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) Golkar, Jenderal TNI (Purn) Luhut B Pandjaitan menyatakan tidak sependapat dengan garis kebijakan yang diambil partainya yang mendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
“Saya 'pamit' baik-baik kepada ketum Golkar karena tidak sejalan dengan garis partai yang mendukung pasangan Prabowo-Hatta. Langkah saya ini didukung sejumlah purnawirawan jenderal dan teman-teman tokoh masyarakat. Saya tetap sebagai pendukung Jokowi, karena menurut saya Jokowi adalah calon presiden terbaik untuk Pilpres 2014,” tegas Luhut dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (20/5/2014) sore.

Relawan Jokowi-JK Terbentuk di Luwu Raya

Relawan Jokowi-JK akhirnya terbentuk di wilayah Luwu Raya.

Ini Pasukan Berani Mati Golkar Yang Membelot ke Jokowi

Deretan kader muda beranai mati Partai Golkar melawan keputusan Ketua Umum Aburizal Bakrie yang mendukung duet Prahara (Prabowo-Hatta Rajasa). Para kader muda Golkar ini membelot dan mendeklarasikan diri mendukung duet JokoJek (Joko Widodo-Jusuf Kalla).
Deklarasi dukungan digelar di Resto Sari Kuring, Jakarta, Selasa (20/5/2014). Menurut pantauan hadir sejumlah kader muda Partai Golkar di antaranya Andi Sinulingga, Hasanuddin, Roosdinal Salim, Meutya Hafid, Fayakhun Andriadi, Bedjo Rudiantoro, Andi Rahman, Agus Gumiwang Kartasasmita, Emil Abeng, Neil Iskandar, Selina Gita, Tiara Whulandary, Indra J Piliang, Ace Hassan Sadzhili, Eki, dan David.

PKB Ungkap Kenapa Mahfud tak Jadi Cawapres Jokowi

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berharap Mahfud MD tidak kecewa karena tak jadi menjadi cawapres pendamping Jokowi.
Pasalnya, PKB sudah berjuang dan berupaya mengajukan nama Mahfud sebagai cawapres pendamping Jokowi. Namun keputusan akhir berada di tangan PDI Perjuangan dan Megawati Soekarnoputri.
"Saya buka, PKB sampai ujung negosiasi PDIP dan lainnya, Pak Mahfud diusulkan sebagai cawapres, saya saksinya dan tidak ada permasalahan," ujar Ketua DPP PKB Abdul Kadir Karding di Gedung DPR, Senayan, Selasa (20/5/2014).

JK Yakin Simpatisan Golkar Dukung JokoJek

Calon wakil presiden (cawapres) Jusuf Kalla atau yang biasa disapa JK mengatakan,  pemilu presiden (pilpres) adalah memilih figur, bukan memilih partai politik. Oleh karenanya, ia yakin simpatisan Partai Golkar akan memilih duet JokoJek (Jokowi-JK) dalam pilpres Juli mendatang.
Hal ini dikatakan JK menanggapi sikap Partai Golkar yang tidak mendukung dirinya. Partai yang pernah dipimpinnya itu malah mendukung duet calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres), Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Menyusul Rhoma dengan Doa Para Kiai NU, Mahfud Bergabung Dengan Prabowo

Sejumlah kiai di Jawa mengaku kecewa dengan sikap politik Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang dinilai ternyata tak sepenuh hati memperjuangkan Mahfud MD sebagai pendamping bakal calon presiden Joko Widodo.‬
‪Pengasuh Pesantren As-Saidiyah Jamsaren, KH Anwar Iskandar, mengatakan, dengan posisi suara PKB yang berada di atas partai Nasdem dan Hanura dalam koalisi poros Jokowi, semestinya PKB memberikan nilai tawar yang lebih tinggi hingga bisa mendapat posisi cawapres dari kader sendiri.‬

