Kamis, 14 Maret 2013

Jokowi Perintahkan Reklame di Latuharhary Dicopot

Mengetahui tiga papan reklame di sisi tanggul Kanal Banjir Barat di Jalan Latuharhary, Jakarta Pusat, masih belum dibongkar, Gubernur DKI Jakarta langsung perintahkan dicopot. Padahal, sudah lebih dari sebulan ia memerintahkan Asisten Gubernur Bidang Pembangunaan (Asbang), Wiryatmoko, untuk membongkar semua papan reklame di sisi tanggul tersebut.
"Tadi pagi saya sudah telepon Asbang, saya perintahkan untuk langsung dicopot," kata Jokowi di Pluit, Jakarta Utara, Kamis (14/3/2013).
Jokowi memerintahkan Wiryatmoko membongkar semua reklame yang berdiri di sisi tanggul Kanal Banjir Barat pada medio Januari 2013. Saat itu, ada empat reklame berukuran besar dan salah satunya kini telah dibongkar karena fondasi yang tergerus air dan dinilai membahayakan.
Ketika dikonfirmasi, Jokowi mengaku tak mengetahui jika instruksinya belum dilaksanakan. Untuk itu ia akan melakukan evaluasi dan cek silang di lapangan.
Secara terpisah, pengamat tata kota Universitas Trisakti, Yayat Supriatna, menyayangkan bila instruksi pembongkaran papan reklame itu belum juga dilaksanakan. Padahal, secara struktural, ia menganggap Wiryatmoko cukup menguasai aturan tentang papan reklame. Pasalnya, sebelum menjabat sebagai Asbang, Wiryatmoko pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Tata Ruang dan Pelaksana Tugas Kepala Penataan dan Pengawasan Bangunan (P2B) DKI Jakarta.
"Jadi kalau memang Pak Jokowi sudah memerintahkan, lalu kenapa itu enggak dilaksanakan? Pak Wiryatmoko harusnya paham aturan itu," kata Yayat.
Terkait izin papan reklame yang telah telanjur diberikan, Yayat mengimbau Pemerintah Provinsi DKI untuk kaji ulang perjanjian dalam kontrak papan reklame tersebut. Pihak Pemprov dapat menggunakan force major, atau musibah yang tak bisa dihindari sebagai alasan untuk membongkar semua papan reklame itu tanpa harus membayar penalti.
"Bisa dilihat detail kontraknya bagaimana. Kalau misalnya papan reklame itu membahayakan bagi masyarakat, sah-sah saja dibongkar," ujarnya.


Sumber :
megapolitan.kompas.com

Jokowi: Konsep Lelang Jabatan Rampung Juni

Seleksi dan promosi terbuka bukanlah ide bagai orang bermimpi malam hari, lalu bertindak pagi hari. Terobosan itu sangat terkonsep.

"Mungkin Mei, Junilah rampung," kata Jokowi di Gedung Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (14/3/2013).

Jokowi menjelaskan tim seleksi dan promosi terbuka telah terbentuk dan sedang mendata pesertanya.

"Ini baru dimulai, camat berapa, lurah berapa. Ini kan baru dimulai, nanti. Ini kan ada runutannya, ada tahap-tahapnya. Kita nih bukan orang malemnya mimpi paginya bertindak, semuanya terkonsep. Manajemen itu mesti urut, dari konsep ke perencanaan," papar Jokowi.

Jokowi ingin ada sebuah reformasi terbuka, dan sumber daya manusia yang baik.


Sumber :
news.detik.com

Blusukan Dibikin Lagu, Jokowi: Bagus Buat Soundtrack

Hobi blusukan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) melahirkan inspirasi lagu rap anyar. Jokowi menyambut gembira.

"Mana...mana sini," kata Jokowi minta didengarkan lagu blusukan karya Vian di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (14/3/2013).

Jokowi mendengarkan lagu blusukan melalui ponsel. Mimik wajahnya serius dan tiba-tiba tawanya pun pecah.

"Hahaha...ya apa ya kok blusukan dibikin lagu? Iya bagus...bagus," komentar Jokowi yang mengenakan kemeja warna putih.

Jokowi lalu melanjutkan mendengarkan lagu blusukan di dalam mobilnya.

"Ya gitu blusukan...blusukan...ajudan...ajudan makan...makan...Bagus bagus buat soundtrack blusukan.," kata Jokowi berdendang ala rap sambil tersenyum sumringah.

Lagu blusukan itu buah karya Vian (24). Ia menciptakan lagu itu 4 hari lalu.

"Iseng saja bikin lirik, tiap hari ngikutin Pak Jokowi blusukan. Terus gue rekam dibantu teman gue. Rekamnya di kamar sederhana aja," kata Vian.

