Selasa, 22 April 2014

Ada Sidarto dalam Pertemuan Jokowi dengan Relawan, Bawa Pesan Mega?

Malam ini puluhan relawan Seknas Jokowi mendatangi rumah dinas gubernur DKI, di Jalan Taman Suropati, Jakpus, Selasa (22/4/2014). Hadir dalam pertemuan itu Ketua MPR Sidarto Danusubroto,  Sidarto meninggalkan rumah dinas Jokowi sekitar pukul 22.00 WIB. Setelah itu, relawan Jokowi yang tergabung dalam Seknas Jokowi juga berangsur-angsur meninggalkan kediaman Gubernur DKI tersebut.
Tidak diketahui maksud dan tujuan Sidarto mendatangi kediaman capres PDIP tersebut.

Jokowi Mengaku Tak Bisa Kontrol Relawan Jumlahnya Ribuan

Bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) mengaku tidak memiliki tim saiber atau tim udara untuk membalikan serangan udara. Tetapi Jokowi memiliki relawan yang jumlahnya ribuan dan bekerja secara sukarela.
"Sampai saat ini enggak (tim saiber). Ya paling relawan-relawan yang tersebar ribuan itu saja. Saya enggak tahu keberadaan mereka," katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (22/4/2014).
Karena berada di lokasi yang tidak diketahui, Jokowi mengaku tidak bisa mengontrol relawannya yang banyak itu.

Puluhan Relawan Ramai-ramai Datang ke Rumah Jokowi

Manuver malam capres PDIP Jokowi semakin menggeliat usai Pemilu Legislatif. Malam ini pun puluhan orang mendatangi rumah dinas Jokowi.
Pantauan di rumah dinas Jokowi, Jl Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (22/4/2014), puluhan relawan datang sekitar pukul 19.45 WIB. Sebagian dari mereka mengenakan kemeja kotak-kotak khas pemenangan Jokowi dalam Pilgub DKI Jakarta 2012 lalu.

Soal Jatah Kursi, NasDem: Hanya Jokowi dan Tuhan yang Tahu

Partai NasDem tak menampik bisa mendapat kursi di pemerintahan karena ikut mengusung Joko Widodo di Pilpres. Namun NasDem menegaskan pihaknya menyerahkan pada Jokowi dan wapresnya untuk menentukan struktur pemerintahan yang baik ke depan.
"Orang bertanya koalisi kok nggak ada apa-apanya. Loh, dulu mereka kritis karena koalisi bagi-bagi kekuasaan, sekarang tidak bagi-bagi dibilang aneh. Berapa kursinya saya bilang hanya Tuhan dan Jokowi yang tahu," kata Sekjen Partai NasDem Patrice Rio Capella dalam diskusi 'Kawin Paksa, Hancurkan Bangsa' yang digelar Cyrus Network di Pisa Cafe Jl Gereja Theresia Menteng, Jakpus, Selasa (22/4/2014).

Pengamat: Basuki Layak Dampingi Jokowi di Pilpres

Figur yang akan mendampingi bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) terus menjadi perbincangan. Sejumlah nama tokoh yang dianggap layak telah mencuat, salah satunya adalah Basuki Tjahaja Purnama yang saat ini menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Direktur Eksekutif Cyrus Network Hasan Nasbi mengatakan, Basuki juga layak dimunculkan sebagai calon wakil presiden mendampingi Jokowi di Pemilu Presiden 2014. Selain terbukti solid saat memimpin Jakarta, ada beberapa alasan lain yang melatarinya.

Agum Gumelar: Pernah Bertemu Jokowi Untuk Bagi-bagi Jatah Menteri

Capres PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) pernah bertemu dengan Agum Gumelar. Pembahasannya seputar jatah kursi menteri.
Hal itu diakui oleh Agum. Dikonfirmasi usai bertemu Prabowo Subianto di Kantor Pepabri, Jalan Diponegoro, Menteng Jakarta Pusat, Selasa (22/4/2014), Agum mengakui pertemuan dengan Jokowi.

