Minggu, 27 Januari 2013

Jokowi Bantu Wanita yang Pingsan Saat Antre

Seorang wanita jatuh pingsan di tengah kerumunan warga di Jalan Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, yang sedang mengantre untuk mendapatkan sumbangan dari Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Minggu (27/1/2013) siang.

Melihat peristiwa itu, Jokowi langsung menolong wanita itu dan membawanya ke tempat lebih lapang. Sengatan sinar matahari di antara kerumunan warga menyebabkan wanita ini semaput. Jokowi pun membantunya untuk pindah ke sebuah warung di dalam gang.

"Gimana, sudah siuman belum? Dikasih minum dong, sama diolesi minyak kayu putih," kata Jokowi sambil mengamati kondisi si ibu.

Setelah membantu wanita itu dan memastikan kondisinya telah membaik, Jokowi kembali membagikan paket bantuan. Paket bantuan yang diberikan Jokowi berisi satu set seragam sekolah dan lima buku tulis. Barang-barang itu diangkut menggunakan truk satuan polisi pamong praja.


Sumber :
megapolitan.kompas.com

Jokowi: Waduk Pluit Bakal Diperdalam hingga 10 Meter

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo kembali mengunjungi kawasan Muara Baru, Jakarta Utara, Minggu (27/1/2013). Dalam kunjungannya, pria yang akrab disapa Jokowi ini melihat langsung perkembangan wilayah yang telah lebih dari satu minggu tergenang air.

Kali ini Jokowi megunjungi Gang V III, RT 21, RW 17, Muara Baru yang masih tergenang banjir setinggi 10 sentimeter. "Coba ini disedot ini. Ambil penyedot yang di situ (di gang lainnya)," ujar Jokowi saat menyaksikan sisa banjir tersebut.

Mantan Wali Kota Solo yang tiba di Muara Baru sekitar pukul 11:30 WIB ini mengatakan akan memperbesar daya tampung Waduk Pluit karena waduk itu merupakan patokan banjir di Jakarta. "Jadi, Waduk Pluit itu jantungnya. Kalau kita ada banjir ya di situ. Jadi kalau bermasalah seperti sekarang ini, menjadi problem. Sekarang 2-3 meter kedalamannya, itu mau dijadikan 10 meter sehingga berdaya tampung besar," tutur Jokowi.

Namun, rencana untuk memperdalam waduk tersebut bakal tak berjalan mudah. Pasalnya, beberapa tempat sudah dihuni  masyarakat. Rencananya, warga akan mendapat sosialisasi agar bersedia dipindahkan dari kawasan waduk tersebut.

"Mereka juga, kan, diberi solusi ke Marunda atau di tempat lain. Yang itu juga telah disiapkan mebel-mebelnya, tinggal masuk saja. Nanti saya bikin yang semurah-murahnya karena ini menyangkut sebuah kepentingan, bukan income untuk mendapatkan uang dari sewa itu tidak, tapi ini harus menyelesaikan masalah," tuturnya.

Karena adanya kunjungan Gubernur DKI Jakarta ini, Jalan Muara Baru Raya yang hanya dapat dilalui dua ruas kendaraan mendadak macet karena banyak warga langsung mendatangi sang Gubernur.


Sumber :
megapolitan.kompas.com

Jokowi Tinjau Pasar Ikan

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi membagikan bantuan kepada warga yang menjadi korban banjir di Pasar Ikan, RT 11, RW 04, Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.

Jokowi tiba di lokasi tersebut pada Ahad pukul 11.30 WIB dan langsung disambut oleh warga sekitar yang ingin bersalaman. Banjir dengan ketinggian yang bervariasi sudah menggenangi wilayah tersebut sejak Kamis (17/1) lalu dan baru surut pada Rabu (23/1).

Ketinggian air yang merendam rumah warga selama berhari-hari di kawasan tersebut berbeda-beda, yakni mulai dari 40 sentimeter hingga satu meter.
Akan tetapi, bukan hanya banjir yang melanda pemukiman warga, karena setelah banjir surut, wilayah tersebut juga dilanda banjir rob akibat air pasang pada Kamis (24/1).