Ini petikan lirik lagu blusukan ciptaan Vian:

Blusukan, blusukan ayo kita blusukan
Keliling Jakarta bersama teman wartawan
Bersama pemimpin ibukota beserta ajudan
Ayo kita blusukan.. blusukan.. 


Sumber :
news.detik.com

Mengapa Jokowi Sering ke Jakarta Utara dan Timur?

Lima bulan lamanya  Joko Widodo menjabat sebagai Gubernur Ibu Kota Jakarta. Selama itu pula, pergerakan Jokowi--sapaan akrabnya--selalu terekam oleh media massa.

Namun, jika dilihat lagi, Jokowi lebih sering blusukan ke arah utara dan timur Jakarta. Saat ditanya hal itu, Jokowi mengakuinya. "Kalau ngerjain sesuatu mesti semua fokus. Ini mau ke mana dulu. Kerja harus seperti itu," ujar Jokowi usai mengunjungi Kali Pakin, Jakarta Utara, Kamis, 14 Maret 2013.

Jokowi mengakui, fokus ke Jakarta Utara dan Jakarta Timur pada awal menjabat sebagai gubernur. Hal itu sudah dipetakan sejak masih berkampanye sebagai calon gubernur. Kenapa dua wilayah itu? Jokowi menjawab, "Udah pada tahu kenapa mesti utara dulu."

Ada sejumlah faktor mengapa kedua wilayah tersebut mesti didahulukan untuk fokus Jokowi sebagai gubernur. Antara lain banyaknya penduduk, tingkat kemiskinan yang tinggi, ditambah menyebarnya kampung kumuh di Jakarta Utara.

Sedangkan untuk empat wilayah lainnya, kata Jokowi, bakal difokuskan pada tahap selanjutnya. "Wilayah lain di tahap berikutnya. Entah tahun ini atau kapan, tapi intinya di tahap selanjutnya," Jokowi menjelaskan.


Sumber :
www.tempo.co

Jokowi: Kita Bertindak Ada Konsep

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menegaskan bahwa rencana seleksi dan promosi terbuka (lelang jabatan) akan dilakukan terkonsep. Semuanya telah melewati rencana dan tahapan perencanaan yang terstruktur.
"Yang jelas setiap kita bertindak itu ada konsepnya, ada perencanaannya. Kita ini bukan malamnya mikir, paginya bertindak, tapi semuanya terkonsep," kata Jokowi di Balaikota Jakarta, Kamis (14/3/2013).
Saat ini, kata Jokowi, proses seleksi dan promosi terbuka telah sampai pada pembentukan tim rekrutmennya. Dalam laporan yang diterimanya juga tercantum beberapa orang yang terdaftar mengikuti seleksi dan promosi terbuka itu.
Rencana seleksi dan promosi terbuka ini pertama kali dilontarkan oleh Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama. Basuki beranggapan banyak pejabat Pemprov DKI yang bekerja tidak sesuai kompetensinya.
Mantan Bupati Belitung Timur ini mengungkapkan bahwa seleksi dan promosi pertama kali akan menyasar pejabat di level lurah dan camat. Alasannya, lurah dan camat adalah pamong terdepan yang mengerti permasalahan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat. Semua PNS yang dimungkinkan secara kepangkatannya dapat mengikuti seleksi terbuka ini.
Basuki juga menjamin keterbukaan dalam proses yang secara teknis akan dilakukan oleh Badan Kepegawaian Daerah (BKD) tersebut. Termasuk memberi kesempatan pada semua PNS untuk berkompetisi sehat mengajukan diri sebagai lurah dan camat. Tolak ukur penilaian adalah visi, misi, dan evaluasi kinerja.


Sumber :
megapolitan.kompas.com

Jokowi Janji Gempur Habis Bangunan di Sisi Sungai Pakin

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo berjanji tak akan tebang pilih saat melakukan normalisasi Sungai Pakin, Pluit, Jakarta Utara. Dengan tegas dia mengatakan, seluruh bangunan yang berada tepat di sisi Sungai Pakin akan dibongkar habis sebagai bagian dari normalisasi sungai tersebut.