KM ITB Akan Kumpulkan para Capres Dalam Ajang Debat di Bandung Akhir Mei

Keluarga Mahasiswa (KM) ITB akan mengumpulkan para Capres di Bandung akhir Mei mendatang. KM ITB menggelar acara debat para kandidat Capres. Nah di forum ini, para Capres dipersilakan menyampaikan visi, misi, ide, dan gagasan di kampus. Semua diberikan kesempatan yang sama.
"Kemungkinan akhir Mei," kata Ketua KM ITB Mohammad Jeffry Giranza saat dikonfirmasi detikcom, Selasa (22/4/2014).
Menurut Jeffry, dalam ajang debat itu kampus terbuka dan KM ITB berharap agar Capres bisa datang. "Semua seimbang, dapat jatah yang sama," jelas mahasiswa Geologi angkatan 2010 ini.

KM ITB: Kami Tak Usir Jokowi, Cuma ..

Keluarga Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) bergeming dengan sikapnya soal politisasi kampus. Mereka tetap menolak bila ada Capres yang datang sendiri ke kampus termasuk memberi kuliah umum. Namun lain soal bila debat Capres dilakukan, karena semua memberi visi dan misi. Semua mendapat kesempatan yang sama.
"Kami mengingatkan bahwa kampus harus netral. Dan kita nggak usir Jokowi," jelas Ketua KM ITB Mohammad Jeffry Giranza saat dikonfirmas detikcom, Selasa (22/4/2014)
Jeffry juga menyampaikan, KM ITB sudah menemui Gamais ITB dan berbicara soal diskusi mencari pemimpin ideal yang digelar 10 Mei mendatang.

Jokowi Usul Pajak Jadi Kementerian di Bawah Presiden

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengomentari penetapan status tersangka mantan direktur jenderal pajak Hadi Purnomo oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Jokowi menilai, perlu ada perbaikan sistem dalam penerimaan pajak.
Dia menyarankan agar pajak tak lagi berada di bawah kementerian keuangan. Melainkan berdiri menjadi sebuah kementerian sendiri. Menurut Jokowi, hal itu harus dilakukan karena penerimaan dan pengeluaran negara tak boleh berada dalam satu institusi.

Sebaiknya PDIP Mulai Berani Kerucutkan Nama Cawapres

Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah, Gungun Heryanto mengatakan, PDI Perjuangan (PDIP) sebaiknya mulai mengerucutkan nama kandidat cawapres untuk Joko Widodo (Jokowi). Ini penting agar publik fokus dalam memberikan penilaian. 
"Sebaiknya PDIP mulai berani mengerucutkan nama cawapres," kata Gungun saat dihubungi Republika.
Gungun melihat ada dua faktor yang membuat PDIP sengaja mengulur penetapan cawapres Jokowi.

PDIP: Jokowi Butuh Cawapres yang Membuat Nyaman

Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP), Maruarar Sirait mengatakan Joko Widodo (Jokowi) membutuhkan cawapres yang bisa membuat nyaman bekerja. Dengan begitu, Jokowi akan bisa menjalankan program pemerintahan secara efektif. "Jokowi butuh wakil yang bisa membuat nyaman," kata Maruarar di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (22/4/2014).

Jokowi: Dengan PKB Makin Mesra, PPP Biar Islah Dulu

Capres PDIP Jokowi menuturkan komunikasi politik dengan PKB semakin mesra. Jokowi juga belum membuka peluang koalisi dengan partai Islam lainnya yakni PPP.
"(Dengan PKB) makin mesra," kata Jokowi kepada wartawan di Balaikota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (22/4/2014).
Sebenarnya Jokowi juga membuka peluang koalisi dengan partai lain. Termasuk PPP yang kabarnya sempat terpecah dua kubu pendukung Jokowi dan Prabowo. Namun Jokowi belum mau membangun komunikasi saat ini.

Pengamat: JK Lebih Layak Jadi Mentor Jokowi, Bukan Cawapres

Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPP PDIP) Maruarar Sirait mengakui calon presiden (Capres) PDIP Joko Widodo (Jokowi) bukan sosok yang sempurna. Oleh karena itu partainya mencari sosok ideal untuk mendampingi Jokowi.
"Kalau ada yang mengatakan ban serep sebagai wakil, itu pasti tidak. Jokowi ini pasti bangun tim, Jokowi ini juga punya kekurangan, jadi kita tidak bisa mendewakan seorang Jokowi," katanya dalam diskusi bertema "Kawin Paksa, Hancurkan Bangsa", di Jakarta, Selasa 22 April 2014.