Di lokasi tersebut, Jokowi membagikan bantuan berupa beras, mie instan, sembako, selimut, uang tunai, buku tulis dan seragam sekolah kepada para korban banjir di wilayah itu.
Hingga berita ini diturunkan, Jokowi masih membagi-bagikan bantuan kepada warga secara langsung satu per satu.


Sumber :
republika.co.id

Jokowi blusukan ke sampah yang menggunung

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengecek tumpukan sampah yang menggunung di pinggir Kali Mati, Kelurahan Gedong Panjang, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.

Jokowi meninggalkan rumah dinasnya pada 09.30 WIB dan tiba di lokasi tersebut pada 10.15 WIB.

Mobil Jokowi berhenti di sebelah Halte Busway Pakin, dan tak lama Jokowi melangkah keluar menuju gunungan sampah di pinggir kali tersebut.

Sekitar lima menit, Jokowi berdiri di atas tumpukan karung-karung sampah dan kayu-kayu bekas untuk mengecek kondisi kali yang dipenuhi sampah.

Tak lama kemudian, sebanyak tiga truk sampah milik Pemerintah Provinsi Pemprov) DKI Jakarta tiba di lokasi dan para petugas kebersihan segera membersihkan dan mengangkut sampah itu ke dalam truk.

Selain tiga truk sampah, ada pula satu escavator di pinggir kali tersebut. Namun, escavator itu sudah ada sejak sebelum Jokowi tiba di lokasi.

Dalam tinjauan yang berlangsung sekitar 20 menit tersebut, Jokowi turut didampingi oleh Kepala dinas Kebersihan DKI Jakarta Unu Nurdin. 