Dijumpai saat meninjau Sungai Pakin, Jokowi menyampaikan bahwa di sisi sepanjang Sungai Pakin masih terdapat banyak bangunan. Tak hanya rumah-rumah warga, tetapi juga ruko dan showroom-showroom kendaraan.
"Nanti dibongkar semua, gempur habis. Biar masyarakat tahu, enggak cuma (bangunan) yang kecil-kecil, yang besar-besar juga," kata Jokowi, di sisi Sungai Pakin, Pluit, Jakarta Utara, Kamis (14/3/2013).
Mantan Wali Kota Surakarta itu menjelaskan, sikap tegasnya ini diambil bukan hanya untuk mengoptimalkan upaya normalisasi sungai tetapi juga untuk menunjukan rasa adil untuk ratusan warga yang rumahnya telah dibongkar lebih dulu.
"Senin lah kita lihat lagi, masih banyak rumah-rumah gede. Nanti kita lihat, kita bongkar semua," ujarnya.
Sebagai informasi, pengerukan Sungai Pakin dijadikan Jokowi sebagai percontohan program normalisasi sungai. Selain kedalaman dan lebar sungai yang ditambah, sisi-sisi sungai juga akan dijadikan jalan alternatif dan dihijaukan.


Sumber :
megapolitan.kompas.com

Nonton Foto Anas Tertidur, Jokowi: Ya Nggak Apa-apa Dong

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo menanggapi insiden tidurnya Kepala Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah, Anas Effendi pada saat dirinya berpidato memberikan jawaban atas tanggapan umum DPRD DKI terkait Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DKI periode 2013-2017.
Mantan Walikota Jakarta Selatan itu mengantuk karena usai menonton Liga Champions antara Barcelona melawan AC Milan. Sehingga, saat Jokowi menyampaikan jawaban terkait RPJMD di ruang rapat paripurna DPRD DKI, Anas Effendi tertidur pulas.
"Ga apa-apa, ya ngantuk tidur, ga apa-apa dong," kata Jokowi sambil tertawa kepada wartawan di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (14/3).
Jokowi mengatakan bahwa dirinya telah melihat foto Anas Effendi tertidur pulas di ruang rapat paripurna. Namun, Jokowi enggan membeberkan sanksi apa yang akan diberikan kepada Anas Effendi.
"Ini pada manas-manasin aja. Tau tidur, fotonya udah liat. Udah lah nanti diliat," tuntasnya.


Sumber :
jakarta.tribunnews.com

Showroom & Ruko di Bantaran Kali Pakin Jakut Ludes Digusur Jokowi

Program normalisasi kali Pakin di Jakarta Utara kini bisa berjalan dengan cepat. Bangunan di bantaran kali yang sebelumnya mengganggu, kini sudah tak ada. Gubernur DKI Joko Widodo pun bangga.

Jokowi tiba di kawasan Kali Pakin, Jakut, sekitar pukul 13.00 WIB, Kamis (14/3/2013). Dia memperlihatkan keberhasilan upaya penggusuran bangunan di bantaran kali tanpa insiden. Kini, sejauh mata memandang, tak ada lagi bangunan tersisa.

"Saya ke sini supaya masyarakat juga tahu, tidak hanya yang kecil kita robohin, yang besar-besar juga. Ada showroom ada ruko ada warung-warung, kita robohin," kata Jokowi di lokasi.

Sebelumnya, di lokasi tersebut banyak bangunan yang menjorok ke sungai. Upaya Pemprov DKI untuk melakukan normalisasi dan pengerukan pun terganggu.

Namun, kini semuanya sudah berubah. Di sepanjang aliran sungai, tak ada lagi bangunan. Pekerjaan pun jadi lebih mudah.

"Jadi ini mau kita bikin contoh karena daya tampungnya juga lebih besar dan bersih, warga mendukung, karena semuanya kena," tegasnya.

"Nanti, Senin ruko dan bangunan masih ada di ujung sana, kalau tidak dirobohin kita nanti akan robohin sendiri. Nggak usah saya kasih tahu di mana. Kemudian nanti akan kanan kirinya akan ada penghijauan," kata Jokowi sambil menunjuk sebuah bangunan yang letaknya cukup jauh dari kali.