Jokowi Klaim Sudah bersihkan Bangunan Liar di Jakarta

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengklaim telah memberantas bangunan liar yang semakin banyak bermunculan di Jakarta.
"Satu per satu (sudah) kami selesaikan," ujar Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi di Balai Kota, Jakarta, Selasa (22/4/2014).
Meski demikian, Jokowi yang juga bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini mengakui pihaknya kesulitan membersihkan bangunan liar. Sebab, bangunan liar tumbuh silih berganti.

Harus Seperti Apa Jokowi dan Prabowo Cari Cawapres?

Perjodohan calon presiden dan wakil presiden harusnya memiliki nilai tambah buat satu sama lain, agar saling mengisi kekosongan di satu pihak. Partai pemenang Pemilu Legislatif 2014 versi hitung cepat PDIP dan Gerindra tengah mencari calon pasangan masing-masing. Lalu, seperti apa harusnya Jokowi dan Prabowo mencari pasangan pendamping?
"Saya berpendapat orang seperti Prabowo dicarikan orang wisdom-nya tinggi, dan jaringan luar negeri yang bagus" ujar Direktur Cyrus Hasan Hasbi dalam diskusi bertajuk 'Kawin Paksa, Hancurkan Bangsa" di Pisa Cafe, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (22/4/2014).

Jokowi Ingin Pelaku Pelecehan Seksual di JIS Dihukum Berat

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menginginkan para pelaku pelecehan seksual di TK Jakarta International School (JIS) dihukum seberat-beratnya.
"Itu urusan hukum dan beri hukuman seberat-beratnya supaya tidak ada kejadian serupa," kata Jokowi di Balaikota, Selasa.
Jokowi mengaku sangat prihatin pada insiden tersebut, namun dia enggan berkomentar lebih jauh karena khawatir berdampak negatif pada anak dan keluarganya.
"Saya hanya ingin bicara positif. Saya tidak ingin bicara itu," katanya.

Jokowi-Ahok, Contoh Pemimpin dan Wakil yang Punya Chemistry

Partai-partai pemenang Pemilu Legislatif 2014 melalui penghitungan cepat kini masih terus mencari pasangan koalisi dan calon yang pas untuk dijadikan calon wakil presiden.
Pengamat LIPI Indria Samego menyayangkan 'perjodohan' yang kerap terkesan 'memaksa'. "Idealnya seperti di Amerika, harus dari partai yang sama sehingga ada chemistry karena sudah berjuang bersama semenjak di partai. Tapi di sini kan susah, dapat 20% saja susah. Makanya di sini calon harus punya chemistry, punya kesamaan satu dengan yang lain," ujar Indria dalam diskusi bertajuk Kawin Paksa, Hancurkan Bangsa, di Pisa Kafe Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (22/4/2014).

Jadi Cawapres Jokowi, JK Berpeluang Ambil Alih Golkar

Jusuf Kalla (JK) dianggap berpeluang mengambil alih kepemimpinan Partai Golkar jika berhasil menjadi cawapres Joko Widodo (Jokowi). "Kemungkinan besar JK akan take over Golkar kalau jadi cawapres Jokowi," kata Direktur Eksekutif Cyrus Network, Hasan Nasbi di Jakarta Pusat, Selasa (22/4).
Hasan mengatakan pengambilalihan Golkar oleh JK menjadi keniscayaan dalam realitas politik yang selama ini terjadi. Karena Golkar merupakan tipikal partai yang tidak bisa berada di luar pemerintahan. "Karena watak Golkar sudah jelas selalu ingin berada di pemerintahan," ujarnya.

Di Lain Pihak, Pramono Sebut Calon Pendamping Jokowi Tinggal 3 Nama

Meskipun kabar terbaru menyebutkan bahwa Nasdem mengusulkan 5 nama cawapres untuk calon presiden PDIP, Joko Widodo (Jokowi), tetapi dilain pihak politisi PDI Perjuangan Pramono Anung mengatakan pengumuman calon wakil presiden yang bakal mendampingi calon presiden PDI-P, Joko Widodo tinggal menunggu jam tayang saja. Tentang siapa orangnya, menurut Pramono, sudah mengerucut dari belasan nama hanya tinggal tiga.