Jokowi Segera Bereskan Kekurangan Syarat Pendaftaran di KPU

Sejumlah syarat yang diajukan pasangan Jokowi-Jusuf Kalla ke KPU disebut masih kurang lengkap. Wasekjen PDI-P Hasto Kristiyanto memastikan bahwa semuanya akan segera dibereskan ke KPU.
"Yang kurang itu hanya susunan tim kampanye, dan laporan harta kekayaan negara. Kesehatan belum. Nanti akan segera diserahkan ke KPU, tim kampanye nanti juga akan mengurus. Pekan ini bisa diselesaikan," papar Hasto di Jakarta, Selasa (20/5/2014).
Pada kesempatan itu, Hasto juga menyatakan pihaknya sedang menyiapkan beberapa nama menjadi juru kampanye bagi pasangan Jokowi-JK. Kemungkinan besar mereka akan diambil dari parpol pendukung.

Nurul Arifin Tak Masalahkan Kader Muda Golkar Dukung JokoJek

Partai Golkar resmi mendukung duet Prahara (Prabowo Subianto-Hatta Rajasa), namun sejumlah kader Partai Golkar mendukung duet JokoJek (Joko Widodo-Jusuf Kalla), tapi Golkar tidak memasalahkan ini.
Wakil Sekretaris Jenderal Golkar Nurul Arifin tidak menganggap serius sejumlah anak muda kader Golkar mendukung JokoJek.
"Menurut saya tidak ada masalah kalau nanti ada kader Golkar yang mendukung JokoJek. Ini kan bentuk demokrasi dalam berpolitik," kata Nurul di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (20/5/2014).

Jokowi Pindahan Setelah Jadi Gubernur Nonaktif

Calon presiden  Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Joko Widodo (Jokowi) bersiap meninggalkan rumah dinas gubernur di Jalan Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat. Sebab, mulai 1 Juni nanti, saat ia berstatus sebagai gubernur non aktif, Jokowi tak boleh lagi menempati rumah yang sudah ditempatinya sejak 1,5 tahun lalu tersebut.
Lalu, di mana Jokowi akan tinggal setelah berstatus sebagai gubernur non aktif? Kepada wartawan, Jokowi mengaku bahwa ia sudah mempersiapkan rumah tinggal baru. "Rumahnya sudah dapat. Nanti dilihat," ujar capres yang berpasangan dengan Jusuf Kalla tersebut, Selasa (20/5/2014).

Ical Minta Kader Golkar yang Dukung Jokowi Mundur

Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) meminta kader partainya yang mendukung duet JokoJek (Joko Widodo-Jusuf Kalla), untuk mundur dari jabatannya.
Hal ini dikatakan Ical saat ditanya mengenai adanya sebagian kader Golkar yang menyatakan dukungan ke JokoJek.
"Gak apa-apa biar saja, tapi dia mesti mundur dari jabatan dia kan," kata Ical, Selasa (20/5/2014).

Resmi Jadi Capres, Jokowi Tetap Bangun Waduk di Ciracas

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kembali membangun waduk baru di Ibu Kota. Kali ini, waduk yang dibangun berada di Kelurahan Rambutan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (20/5/2014).
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) meninjau langsung pembangunan waduk yang baru dimulai sepekan lalu tersebut. Saat Jokowi meninjau lokasi, sudah ada empat eskavator bekerja mengeruk tanah di atas lahan yang dulunya rumah warga.

Sebagian Peserta Konvensi Demokrat Dukung Jokowi-JK

Beberapa peserta konvensi capres Partai Demokrat diam-diam ternyata mendukung pasangan Jokowi-Jusuf Kalla. Hal itu diungkapkan oleh Wasekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto di Jakarta, Selasa (20/5/2014).