Sumber :
news.detik.com

Jokowi Tinjau Penertiban Bangunan di Kali Pakin

Proses normalisasi Kali Pakin, Pluit, Jakarta Utara, masih terus dipantau Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Kamis (14/3/2013). Jika sebelumnya ia datang untuk memastikan proses pengerukan kali, kali ini ia datang untuk menilik proses penertiban bangunan di sisi kali tersebut.
Jokowi tiba di lokasi sekitar pukul 13.00 WIB. Setibanya di sini, ia langsung menuju jalan inspeksi, jalan yang baru dibeton ketika bangunan yang berdiri selesai dirobohkan. Ratusan bangunan yang terdiri dari rumah-rumah warga dibongkar dan penghuninya direlokasi ke rumah susun sederhana sewa Marunda.
Ke depan, Jokowi berharap jalan inspeksi ini dapat menjadi jalur alternatif bagi para warga. "Ini nanti sisi kanan kirinya kan bisa dipakai untuk jalan," kata Jokowi.
Jokowi sempat meninjau proses pengerukan di Kali Pakin ini pada 18 Februari 2013 lalu. Ia mengatakan, pengerukan yang dimodali oleh bantuan swasta ini dilakukan untuk menjadi contoh sebelum semua kali atau sungai dikeruk menggunakan APBD DKI.
Mantan Wali Kota Surakarta ini menjelaskan, Kali Pakin akan dikeruk sampai kedalamannya mencapai lima meter. Sedimentasi yang mengendap akan dibuang, atau diberikan kepada pihak yang mau mengelolanya.
Pengerukan kali ini menjadi momentum dimulainya program normalisasi sungai. Hal ini dilakukan supaya aliran air ke Waduk Pluit dapat lebih lancar.


Sumber :
megapolitan.kompas.com

Jokowi Pamerkan Poster APBD DKI 2013

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) hari ini memamerkan poster berisi pengumuman Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) DKI 2013 seperti yang dijanjikannya sebelumnya.

"Ini saja tunjukin poster APBD. Dengan ini bukan hanya terbuka, ini sudah sangat terbuka," ujar Jokowi di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (14/3/2013).

Menurut rencana, poster APBD itu akan ditempel di sejumlah titik seperti kantor Kecamatan, Kelurahan hingga RW yang ada di ibu kota.

Dengan adanya poster tersebut, mantan Wali Kota Solo itu berharap, masyarakat bisa mengontrol dan mengawasi anggaran pemprov DKI. "Jadi masyarakat bisa tahu Jakarta ini mau kemana," jelasnya.

"Informasi lebih lanjut bisa di buka disini (www.jakarta.go.id). Nomornya telefon ke nomor ini. Baca sendiri lah. Pokoknya semuanya jelas," tandasnya.

Sebagaimana diketahui, di bawah kepemimpinan Jokowi-Ahok, Pemprov DKI mencoba untuk lebih transparan dalam birokrasi. Dimana salah satu bentuk transparansinya antara lain menempel poster APBD DKI.


Sumber :
okezone.com

Jokowi "bedah" 30 kampung kumuh Jakarta

Sebanyak 30 titik kumuh di Jakarta akan diperbaiki lewat program Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (Pemprov DKI), Bedah Kampung.

"Dari 392 titik kumuh di Jakarta, yang akan kami sentuh tahun ini ada 30 titik," kata Kepala Dinas Perumahan DKI Jakarta, Jonatan Pasodung, di Balaikota DKI Jakarta, Kamis.

Penataan tersebut akan difokuskan pada pemulihan lingkungan sekitar rumah, mulai dari pembersihan saluran air hingga penghijauan.

"Ada hibah ke masyarakat yang sifatnya perbaikan rumah," katanya.

Jumlah hibah tersebut akan disesuaikan dengan luas rumah yang akan diperbaiki.

Jonatan menyebutkan besaran yang akan diterima warga adalah Rp1,5 juta per meter persegi, "Dengan maksimal luas rumah 36 meter persegi."

Terkait mekanismenya, dana tersebut tidak akan diberikan langsung kepada warga yang membutuhkan.

"Nanti pemberiannya lewat kelompok kerja masyarakat meskipun pemanfaatannya untuk masyarakat," katanya.

Sistem pengawasannya sendiri akan melibatkan pemprov DKI Jakarta serta beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

"Ada tim pendamping untuk mengawasi seperti apa uang dari kelompok kerja itu masuk ke perbaikan rumah masing-masing individu," katanya. 



Sumber :
antaranews.com

Kolumnis: Australia, Ingat Namanya...Jokowi!

Nama Joko Widodo atau biasa dikenal Jokowi terus dielu-elukan berbagai kalangan. Tidak hanya dari dalam negeri, tetapi juga luar negeri. Sejumlah media internasional memberitakannya sebagai sosok pemimpin masa depan.

Nama Jokowi disandingkan dengan Presiden Barack Obama. Sebut saja Media Pemerintah Inggris BBC dengan beritanya berjudul "Jakarta's Obama".

Sementara di Media Malaysia The Malay Mail lewat tulisan opini berjudul "Wanted Badly: A Malaysian Jokowi", kolumnis Syed Nadzri menyebut Malaysia sangat membutuhkan sosok pemimpin yang seperti Jokowi.

Kini giliran portal berita terkemuka Australia "The Australian" dalam artikel opini bertajuk "Jakarta's governor could be Indonesia's Obama". Artikel yang ditulis kolumnis warga Australia, Greg Sheridan ini memuat penjelasan tentang sosok Jokowi.