Adu Kuat 'Pasukan Nasi Bungkus' Prabowo dan Jokowi

Seorang profesor dari New York University, Clay Shirky, mengatakan media sosial adalah salah satu sarana untuk membentuk opini publik. Di ranah media sosial kelompok-kelompok masyarakat bisa saling berinteraksi, bahkan melakukan gerakan pembentukan opini selayaknya kampanye politik.
Seperti halnya di bidang marketing, peranan media sosial dalam politik tak bisa dipungkiri. Pergolakan politik di berbagai negara seperti di Mesir, Libanon, Syria, Libya, dan Tunisia, disebut juga berawal dari kicauan di Twitter.

NasDem Sorongkan 5 Nama Jadi Cawapres Jokowi, Salah Satunya JK

Partai NasDem ikut serta membahas sejumlah nama bakal cawapres yang akan mendampingi Joko Widodo dengan PDIP. Di antara nama yang diajukan, NasDem mengajukan mantan Wapres Jusuf Kalla (JK).
"Sudah kita sampaikan 5 nama salah satunya Pak Jusuf Kalla, dan mengerucut menjadi 3 nama," kata Sekjen Partai Nasdem Patrice Rio Capella usai diskusi 'Kawin Paksa Hancurkan Bangsa' yang digelar Cyrus Network di Pisa Kafe Jalan Gereja Theresia Menteng, Jakpus, Selasa (22/4/2014).
"Dari 3 nama itu sudah berkembang di media, salah satu ya JK dan ada 2 nama lainnya," imbuhnya.
Rio tak menyebut dua nama lainnya, namun ia memastikan bahwa setiap usulan dan nantinya kesimpulan akan dibicarakan bersama sebagai sesama rekan koalisi.

Ekses Jokowi Ditolak, Gamais ITB: Kami Tak Hanya Undang Hatta dan Anis Matta Saja

Keluarga Mahasiswa Islam (Gamais) ITB akan menggelar acara diskusi Islamic Leadership Festival pada 10 Mei mendatang. Dalam acara itu, Gamais ITB mengundang Presiden PKS Anis Matta dan Ketum PAN Hatta Rajasa. Kedua tokoh politik yang sama-sama diusung partainya menjadi capres itu akan menjadi pembicara.
"Oh ya, saya ingin sedikit klarifikasi rencana kita diawal kita mengundang semua tokoh Islam dari berbagai kalangan. Dari ulama berbagai ormas islam, cendekiawan/ intelektual muslim dan tokoh tokoh dari semua partai islam," jelas Ketua Gamais ITB Ahmad Yasin saat dikonfirmasi detikcom, Selasa (22/4/2014).

SBY Buat Poros Sendiri, 'Boarding Pass' Prabowo Belum Aman

Kabarnya Presiden SBY bakal membangun poros koalisi sendiri. Jika SBY jadi membangun koalisi dengan anggota Setgab minus Golkar, maka tiket pencapresan Prabowo Subianto sama sekali belum aman.
"Jokowi sudah aman karena ada NasDem, tapi kalau Prabowo belum aman," kata jubir PD, Ruhut Sitompul, kepada detikcom, Selasa (22/4/2014).

Ini Beda JK 2004 dan JK 2014

Pada saat Jusuf Kalla (JK) menjabat sebagai Wapres Susilo Bambang Yudhonono (SBY), 2004-2009,  banyak orang yang mengatakan bahwa JK selalu menelikung SBY, bahkan sebagian besar orang mengganggap bahwa JK telah mengambil peran sebagai presiden yang seharusnya diperankan oleh SBY.
Seiring dengan diangkatnya kembali nama JK dan dipasangkan dengan Joko Widodo (Jokowi), orang kembali membuka lembaran kelam JK antara tahun 2004-2009 sebagai cawapres SBY.

Mega Surya Bahas 3 Kandidat Cawapres Jokowi

Pasca memutuskan berkoalisi, Partai NasDem mulai intens berkomunikasi dengan PDIP membahas sejumlah nama calon pendamping Joko Widodo. Surya Paloh dan Megawati sudah bertemu dan mengerucutkan nama cawapres tersebut.
"Ada sekali pertemuan (Mega-Surya Paloh) sekitar seminggu lalu makan malam di luar," kata Sekjen Partai Nasdem Patrice Rio Capella usai diskusi 'Kawin Paksa Hancurkan Bangsa' yang digelar Cyrus Network di Pisa Kafe Jalan Gereja Theresia Menteng, Jakpus, Selasa (22/4/2014).