Puluhan Kader Muda Golkar Eksodus Dukung Jokowi-JK

Puluhan kader muda Partai Golkar yang menamakan diri Forum Paradigma Gerakan Muda Indonesia (FPGMI) menyatakan mendukung kepada pasangan calon presiden dan calon wakil presiden JokoJek (Joko Widodo dan Jusuf Kalla).
"Kami mendukung pasangan capres-cawapres ini, karena Pak JK (Jusuf Kalla) adalah kader Partai Golkar," kata kader muda Partai Golkar, Andi Sinulingga, di Jakarta, Selasa (20/5/2014).
Menurut dia, banyak kader muda Partai Golkar yang bingung dan kecewa terhadap keputusan politik Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie, yang memutuskan mendukung pasangan capres-cawapres Prahara (Prabowo Subianto-Hatta Rajasa), tanpa melibatkan pengurus DPP maupun ormas dan organisasi sayapnya.

Takut Kalah dengan JokoJek, Prahara Daftar ke KPU Sambil Sebarkan Kampanye Hitam

Ribuan pendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa siang ini mulai membanjiri halaman depan Gedung KPU di Jalan Imam Bonjol Jakarta Pusat. Massa mulai berdatangan sejak pukul 12.00 WIB tadi.

JK: Ical Tak Bisa Paksa Kadernya Pilih Prabowo

Calon Wakil Presiden Jusuf Kalla menyangkal menjadi pihak yang memecah dukungan kader Partai Golkar, lantaran dia mendampingi Joko Widodo maju dalam ajang pemilihan presiden dan wakil presiden tahun ini. Dia justru mengatakan para kader partai berlambang pohon beringin itu tidak bisa dipaksa memilih pemimpin yang bertentangan dengan hati.
"Teman-teman di Golkar itu tentu boleh saja partai punya pilihan. Tapi teman-teman itu sebagai warga negara juga punya pilihan-pilihan tertentu," kata JK kepada wartawan, di sela-sela Rapat Koordinasi Nasional PDIP di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta, Selasa (20/5/2014).

Mobil Wartawan yang Ikut Rangkaian Jokowi Kecelakaan, 2 Orang Luka

Gubernur DKI Jokowi biasa bergerak blusukan ke sejumlah lokasi di Jakarta. Mulai dari pasar sampai waduk. Nah, biasanya wartawan kerap menguntit keberangkatan Jokowi.

Mega Merasa Terbiasa Dikeroyok Parpol

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyatakan tidak gentar menghadapi koalisi partai di kubu Prahara (Prabowo Subianto-Hatta Rajasa).
"PDI Perjuangan kan biasa dikeroyok ya. Jadi ya sudah," ujar Megawati di acara Rapat Koordinasi Nasional PDIP di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Selasa (20/5/2014).
Megawati menyatakan, partainya tetap optimis pasangan JokoJek (Joko Widodo-Jusuf Kalla) akan menang di pemilihan umum presiden pada 9 Juli mendatang. PDIP, kata Mega, memiliki konsolidasi yang lebih mantap karena 10 tahun menjadi partai oposisi pemerintah.

Survei Terbaru: Jokowi Tetap Banyak Lebihnya daripada Prabowo

Calon presiden (Capres) Joko Widodo dan Prabowo Subianto dari sisi popularitas sama-sama dikenal mayoritas pemilih dengan persentase di atas 90 persen.
Berdasarkan survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia bertajuk "Head to Head Jokowi JK versus Prabowo-Hatta dan Kampanye Negatif", tingkat popularitas Jokowi 94,9 persen. Sedangkan Prabowo 93,8 persen. Yang tak kenal Jokowi 5,1 persen dan Prabowo 6,2 persen.
"Tingkat pengenalan kedua kandidat ini tinggi," kata Peneliti LSI Ardian Sopa, dalam paparanya, Selasa (20/5) di Jakarta.
Bagaimana dengan tidak dengan tingkat kesukaan? Ardian memaparkan, dari survei itu diketahui bahwa tingkat kesukaan pemilih terhadap Jokowi adalah 82,7 persens sedangkan Prabowo hanya 72 persen. Yang tak suka Jokowi 10,8 persen dan Prabowo 18,3 persen.