"Dalam dunia perpolitikan Indonesia, Dia (Jokowi) seperti Barack Obama," tulis Greg, seperti dilansir The Australian, Kamis (14/3/2013).

Greg juga membandingkan pentingnya sosok Jokowi di tengah-tengah dunia politik Indonesia menjelang Pemilu 2014.

"Kemenangan Jokowi hingga menjadi gubernur sangat berpengaruh terhadap dunia perpolitikan Indonesia di luar generasi Soeharto," sebutnya.

Berikut uraian lengkap "Jakarta's governor could be Indonesia's Obama".

Jokowi. Ingat namanya. Sosoknya bakal diperhitungkan di Australia.

Biarkan saya beritahu kenapa. Setiap 4 tahun, seluruh dunia berfokus intens pada pemilihan presiden Amerika Serikat. Apapun gerak-gerik Presiden AS memberi pengaruh sangat besar bagi kita.

Pemilihan negara asing kedua yang paling penting bagi Australia adalah pemilihan presiden di Indonesia. Pemilu selanjutnya terjadi pada bulan Juli tahun depan. Dan, perpolitikan Jakarta sangat berpengaruh terhadap masa depan presiden Indonesia.

Australia belum memahami betul betapa pentingnya pertumbuhan Indonesia bagi kita. Ada 250 juta orang penduduk Indonesia. Perekonomiannya tumbuh lebih dari 6 persen per tahun, lebih dari 2 kali lipat pertumbuhan kita. Ini jelas perekonomian Indonesia lebih besar daripada kita. Bahkan Indonesia diprediksi bakal menjadi 10 negara top dunia pada 2025, dan 5 besar pada 2040.

Mungkin ini prediksi yang sangat optimistis untuk Indonesia. Selama 9 tahun pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, (SBY) kami berhubungan dekat dengan Indonesia. Sebab, SBY adalah sosok yang pro-Australia. Namun penggantinya bisa jadi berbeda sama sekali.

Sampai saat ini, sosok yang paling terdepan untuk pemilihan presiden Indonesia mendatang adalah mantan Jenderal Prabowo Subianto.

Mari kita simak sepak terjangnya. Prabowo memiliki catatan Hak Asasi Manusia yang mengerikan, seperti di Timor Timur. Akibatnya, sampai saat ini, AS masih menolak memberikan visa untuk Prabowo.

Dalam pemilihan presiden terakhir, pada 2009, Prabowo adalah calon wakil presiden, bersanding dengan calon presiden Megawati Soekarnoputri.

Prabowo mengatakan, Mega berjanji akan mendukung pencalonan presidennya kali ini. Sebagai balas budi, ia telah mendukung Mega pada pemilu sebelumnya. Meski memiliki catatan buruk soal HAM, tampaknya rakyat Indonesia sudah lupa. Bahkan, jajak pendapat menunjukkan, sebagian besar orang Indonesia ingin calon presiden dengan latar belakang militer.

Para pemilih dalam pemilu Indonesia adalah pemaaf dan kadang-kadang pelupa, tapi tidak bodoh. Ia ingin calon yang bersih dan menjanjikan pemerintahan yang baik dan kuat dalam pengambilan keputusan. Prabowo tampaknya menjanjikan hal itu. Dia karismatik, kalangan politisi terkemuka Indonesia, pembicara terbaik di depan orang banyak.

Mereka yang mengetahui sistem terbaik AS percaya bahwa tidak dapat dipungkiri jika Prabowo terpilih, ia akan disambut baik di Washington. Para pengambil keputusan di AS telah memberikan perhatian serius untuk kepresidenan Prabowo. Namun, tetap ada pertimbangan kuat untuk tidak mencabut larangan visa terhadap Prabowo.

Bagi Australia, kemenangan Prabowo akan menjadi tantangan besar. Yang sudah-sudah, Prabowo tidak pro-Australia. Setiap aspek dari cerita HAM akan jelas diceritakan dalam media kita. Namun Canberra tetap merasa perlu untuk membangun hubungan kerja samanya.

Hal ini bisa mengakibatkan krisis abadi, atau ketidakpedulian 'dingin' pada salah satu hubungan yang paling penting. Sikap kita dengan mudah bisa memicu reaksi anti-Australia atas pengaruh Indonesia.

Lalu Bagaimana dengan Jokowi?

Jokowi adalah nama panggilan akrabnya, Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo. Dalam pemilu, ia bisa sangat baik menjadi Barack Obama Indonesia. Dia adalah sosok yang sangat langka. Seorang reformis, bersih, populer, warga sipil yang menjalankan pemerintahan secara efektif. Sekarang namanya bertengger dalam urutan terdepan, meskipun ia belum memutuskan apakah akan maju tahun depan.