Pengamat: Duet Jokowi-JK Dipaksakan, Dipastikan Kalah di Pilpres

Direktur Eksekutif Cyrus Network  (Lembaga ini berafiliasi ke Partai Gerindra), Hasan Hasbi A menilai apabila duet Joko Widodo-Jusuf Kalla dipaksakan maka orang yang seharusnya memegang otoritas tertinggi malah bisa menjadi yang kedua.
"Jokowi cocok dengan JK atas dasar apa dicocokkan, apakah mereka punya chemistry yang sama, atau orang yang seharusnya memegang otoritas tertinggi malah menjadi yang kedua," ujar Hasan Hasbi A dalam diskusi "Kawin Paksa, Hancurkan Bangsa" di Jakarta, Selasa (22/4/2014).

Jokowi: Kemiskinan Bukan Hanya Problem Jakarta, Nasional Juga

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, meningkatnya jumlah penduduk miskin yang disampaikannya kemarin di rapat paripurna tidak hanya untuk Jakarta. Dia menilai, penambahan penduduk miskin terjadi secara nasional.
"Ya tidak hanya DKI. Saya kira secara nasional," jelasnya di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (22/4/2014).
Namun, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah melakukan beberapa solusi untuk antisipasi kenaikan jumlah warga miskin.

Siapa 'Pasukan Nasi Bungkus'?

PoliticalWave, sebuah lembaga pemantau aktivitas dunia maya mencatat istilah 'pasukan nasi bungkus' pertama kali muncul saat digelar pemilihan kepala daerah Jakarta pada 2012.

Istilah itu dipopulerkan pertama kali oleh sebuah akun anonim di Twitter untuk menyerang pendukung Joko Widodo (Jokowi) yang saat itu maju sebagai calon gubernur Jakarta.
"Istilah itu kemudian populer hingga kini," kata pendiri PoliticalWave Yose Rizal saat berbincang dengan detikcom, Selasa (22/4/2014).

Jusuf Kalla Diidolakan Sebagai Cawapres di Twitter

Pemilu legislatif memang sudah selesai dilakukan, namun Pemilu untuk memilih calon presiden masih akan diselenggarakan sebentar lagi. Menurut sebuah penelitian, di jejaring sosial, Jusuf Kalla paling banyak digemari sebagai calon wakil presiden.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Prapancha Research mengungkapkan bahwa cawapres paling ideal dan banyak diperbincangkan dalam lingkup jejaring sosial, Jusuf Kalla keluar sebagai seorang yang banyak diminati.

Jokowi Akui KJP-KJS tidak Mampu Dongkrak Kesejahteraan Warga?

Kartu Jakarta Pintar (KJP), Kartu Jakarta Sehat (KJS) dan program tempat tinggal layak dicetuskan untuk meningkatkan kelayakan hidup warga Ibu Kota. Namun, ketiga program tersebut tidak efektif mengikis kemiskinan di Jakarta, ketika perekonomian Ibu Kota melempem.
"Kebutuhan dasar tidak itu saja, tapi masalah income, gaji juga berpengaruh, kemudian inflasi yang tinggi juga berpengaruh," ucap Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, di Balaikota, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (24/4/2014).

Begini Asal Muasal Munculnya Istilah 'Pasukan Nasi Bungkus'

Wakil Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya, Fadli Zon mengaku partainya banyak mendapat serangan kampanye hitam dari 'pasukan nasi bungkus' laskar cyber bayaran.
Serangan itu kian kencang mendekati pemilihan presiden dan wakil presiden yang akan dihelat pada 9 Juli mendatang. Dia pun kembali membuat sebuah puisi berjudul, 'pasukan nasi bungkus'.

Jokowi: Bangunan liar di bawah tol sudah ada sejak dulu

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) tidak merasa aneh ketika masih ada bangunan liar berdiri di bawah jalan tol. Karena itu memang sudah ada sedari dahulu dan kini masih dalam proses penertiban.
"Memang ada dari dulu. Satu per satu kita selesaikan. Tapi masih banyak sekali," ujarnya di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (22/4).
Sedangkan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengakui banyaknya pemulung yang masih menempati bangunan liar di kolong tol Wiyoto Wiyono, Jakarta Utara, lantaran tidak ada hukuman atau sanksi jelas bagi mereka.