JokowiJek Tak Merasa Terancam Koalisi Gemuk Prahara

Pasangan Prahara (Prabowo-Hatta Radjasa) benar-benar membangun koalisi 'Tenda besar' dengan menggabungkan semua kekuatan partai politik. Koalisi ini dibuat tentunya dengan tujuan untuk bertarung melawan pasangan JokoJek (Jokowi-Jusuf Kalla) yang hanya diusung empat parpol.
Hingga sejauh ini, Prabowo-Hatta sudah jelas diusung Gerindra, Golkar, PAN, PPP, dan PKS, serta kemungkinan ditambah Partai Demokrat. Namun menurut Sekjen PDI-P, Tjahjo Kumolo, pihaknya tak terlalu mempermasalahkan hal itu.

Gerindra Yakin Prabowo Akan Libas Jokowi Dengan Mudah

Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta M Taufik optimis pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa bakal menang dalam pertarungan Pilpres 9 Juli nanti. Gerindra Jakarta memiliki keyakinan penuh bila Prabowo-Hatta mampu menaklukkan Jokowi-JK dalam satu putaran.
"Optimis dan yakin menang, target menang satu putaran," kata Taufik kepada wartawan di KPU, Jakarta, Selasa (20/5/2014).
Lebih lanjut, Taufik menegaskan, rakyat sekarang ini sudah semakin cerdas, dalam menentukan siapa capres dan cawapres yang pantas untuk memimpin bangsa ke depannya.

Tak Berani Oposisi, Ayooo...Demokrat Mau Kemana?

Partai Demokrat hingga kini belum menentukan sikap di Pilpres 2014, apakah akan berkoalisi atau oposisi. Menanggapi hal itu, Pakar Komunikasi Politik Universitas Indonesia (UI) Effendi Gazali memprediksi Partai Demokrat tak akan mengambil langkah oposisi. Ia melihat PD akan merapat ke Partai Gerindra.
"Saya kok yakin PD ke Gerindra," ujar Effendi pada JPNN, Selasa (20/5/2014).
Mantan panitia komite konvensi PD itu melihat ada tiga hal yang mendasari partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu untuk merapat ke Partai Gerindra.

Beli Sayur, Jokowi Malah Bertemu Mantan Tetangga

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) kembali meresmikan pasar tradisional yang baru selesai direvitalisasi. Kali ini, yang diresmikan adalah Pasar Pos Pengumben, Kelurahan Sukabumi Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Selasa (20/5/2014).

Jokowi Resmikan Pasar Pos Pengumben

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Pasar Pos Pengumben, Kantor Kelurahan Sukabumi Selatan Jakarta Barat, Selasa (20/5/2014). Pasar tersebut merupakan salah satu dari enam pasar yang sudah dibangun tapi belum diresmikan.
"Dengan ucapan Bismillahirrohamanirahim, Pasar Pos Pengumben, Jakarta Barat saya resmikan," kata Jokowi saat meresmikan pasar tersebut.
Pasar Pos Pengumben merupakan pasar yang diresmikan kedua setelah sebelumnya pada Jumat (16/5/2014) lalu Pasar Jembatan Dua, Jakarta Barat. Empat pasar selanjutnya yang akan diresmikan adalah Pasar Gembrong, Pasar Cikini Gold Center, Pasar Kelapa Gading, dan Pasar Gondangdia.

Nusron Wahid Atas Nama Ansor, Politisi Golkar Ini Membelot Dukung Jokowi

Politikus Golkar Nusron Wahid kemarin tampak datang dalam acara deklarasi capres-cawapres Jokowi-Jusuf Kalla di Gedung Joang, Jakarta Pusat. Kedatangan Nusron ini tidak mewakili partainya, melainkan sebagai Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor.
"Saya atas nama warga negara, masa nggak bisa. Atas nama Ansor juga, tokoh muda NU," kata Nusron Wahid saat dihubungi merdeka.com, Selasa (20/5/2014).
Nusron mengatakan, kedatangannya untuk mendukung Jusuf Kalla lantaran cawapres Jokowi tersebut merupakan tokoh NU dan menjabat sebagai Dewan Mustasyar NU.
"Pak JK kan Dewan Mustasyar NU. Kalau orang NU punya hajat ya kita gotong royong kita dukung," papar mantan Ketua Umum PB Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) tersebut.