Kemenangan Jokowi akhir tahun lalu pada pemilihan Gubernur Jakarta adalah hal luar biasa. Dia bukan penduduk asli Jakarta, namun ia adalah walikota terbaik dari Solo. Yang hebatnya lagi, wakil Jokowi berasal dari etnis Tionghoa. Suku tak lagi diperhitungkan sebagai pemimpin untuk saat ini. Ia mengalahkan gubernur incumbent yang kuat.

Jokowi bukanlah tokoh militer, pegawai negeri, kerabat pemimpin. Ia hanyalah warga biasa yang menjalankan bisnis furnitur. Dia sosok yang merakyat, digandrungi media, penuh dengan diplomasi, mendengar, berbicara langsung, dan mendapatkan hasil yang pas. Kemenangan Jokowi hingga menjadi gubernur sangat berpengaruh terhadap dunia perpolitikan Indonesia di luar generasi Soeharto.

Jokowi bersama Mega. Mega mungkin akan mencalonkan diri kembali dan Jokowi mungkin akan menjadi pasangannya. Kombinasi keduanya, termasuk popularitasnya bakal sangat sulit dikalahkan.

Jokowi akan menjadi sosok yang sempurna untuk saat ini, mengingat kehancuran Partai Demokrat.

Butuh satu juta mil jalan untuk memunculkan tokoh seperti Jokowi. Jokowi sangat populer, demokratis, berorientasi pada hasil. Ia jauh dari para koruptor dan oligarkhi lama.

Lalu Apa pengaruhnya untuk Australia? Kami belum tahu seperti apa pandangannya tentang kebijakan luar negeri. Tapi kami yakin dia berdiri untuk semua hal yang benar.

Ingat nama Jokowi, itu mungkin akan berarti banyak bagi Anda.


Sumber :
liputan6.com

So Sweet! Jokowi Dibuatkan Lagu 'Blusukan' Oleh Follower-nya

Selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo rutin melakukan keliling kampung atau biasa disebut sebagai Blusukan. Selama Blusukan, Jokowi selalu diikuti oleh banyak awak media. Tak jarang wartawan yang meliput harus 'adu kuat' dengan warga yang selalu mengerumuni Jokowi disetiap blusukannya.

Salah seorang sopir media televisi swasta Muhammad Sofiyan mengabadikan pengalaman blusukannya mengikuti Jokowi melalui sebuah lagu bergenre Hip hop. Lagu ini juga dipersembahkan untuk mantan Walikota Solo ini yang telah berdedikasi kepada warga DKI lewat blusukannya.

Dalam lagu tersebut, Sofiyan yang telah bekerja menjadi driver sejak setahun lagu tersebut terinspirasi dari pengalamannya dan juga beberapa wartawan selama mengikuti Jokowi Blusukan.

"Karena aku sering ikut blusukan, ada salah satu reporter bilang, gimana kalau dibuat lagu blusukan. Biar jadi soundtrack wartawan yang liput Blusukan," ujar Sofiyan ketika berbincang dengan Liputan6.com, Kamis (13/3/2013).

Sofiyan pun mengaku membuat lagu tersebut karena hobinya mendengar musik jenis hiphop sejak masih sekolah di tingkat SMP.

"Suka ikut nyanyi rap, iseng- iseng saja, sering denger. Akhirnya coba buat lagu ini," katanya.

Dalam meliput kegiatan Blusukan Jokowi, wartawan dituntut untuk bergerak cepat mengikuti pergerakan Jokowi kemana pun. Berlari, adu cepat, dan merekam apa yang dikatakan oleh Jokowi.

Terkadang para pemburu berita ini pun lengah, tak jarang dompet ataupun barang berharga milik wartawan raib. Pengalaman para wartawan itu ia jadikan sebagai salah satu lirik dalam lagu hiphop blusukan yang ia buat.

"Banyak teman wartawan yang kecopetan, bahkan ada yang sampai muntah-muntah di dalam mobil karena ngikutin Pak Jokowi. Itu jadi salah satu ide saya buat lagu ini," ujar penggemar pemusik Hiphop Eminem tersebut.

Walau hanya sebagai seorang sopir yang mengantar wartawan kemana pun Jokowi Blusukan, pria yang sebelumnya bekerja sebagai montir di bengkel motor ini mengagumi sosok Jokowi.

"Blusukan itu menjadikan Jokowi tahu permasalahan di masyarakat. Ia jadi tahu langsung bukan dari anak buahnya. Lagu ini saya persembahkan untuk Pak Jokowi dan para wartawan yang selalu ikut Blusukan," imbuh Sofiyan.