Ini Alasan Kenapa Kemiskinan di DKI Meningkat

Di bawah kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, angka kemiskinan bertambah. Berdasarkan data yang dimiliki Pemerintah Provinsi DKI Jakarta per September 2013, tercatat ada 375.700 jiwa (3,72 persen) penduduk miskin. Angka tersebut meningkat 0,02 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya, yakni 366.770 jiwa (3,70 persen).
Jokowi mengatakan, sejumlah program yang dijalankan Pemprov saat ini pada akhirnya akan menekan angka kemiskinan tersebut. Misalnya, kata dia, program Kartu Jakarta Sehat (KJS) dan Kartu Jakarta Pintar (KJP).

Relawan Jokowi Tembus Basis Nelayan di Kenjeran

Tim Relawan Joko Widodo Jawa Timur mulai blusukan di basis nelayan Bulak Kenjeran Surabaya sekaligus mengapresiasi pemberdayaan masyarakat setempat karena dinilai sukses mengembangkan olahan ikan hasil tangkapan di laut.
"Ini contoh pemberdayaan yang sangat luar biasa dan layak menjadi acuan bagi masyarakat," ujar Ketua Tim Relawan Jokowi Jawa Timur, Bambang Dwi Hartono, kepada wartawan di sela kunjungannya di Pasar Sentra Ikan Bulak Kenjeran, Selasa (22/4/2014).

Jokowi Perintahkan Dinas Pendidikan Kumpulkan Semua Kepala Sekolah

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengaku telah memerintahkan kepada Dinas Pendidikan DKI untuk mengumpulkan seluruh kepala sekolah yang ada di Jakarta.
"Sudah, sudah. Sudah saya perintahkan ke Dinas (Pendidikan) untuk lakukan itu," ujar Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi di Balai Kota, Jakarta, Selasa (22/4/2014).
Pernyataan Jokowi yang juga sebagai bakal calon presiden dari PDI Perjuangan ini terkait adanya peristiwa pencabulan yang dilakukan pegawai PAUD Jakarta International School (JIS) terhadap M, siswa yang berada di sekolah itu.

Dikunjungi Anak PAUD, Jokowi Bikin Kuis Berhadiah Tas Sekolah

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) merasa senang ketika dihampiri ratusan anak-anak. Selain itu, dia juga menilai kunjungan yang dilakukan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) CPI Marunda dan Kelompok Belajar dan Bermain Jendela Dunia di Rusunawa Marunda sebagai bagian dari proses belajar.
"Bisa saja diajak ke Balai Kota seperti ini, bisa diajak ke pabrik supaya wawasan terbuka.

Jokowi: Pelaku Sodomi di JIS Harus Dihukum Berat

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo berharap pelaku pencabulan terhadap murid TK Jakarta International School (JIS), diberikan hukuman berat. Ia pun meminta Dinas Pendidikan DKI Jakarta untuk lebih mengawasi institusi pendidikan agar kasus pencabulan di sekolah tidak terjadi lagi.
"Itu urusan hukum, dan beri hukuman seberat-beratnya kepada pelaku, supaya tidak ada kejadian serupa," tegas pria yang akrab disapa Jokowi itu, di Balaikota DKI Jakarta, Selasa (22/4/2014).

Jokowi Tak Kenal 'Pasukan Nasi Bungkus', Adanya Sayur Lodeh

Wakil Ketum Gerindra Fadli Zon berpuisi tentang 'pasukan nasi bungkus' atau laskar cyber bayaran yang mem-black campaign Prabowo. Kubu Jokowi langsung merespons, tapi setengah berkelakar.
Kubu Jokowi tak memungkiri adanya tim khusus di jadad maya. Namun di PDIP tidak mengenal istilah 'pasukan nasi bungkus' atau yang disebut Fadli Zon laskar cyber bayaran.
"Kemarin kita kumpulin 15 jaringan untuk silaturahim dan saling kenal. Salah kalau nasi bungkus, kita makan prasmanan sayur lodeh sama makan anggota DPR Tubagus Hasanuddin, Sidarto, saya, dan Arif Budimanta. Jokowi malah nggak tahu apa-apa," kata jubir PDIP, Eva Kusuma Sundari, kepada detikcom, Selasa (22/4/2014).