Sumber :
antaranews.com

Hujan Diturunkan di Laut, Jokowi Minta Masyarakat Tetap Waspada

Berbagai upaya dilakukan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk meminimalkan bencana banjir di Ibu Kota. Salah satunya, dilakukannya operasi teknologi modifikasi cuaca di atmosfer untuk mendistribusikan curah hujan di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Kendati demikian, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tetap meminta warga agar waspada banjir. Meskipun potensi hujan besar pada 27 Januari diperkirakan kecil, pasang laut masih di level maksimal 1 meter, tanggul di pantai utara Jakarta juga rawan jebol.
Rekayasa cuaca
Operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) ini merupakan kerja sama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Pesawat Hercules mulai menebar garam dapur di atas Selat Sunda, Sabtu (26/1/2013) pukul 13.32 hingga 15.40, untuk membuat hujan buatan. Hanya sekitar setengah jam setelah 4 ton garam ditebarkan, hujan lebat di atas Selat Sunda pun terjadi.
"Potensi pembentukan awan hujan terpantau radar BPPT berada di atas Selat Sunda, di sebelah barat Kabupaten Pandeglang. Karena itu, pesawat mengarah ke sana untuk menebarkan garam," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Hujan Buatan BPPT Heru Widodo.
Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, operasi TMC dilakukan atas perintah Gubernur DKI Jakarta kepada Kepala BNPB, Jumat pekan lalu. BNPB pun segera merespons dan bekerja sama dengan BPPT.
Menurut Heru, Jokowi meminta agar hujan lebat tidak turun di sekitar Puncak dan Jakarta untuk mencegah terjadi banjir di Jakarta.
BPPT kemudian bekerja sama dengan BNPB membuat hujan buatan dan memasang alat pemecah pembentukan awan hujan.
Rekayasa cuaca ini akan dilakukan selama dua bulan, yaitu 26 Januari-25 Maret 2013, sehingga hujan tidak turun di darat, tetapi langsung di laut. Awan juga direkayasa agar terbentuk di atas laut sehingga hujan pun turun di laut.
TMC ditargetkan akan mampu mengurangi hujan di Jakarta sekitar 30 persen. Dana yang dikeluarkan BNPB mencapai Rp 13 miliar.
Hujan buatan akan dilakukan di pesisir utara Jakarta, di sekitar Selat Sunda, serta di pantai selatan bagian barat Pulau Jawa. Pembuatan hujan ini disesuaikan dengan potensi awan hujan yang terbentuk setiap hari selama musim hujan.
BPPT juga mengoperasikan alat pemecah pembentukan awan hujan. Alat ini dipasang pada menara berketinggian sekitar 50 meter dan sudah dioperasikan lima unit di sekitar Puncak dan 20 unit tersebar di Jakarta. Alat ini bekerja berdasarkan pantauan radar cuaca BPPT.
"Jika terjadi potensi pembentukan awan hujan, awan segera dipecahkan sehingga tidak terjadi hujan," kata Heru.
Pelaksanaan TMC di Jakarta dilakukan dengan mengerahkan empat pesawat terbang, yaitu 1 Hercules C-130 TNI AU dan 3 pesawat CASA 212-200.
Pesawat Hercules yang bisa mengangkut 5 ton-6 ton garam disiapkan di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Pesawat CASA yang berkapasitas angkut sekitar 1 ton garam disiapkan di Lapangan Pondok Cabe, Tangerang.
"Operasional pesawat tergantung kondisi awan. Jika membutuhkan cukup banyak garam, maka dioperasikan pesawat Hercules," kata Sutopo.
Penanganan banjir
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, banjir di Jakarta hingga kemarin masih menggenangi sejumlah wilayah di delapan kelurahan. Jumlah pengungsi sebanyak 3.330 jiwa.
Jokowi mengatakan akan mengevaluasi status tanggap darurat bencana banjir yang telah berlangsung selama 10 hari dan berakhir pada Minggu ini.
Di tempat-tempat yang masih tergenang banjir, Jokowi juga telah memerintahkan agar mobil-mobil pemadam kebakaran menyedot air. Armada pengangkut sampah juga sudah dikerahkan untuk mengangkut sampah sisa banjir.
Penanganan korban banjir masih terkonsentrasi di Jakarta Utara. Jokowi pun berharap pada Minggu ini tidak turun hujan besar. "Mudah-mudahan tidak ada," ujarnya saat mengunjungi lokasi banjir di Luar Batang, Jakarta Utara.
Berdasarkan data BPBD DKI Jakarta, kemarin, kondisi 10 pintu air masih dalam posisi Siaga IV dan satu pintu air di Pasar Ikan dalam posisi Siaga III dengan ketinggian air 194 sentimeter. Ketinggian air di Pintu Air Pasar Ikan ini yang memengaruhi banjir di Pluit dan wilayah sekitarnya yang berbatasan dengan laut.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memprediksi, sepanjang akhir pekan ini cuaca di Jakarta dan sekitarnya juga cukup bersahabat. Hujan diperkirakan tetap mengguyur Jabodetabek dengan intensitas ringan hingga lebat. Namun, sebagian besar kawasan Ibu Kota diperkirakan diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga sedang.
Kawasan Jakarta Selatan, Depok, dan Tangerang adalah daerah yang diperkirakan bakal diguyur hujan lebat, tetapi pada saat tertentu, seperti siang hari.
Call Center 164
Kendati demikian, Eko Hariadi dari Bagian Humas Komando Tanggap Darurat Bencana Banjir DKI Jakarta meminta warga tetap waspada banjir karena peluang hujan dengan intensitas ringan hingga sedang tetap bisa terjadi secara sporadis di wilayah Jabodetabek.
"Ada pula prediksi pasang laut yang tinggi pada 27 Januari, karena itu warga harus tetap waspada," ujarnya.
Untuk meningkatkan kewaspadaan warga, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga telah menyiapkan layanan informasi cuaca, banjir, dan kebutuhan di pengungsian. Warga bisa menghubungi Call Center Siaga Bencana di nomor 164.
Pengoperasian pompa
Ahli teknik hidro dan pantai dari Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Nur Yuwono, mengingatkan, Pemprov DKI Jakarta juga semestinya memperhatikan kesiapan pengoperasian pompa-pompa pengendali banjir.
Katulampa sebagai acuan ancaman banjir di Jakarta harus diikuti pengoperasian semua pompa pengendali banjir di Jakarta.
"Saat ini air di Katulampa tinggi, semua pompa pengendali banjir di Jakarta termasuk di Waduk Pluit harus dioperasikan. Jangan sampai pompa itu lebih dulu terendam banjir sehingga tidak bisa dioperasikan," ujarnya.
Sebagai kawasan yang mengalami penurunan muka tanah cukup tinggi dan berada di bawah permukaan air laut, kawasan Pluit sangat membutuhkan sistem polder yang baik untuk menjaga kawasan tersebut tetap kering.


Sumber :
megapolitan.kompas.com