Sumber :
liputan6.com

Cegah Kebakaran, Jokowi Desak PLN Putus Aliran Listrik Liar

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo berjanji akan menemui PLN untuk meminta bantuan kontrol dan pemutusan aliran listrik ilegal. Hal ini kembali ia lontarkan menyusul terus terjadinya kebakaran akibat hubungan arus pendek alias korsleting listrik.
Rabu (13/3/2013) sore, seusai meninjau lokasi bekas kebakaran di Salemba Jakarta Pusat, Joko Widodo alias Jokowi mengatakan banyak kasus kebakaran di Ibu Kota dipicu korsleting listrik dari instalasi tak resmi. Jika selama ini langkah pencegahan hanya dilakukan sebatas imbauan dan sosialisasi, maka Jokowi akan meminta PLN turun langsung ke lapangan, terutama di permukiman padat.
"Memang ini problemnya selalu dari (korsleting) listrik, selalu sama. Saya mau ketemu PLN supaya ada penataan jaringan (listrik), yang utama di pemukiman padat. Bukan minta PLN untuk blusukan, tapi cek ke tiap rumah," kata Jokowi. Mantan Wali Kota Surakarta ini menegaskan, peristiwa kebakaran yang dipicu oleh korsleting aliran listrik akan terus terjadi selama sistem tidak diterapkan dengan benar.
Untuk itu, dalam waktu dekat Jokowi akan menjadwalkan pertemuan dengan PLN untuk melakukan konsolidasi penertiban aliran listrik di pemukiman padat. Harapannya, ke depan kebakaran dapat dicegah atau minimal bisa berkurang jumlahnya secara signifikan. "Kami akan konsolidasi, (penertiban aliran) untuk kampung kumuh dan padat. Tapi jangan kampung yang ada di atas lahan sengketa, itu prioritas penataan kampung," ujar Jokowi.
Dalam dua pekan terakhir terjadi sedikitnya tiga kebakaran hebat yang menghanguskan ratusan rumah warga dan bangunan lainnya. Pemicu semua kebakaran itu diduga berasal dari korsleting aliran listrik ilegal.
Pada Minggu (24/2/2013), peristiwa kebakaran terjadi di dua RT di RW 12 Kelurahan Pademangan Barat, Jakarta Utara. Sebanyak 147 bangunan di RT 08 dan RT 14 ludes akibat kebakaran tersebut. Sekitar 1.246 jiwa dari 413 kepala keluarga kehilangan tempat tinggal dan terpaksa mengungsi sebagai imbas dari kebakaran hebat tersebut.
Selanjutnya pada Selasa (12/3/2013), kebakaran kembali terjadi di pemukiman padat penduduk di Jalan Bluntas Raya, Gang 1, RT 4, RW 5, Senen, Jakarta Pusat. Jumlah pengungsi mencapai lebih dari 200 jiwa, yang berasal dari 55 kepala keluarga yang tinggal di 25 rumah. Peristiwa kebakaran ini juga merenggut korban jiwa, yakni Didi Suhardi (48) yang meninggal dunia akibat tersengat listrik saat membantu proses pemadaman api.
Sehari setelahnya, Rabu (13/3/2013), belasan rumah di Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara, yang menjadi sasaran amuk api. Tidak ada korban jiwa dalam kebakaran yang terjadi di tempat yang lebih dikenal sebagai lokalisasi Kalijodo itu, tapi sekitar 15 rumah di Jalan Kepanduan II RT 04 RW 05, ludes terbakar.
Selain berkonsolidasi dengan PLN, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga berencana menyebar unit motor pemadam kebakaran untuk mempercepat penanganan kebakaran. Motor-motor pemadam yang mampu menembus gang-gang sempit itu akan ditempatkan di pemukiman padat.
Saat ini proses pengadaan sepeda motor pemadam kebakaran ini sudah hampir memasuki tahap lelang. "Sudah dipercepat untuk lelang. Tapi seenggaknya dalam bulan-bulan ini kami akan taruh (motor pemadam) yang kami punya, di tempat-tempat padat," ujar Jokowi.


Sumber :
megapolitan.kompas.com

Pilkada Jabar : Jokowi Tak Diperiksa, Karena Panwaslu Tak Melapor

Bogor: Kepala Kepolisian Resor Kota Depok Komisaris Besar Achmad Kartiko mengatakan, kasus dugaan pelanggaran kampanye pemilihan Gubernur Jawa Barat yang dilakukan Bupati Bogor Rachmat Yasin hampir serupa dengan kasus yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.