Mahfud Tak Mau Dijodohkan dengan Ical

Direktur Mahfud MD Initiative Masduki Baidlowi mengaku Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan bakal calon presiden PKB Mahfud MD menggelar pertemuan Selasa (22/4/2014) pagi, hingga memunculkan kesepakatan. Adapun keputusan yang diungkapkan yakni menolak dukungan terhadap bakal calon presiden Partai Golkar, Aburizal Bakrie alias Ical.
"Tadi pagi Mahfud MD dan Cak Imin bertemu, keduanya sepakat untuk tidak mau berpasangan dengan Ical," kata Masduki saat diskusi di bilangan, Cikini, Jakarta, Selasa (22/4/2014).

Ramalan Tulisan dan Tanda Tangan Jokowi

Berikut ini adalah mengenai diri Joko Widodo (Jokowi), calon presiden yang diusung oleh PDIP, dilihat dari tulisan dan tanda tangannya (ramalan grafologi).

Jokowi Disambangi Ratusan Siswa PAUD

Hari ini, Selasa (22/4/2014), kantor Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo di Balai Kota, Jakarta disambangi ratusan siswa dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sekitar pukul 10.00 WIB.
Pantauan Tribunnews.com, puluhan siswa yang mengenakan seragam motif kotak-kotak dengan paduan warna hijau dan kuning ini langsung masuk ke ballroom Balai Kota, berkumpul menunggu Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi ini.

PROJO: Bangsa dalam Keadaan Darurat

Relawan Pro Jokowi menyoroti penetapan status tersangka terhadap mantan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Hadi Poernomo oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sebabnya, penetapan Hadi sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pengajuan keberatan bayar pajak PT Bank Central Asia  menjadi sinyal serius penyelenggaraan negara berjalan bobrok.
"Setelah ketua MK kini ketua BPK. Entah besok lembaga tinggi negara yang mana lagi. Ini sinyal alarm paling keras bahwa negara kita berjalan dengan sistem yang bobrok," kata Koordinator Nasional Projo, Budi Arie Setiadi di Jakarta, Selasa (22/4/2014).

Senior PDIP: 'Panasbung' Minta Sumbangan ke Anggota DPR di Dapil

Istilah 'panasbung (pasukan nasi bungkus)' dimunculkan Waketum Partai Gerindra Fadli Zon untuk menyindir pasukan di internet yang mati-matian mendukung capres. Senior PDIP mengungkap soal seluk beluk panasbung ini.
"Mereka membiayai sendiri aktivitasnya, tapi banyak yang minta sumbangan ke anggota DPR di Dapil (Daerah Pemilihan)," kata senior PDIP Hendrawan Supratikno saat dihubungi, Selasa (22/4/2014).
Hendrawan mencontohkan realitas yang terjadi di Dapilnya, yaitu Jawa Tengah X, yang meliputi Pemalang, Pekalongan, dan Batang. Di Dapilnya, para relawan meminta biaya untuk mengkampanyekan PDIP, baik yang memuat isu caleg ataupun isu pencapresan Jokowi.

Hasrat Politik PDIP

Tahun ini seharusnya akan menjadi tahun yang baik untuk PDIP. Seluruh "banteng" yang menggerakkan mesin partai semestinya akan mencatat tahun ini sebagai capaian sejarah. Seharusnya, tahun ini adalah sejarah kemenangan di pemilihan umum bagi PDIP.
Berdasarkan banyak hasil hitung cepat, PDIP diprediksi akan menang dalam pemilu legislatif. Perolehan suara sah nasional ada di kisaran 19 persen.

Muncul Wacana Poros Alternatif Usung 'JK Berjasa'

Mulai muncul pembicaraan membangun poros baru di luar pendukung Prabowo, Jokowi, dan Ical. Sejumlah nama pasangan capres mulai dibahas.
Sejumlah nama pasangan cawapres pun disiapkan. Dari berbagai skenario, muncul salah satunya duet Jusuf Kalla-Hatta Rajasa (JK Berjasa).
"Akan muncul poros baru JK-Hatta Rajasa," kata sumber detikcom, Selasa (22/4/2014).