Meski Senior, JK Tetap Hormati Jokowi

PDI Perjuangan bersama sejumlah parpol mitra koalisinya mengusung Jusuf Kalla (JK) sebagai cawapres mendampingi Joko Widodo (Jokowi). Meski dianggap berpengalaman dalam urusan kepemerintahan, namun kewenangan JK tak akan melangkahi jabatan Jokowi.
Juru Bicara JK, Poempida Hidayatulloh mengatakan, dalam mengambil keputusan JK tentunya akan berkordinasi dengan Jokowi. Kalau nanti pasangan calon tersebut terpilih, keduannya akan menjadi pemimpin yang sama-sama proaktif dan kordinatif.
"Pak JK itu adalah orang yang sangat santun dan dapat menempatkan diri sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya," kata Poempida saat dihubungi Republika, Selasa (20/5/2014).

Relawan Jokowi-JK Gelar Donor Darah

Relawan Joko Widodo - Jusuf Kalla (Jokowi-JK) yang tergabung dalam Lapak Jokowi Papua di Jayapura menggelar aksi donor darah, Selasa (20/5/2014).

Tes Kesehatan, Jokowi Pilih Hari Kamis

Pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla lebih memilih tes kesehatan pada Kamis, 22 Mei 2014, atau sehari sebelum penutupan tes kesehatan pada 23 Mei 2014.
"Saya pilih hari Kamis karena memang tes kesehatannya tanggal 20-23 Mei 2014," ujar Jokowi di Balai Kota, Selasa, 20 Mei 2014.
Jokowi sengaja tak mau terburu-buru melakukan tes kesehatan setelah dirinya dan Kalla mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum kemarin. Sebab, menurut dia, perlu ada persiapan dahulu sebelum tes kesehatan.

Reformasi Pajak dan Subsidi BBM bisa jadi Visi Jokowi - JK

Anton Gunawan, ekonom Bank Danamon, menyatakan bahwa pasangan Joko Widodo - Jusuf Kalla memiliki potensi dalam memajukan perekonomian.
Menurutnya ada visi misi dalam memperbaiki perekonomian yang harus dilakukan pasangan ini, yang memiliki sosok JK sebagai praktisi ekonomi.
"Banyak visi misi yang dilakukan seperti mengurangi subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM), ini bisa kita lakukan dengan menyalurkannya ke ke sektor-sektor produktif seperti infrastruktur dan lain-lain," kata Anton di Jakarta, Selasa (20/5/2014).
Anton menambahkan bahwa pembangunan infrastruktur seperti pembangunan jalan transportasi laut memungkinkan dibangun jika subsidi BBM dicabut.

JK: Pilih Mantan Ketum Partai Sendiri Atau Ketum Partai Lain?

Mantan Ketua Umum DPP. Partai Golkar, Jusuf Kalla (JK), didapuk sebagai calon wakil presiden (Cawapres) untuk calon presiden (capres) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Joko Widodo (Jokowi). Namun Partai Golkar sendiri memberikan dukungannya untuk pasangan Prabowo Subianto - Hatta Rajasa.
JK kepada wartawan di kediamannya Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (20/5/2014), mengatakan pada pemilu presiden masyarakat akan memilih figur, dan bukan memilih partai.
Soal ancaman sanksi bagi kader Partai Golkar yang menentang keputusan partai dengan tidak mendukung pasangan Prabowo - Hatta, JK menganggap hal itu bukan lah suatu hal yang patut.

Prahara Unggul Dukungan Parpol, Hasil Pilkada DKI Jilid 2

Pengamat politik Univeristas Pelita Harapan, Victor Silaen menilai di atas kertas, pasangan bakal calon presiden Prabowo Subianto dan bakal calon wakil presiden Hatta Rajasa mendapat dukungan partai politik lebih banyak dibanding pasangan bakal capres Joko Widodo (Jokowi) dan bakal cawapres Jusuf Kalla (JK).
Keputusan Partai Golkar pada detik-detik akhir semakin memperbesar dukungan untuk Prabowo-Hatta.