Namun, kata Achmad, pemeriksaan sebuah kasus politik itu tergantung dari laporan dari Panitia Pengawsa Pemilihan Umum setempat. "Kalau Jokowi kan tidak dilaporkan oleh Panwaslu," kata Achmad.

Achmad menekankan dalam pengawasan pelanggaran pemilu adalah Panwaslu yang lebih berhak. "Kami tidak boleh mengatakan kepada Panwas kenapa sebuah kasus tidak dilaporkan, kami sifatnya pasif menunggu laporan," ujar Achmad.

Rachmat dilaporkan ke polisi oleh Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten Bogor dua pekan lalu dengan dugaan melakukan pelanggaran, karena tidak memiliki izin cuti dari Gubernur Jawa Barat, saat mengikuti kampanye Calon Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, di Billabong, Bojonggede, Kabupaten Bogor, pada Sabtu, 16 Februari 2013.

Adapun Jokowi menjadi juru kampanye pasangan calon Gubernur Jawa Barat Rieke Diah Pitaloka dan Teten Masduki di dua kota berbeda, yakni di Bandung pada Sabtu, 16 Februari 2013 dan di Depok pada Ahad, 17 Februari.

Jokowi menyatakan telah mengirim surat cuti ke Kementerian Dalam Negeri, namun Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi, menyatakan tidak pernah menerbitkan izin cuti untuk Jokowi.

Alasannya, pengajuan cuti Jokowi sangat terlambat. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2011 menyebutkan, izin cuti melaksanakan kampanye bagi pejabat negara atau daerah, seperti gubernur, bupati, dan wali kota, harus diajukan 12 hari sebelumnya. Namun, surat izin cuti Jokowi masuk hari Jumat,15 Februari 2013.


Sumber :
www.tempo.co

Media di Australia: Jokowi "Obama-nya" Indonesia

Nama Joko Widodo mulai mendapat perhatian serius kalangan media massa Australia menjelang Pemilu 2014. Gubernur DKI Jakarta itu bahkan dipandang sebagai "Obama-nya Indonesia" saat publik di tanah air masih menimbang-nimbang siapa figur yang pantas menggantikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Pemilu 2014.

"Jakarta's Governor Could Be Indonesia's Obama," demikian judul ulasan yang ditulis Greg Sheridan, editor luar negeri The Australian, surat kabar nasional terbesar di Negeri Kanguru itu. Bagi dia, siapapun yang menggantikan SBY merupakan hal yang krusial, tidak saja bagi Indonesia, namun juga bagi Australia.

"Jokowi. Ingatlah nama itu, yang akan diperhitungkan Australia," tulis Sheridan dalam surat kabar The Australian edisi hari ini, Kamis 14 Maret 2013. Dalam artikelnya, Sheridan juga memaparkan pandangan mengenai beberapa calon presiden Indonesia untuk Pemilu 2014, yaitu Prabowo Subianto dan Megawati Sukarnoputri.

Namun, Sheridan menganggap Jokowi sebagai figur yang patut disorot, dengan merujuk kepada kemenangan fenomenal pada Pilkada DKI Jakarta setelah mengalahkan calon incumbent Fauzi Bowo, yang didukung koalisi partai besar.

"Jokowi tidak berasal dari militer, pegawai negeri, ulama terpandang, maupun dari koneksi dinasti [politik], yang merupakan pola paling umum untuk menuju puncak dalam perpolitikan Indonesia. Dia memulai usaha sendiri dengan menjalankan bisnis furnitur," kata Sheridan.

Jokowi sendiri sudah berkali-kali menyatakan tidak bakal mencalonkan diri sebagai Calon Presiden 2014. Namun bagi media Australia itu, tingginya popularitas Jokowi berdasarkan sejumlah jajak pendapat di Indonesia, sangatlah menggugah. Bersama wakilnya, Basuki Purnama, dia dianggap pemimpin yang profesional, transparan, dan jauh dari korupsi dan nepotisme.

"Apa artinya dia bagi Australia? Kita belum tahu pandangan politik luar negerinya, namun dia memperjuangkan hal-hal yang baik. Jadi ingatlah nama Jokowi, mungkin menjadi nama yang berarti bagi Anda," kata Sheridan menutup ulasannya.

Tony Mitchener, seorang pegawai kantor pemerintah federal Australia, juga menaruh hormat kepada Jokowi. "Saya turut antusias mengikuti perkembangan berita Jokowi di tanah air. Saya bertemu beliau pada 2007 saat masih menjabat Wali Kota Surakarta dan beliau orang yang baik dan tulus," kata Mitchener dalam bincang-bincang dengan VIVAnews di Canberra.


Sumber :
dunia.news.viva.co.id