Kantor Jokowi Mendadak Jadi PAUD, Minta Jokowi Tak Nyapres?

Seratusan anak kecil mendadak memenuhi ruang Ball Room di Balai Kota DKI Jakarta. Mereka adalah anak-anak dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) CPI Marunda dan Kelompok Belajar dan Bermain Jendela Dunia di Rusunawa Marunda.
Kedatangan mereka untuk bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi). Berjumlah 104 anak-anak, mereka terbagi dengan menggunakan seragam. Pertama menggunakan baju hijau kotak-kotak.

Pidato di UNJ, Hatta Rajasa Bicara Soal Prioritas Capres

Menko Perekonomian Hatta Rajasa menjadi pembicara di seminar nasional Komunitas Ekonomi ASEAN dan SDM Indonesia yang diselenggarakan Fakultas Ekonomi UNJ. Di depan sekitar seratusan mahasiswa UNJ, Hatta bicara soal prioritas capres.
Hatta mulai bicara sebagai keynote speaker di seminar yang digelar di auditorium Fakultas Ekonomi UNJ, Jl Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, pukul 09.45 WIB, Selasa (22/4/2014). Mengenakan safari abu-abu, Hatta memulai pidatonya membahas soal kekuatan Komunitas Ekonomi ASEAN dan ekonomi global.
Di tengah pidatonya, tablet komputer yang digunakannya membaca teks pidato mati. Hatta mencoba mengutak-atik tabletnya itu selama kurang lebih satu menit, namun usahanya sia-sia.

Jokowi Di-backup 'Cyber Army'?

Menjelang Pilpres 2014 semakin marak 'pasukan nasi bungkus (panasbung)' alias laskar cyber bayaran. Waketum Gerindra Fadli Zon mengeluhkan banyaknya black campaign terhadap Prabowo Subianto di dunia maya oleh 'Panasbung', Gerindra pun punya mekanisme menahan serangan dengan 'Cyber Army'. Bagaimana dengan capres PDIP Jokowi?
Berdasarkan data Awesometrics yang memantau aktivitas di media sosial, pencapresan Jokowi menjadi obrolan seru di media sosial. Puncak percakapan soal Jokowi di media sosial terjadi pada tanggal 14 Maret 2014 dengan 2.048 mention.

PKB Apresiasi Wacana Jokowi Soal Kabinet Kerja

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengapresiasi positif upaya Joko Widodo (Jokowi) untuk membentuk ‘Kabinet Kerja’. Dengan demikian koalisi atau kerjasama antar partai politik (parpol) di kabinet lebih berbasis program ketimbang power sharing (bagi-bagi kekuasaan).
“Wacana Kabinet Kerja yang diusung Jokowi bagus guna menghindari politik transaksional. Idealnya koalisi itu mesti berbasis program,” kata Ketua DPP PKB Marwan Jafar di Jakarta, Selasa (22/4/2014).

Pengamat Sarankan Golkar Gandeng Gerindra

Partai Golkar dinilai lebih memungkinkan berkoalisi dengan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) ketimbang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Dengan demikian, Golkar diharapkan mendukung calon presiden (capres) Gerindra, Prabowo Subianto. Sebab, capres PDI-P Joko Widodo (Jokowi) enggan membangun koalisi dengan berbagi jabatan.
"Tidak ada harapan untuk Golkar memenangkan sendirian pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres) 2014. Belum ada nama yang bisa menyaingi popularitas Jokowi dan Prabowo.

SBY Bakal Buat Poros Koalisi Sendiri?

Ketua Umum PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) diprediksi bakal jadi "king maker" di Pilpres mendatang. Namun sampai saat ini SBY belum bersuara soal arah koalisi partainya. Beredar rumor SBY bakal membuat poros sendiri. Apa iya?
"SBY mungkin membuat poros sendiri," kata sumber detikcom, Selasa (22/4/2014).
Sejumlah parpol kabarnya sudah diajak bicara terkait rencana ini. Termasuk pertemuan antara SBY dengan Ketua MPP PAN Amien Rais beberapa waktu lalu kabarnya juga membahas hal ini.
Setelah pidato menerima hasil quick count, SBY memang belum buka suara lagi soal koalisi Pilpres. Melalui Youtube, SBY bicara sengaja 'menyepi' sebelum mengambil keputusan terbaik.