Ancaman Ical Dianggap Angin Lalu

Partai Golkar akhirnya memutuskan berkoalisi untuk mendukung pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Meski demikian, tak semua elite Golkar mendukung keputusan itu.
Politisi Golkar yang juga jubir Jusuf Kalla (JK) Poempida Hidayatulloh mengakui banyak kader Golkar yang lebih mendukung pasangan Jokowi-JK ketimbang mengikuti kebijakan sang Ketua Umum Aburizal Bakrie (Ical) untuk mendukung Prabowo-Hatta. Golkar pun terancam terbelah di Pilpres 2014.

Ini Visi dan Misi Jokowi-JK

Sebagai dokumen yang wajib diserahkan saat pendaftaran, pasangan bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden (Capres dan Cawapres) Joko Widodo-Jusuf Kalla telah menyerahkan visi dan misi. Pasangan ini memberi judul dan tema besar
"Jalan Perubahan Untuk Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian" terhadap visi-misi yang disesuaikan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) itu.

Ramli: Saya Pengurus Golkar, Kenapa Harus Dukung Prabowo?

Muhammad Ramli Rahim menentang keras keputusan Aburizal Bakrie dan pengurus Partai Golkar lainnya yang mengarahkan dukungan partai pemenang nomor dua pemilu legislatif 2014 itu kepada pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Metro TV = Jokowi, TV One + MNC TV = Prabowo

Ada cerita menarik di balik siaran langsung televisi berita dalam ajang Pilpres 2014. Dukungan berbeda antara pemilik kedua stasiun televisi berita tvOne dan MetroTV tampak pada pemberitaan.
Kemarin, MetroTV menayangkan pendaftaran duet capres-cawapres Joko Widodo dan Jusuf Kalla , tvOne memilih menyiarkan langsung deklarasi Prabowo-Hatta Rajasa, Senin (19/5/2014).

Jokowi Optimistis Anggaran KJP Segera Cair

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menyatakan optimis anggaran Kartu Jakarta Pintar (KJP) bagi siswa yang tidak mampu akan segera dicairkan.
“Anggaran KJP cair sebentar lagi,” kata Jokowi seusai menjadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional di Lapangan IRTI Monas, Jakarta, Selasa (20/5).
Namun ketika ditanya kapan pencairan anggaran KJP dapat dilakukan, Jokowi menyatakan tidak tahu menahu. Dia hanya meminta awak media untuk bertanya kepada instansi yang mencairkan anggaran tersebut, yaitu Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) DKI dan Dinas Pendidikan (Disdik) DKI.

Pilpres 2014 Ulangan dari Pilpres 2004

Dalam pemilihan presiden (Pilpres), pemilih akan menentukan pilihan karena milihat figur sang capres-cawapres. Pemilih tidak terlalu peduli dengan partai apa saja yang mendukung capres-cawapres.
Karena itu, Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA yakin Pilpres 2014 akan mengulangi Pilpres 2004; capres dari koalisi ramping mengalahkan capres koalisi partai yang gemuk. Dalam hal ini, pasangan Jokowi-JK, yang memang didukung koalisi partai dengan persentase yang lebih kecil, aka mirip dengan SBY di 2014, yang akhirnya akan keluar sebagai pemenang.

Kelebihan Jokowi-JK

Peneliti Lembaga Survei Indonesia Adjie Alfarabi mengatakan publik menilai pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla lebih jujur dibandingkan dengan pasangan Prabowo-Hatta Rajasa.
"Publik juga menganggap mereka berdua lebih dekat dengan rakyat," kata Adjie ketika dihubungi, Selasa 20 Mei 2014.
Namun menurut Adjie, dalam survei LSI pada Mei lalu, belum terlihat sosok calon wakil presiden yang mampu meningkatkan elektabilitas calon presiden. Ketika dipasangkan dengan JK ternyata elektabilitas Jokowi tidak naik signifikan.