Sabtu, 26 April 2014

Kunjungi Markas Bara JP, Jokowi Sosialisasikan Program Capres

Capres PDI Perjuangan, Joko Widodo kembali mengunjungi markas Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) 2014. Jokowi mensosialisasikan program-programnya sebagai capres.
"Relawan harus tahu apa yang akan kita kerjakan, yang penting saya sampaikan kepada mereka," kata Jokowi usai berkunjung ke Bara JP di Jl Otista, Jaktim, Sabtu (26/4/2014).

Jokowi Sudah Bertemu dengan Elite Partai Demokrat

Capres PDIP Jokowi terus bergerilya mencari teman koalisi. Jokowi juga sudah bertemu dengan elite Partai Demokrat (PD).
"Demokrat sudah ketemu, tapi belum ketemu," kata Jokowi di rumah dinasnya, Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (25/4/2014).
Maksud Jokowi, dia sudah bertemu dengan elite Partai Demokrat. Tapi belum dicapai kesepakatan kerja sama.
Jokowi mengaku setidaknya sudah dua kali bertemu dengan perwakilan Partai Demokrat.

Jokowi Sudah Bahas Koalisi dengan Hamzah Haz dan Sekjen PPP Romi

Capres PDIP Joko Widodo ternyata sudah bertemu dengan Dewan Pembina PPP Hamzah Haz dan Sekjen PPP Romahurmuziy (Romi). Ada penjajakan soal koalisi, namun belum ada kesepakatan.
"Saya itu sudah ngomong dari dulu ya, saya sudah ketemu dengan semuanya," kata Jokowi saat ditanya wartawan soal pertemuan dengan Romi. Jokowi menjawab pertanyaan di depan rumah dinasnya, Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (26/4/2014).

Soal Cawapres, Jokowi: Perlu Kesabaran, Perlu Istikharah

Capres PDIP Jokowi hingga saat ini belum menemukan cawapres pendamping. Jokowi mengaku menimang-nimang banyak kemungkinan.
"Perlu kesabaran, perlu istikharah, perlu juga dihitung dan dikalkulasi. Sampai saat ini belum," kata Jokowi di rumah dinasnya, Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (26/4/2014).
Pembicaraan soal cawapres masih terus berlangsung. Belum ada keputusan final soal cawapres Jokowi.

Kapan Parpol Baru Merapat? Jokowi: Hari Ini Sampai Jam 12 Malam

Capres PDIP Joko Widodo menyebut akan ada parpol baru yang merapat mendukung pencapresannya hari ini. Namun, hingga petang, tak ada pertemuan atau deklarasi dukungan. Apakah tak jadi?
"Hari ini nanti sampai jam 12 malam," kata Jokowi di rumah dinasnya di Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (26/4/2014).
Jokowi mengatakan hingga petang ini memang belum ada kesepakatan koalisi baru. Namun dia terus berusaha untuk mendapatkan partner kerja sama baru untuk bertarung di Pilpres 2014.

3 Solusi Jokowi Tangani Kebakaran di Pasar Senen

Dampak kebakaran Pasar Senen, Jakarta Pusat, segera ditangani. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengeluarkan 3 instruksi guna penanganan peristiwa tersebut mulai dari membangun pasar darurat hingga penghapusan piutang-piutang para pedagang.
Jokowi mengatakan pasar darurat segera dibangun. Pembangunan pasar darurat tersebut diperkirakan memakan waktu 2 bulan. Para pedagang sementara waktu akan dipindahkan ke Blok 5 Pasar Senen.
"Secepatnya pasar darurat dibangun dan diberi waktu seminggu pedagang akan berpindah, akan bergeser ke Blok 5.

Mooryati Bicara Soal Prabowo dan Rumah Koalisi Jokowi

Dalam acara di Hotel Kartika Chandra, capres Gerindra, Prabowo Subiyanto bertemu dengan Mooryati Sudibyo dan nampak berbincang akrab. Apakah kedatangan Mooryati sebagai dukungan pencapresan Prabowo?
"Saya datang karena diundang sama pak Fadli Zon. Ini bukan soal mendukung tapi karena diundang," kata Mooryati pada wartawan di lokasi acara, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Sabtu (26/4/2014).

Datang ke Pasar Senen, Jokowi di Puji sekaligus Dicaci

Kedatangan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo di bekas lokasi kebakaran, Blok III Pasar Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (26/4/2014), disambut pedagang.
Ada yang menyoraki Jokowi datang hanya untuk pencitraan, ada juga yang memuji aksi Jokowi yang cepat dan tanggap dalam menghadapi bencana.
Pantauan Kompas.com, Jokowi yang mengenakan kemeja putih lengan panjang, datang sekitar pukul 16.30 WIB. Masuk melalui Jalan Pasar Senen, dia langsung masuk ke lantai dua pasar.

Jokowi Hapuskan Biaya Pengelolaan Pasar Senen

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo akan meringankan beban pedagang blok 3 Pasar Senen, Jakarta Pusat dengan cara menghapuskan Biaya Pengelolaan Pasar (BPP).
"Berkaitan dengan biaya pengelolaan pasar (BPP) akan dihapus, piutang yang lama juga dihapuskan," ujar Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi di blok 3 Pasar Senen, Jakarta, Sabtu (26/4/2014).

WinHT Bisa Gantikan Poros Ical

Pasangan calon presiden dan wakil presiden Wiranto-Hary Tanoesoedibjo (Wiranto-HT) berpotensi menggantikan poros Aburizal Bakrie yang menjadi calon presiden dari Partai Golkar. Alasannya, Ical -sapaan akrab Aburizal Bakrie- yang juga ketua umum Partai Golkar kini tengah digoyang diinternal partainya dan sepi peminat untuk membangun koalisi.
Board of Advisor Center for Strategic and International Studies (CSIS), Jeffrie Geovanie mengatakan potensi pembentukan poros Wiranto-HT memang sempat tergeser karena perolehan suara partai Hanura yang hanya mencapai sekitar lima persen pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 9 April 2014 lalu.

Acara HUT RI Saja Mega Tidak Mau Ketemu SBY, Bagaimana Mau Koalisi?

Wacana koalisi PDI Perjuangan dengan Partai Demokrat saat pemilihan umum presiden dan wakil presiden dinilai hampir mustahil dilaksanakan.
Kecilnya peluang koalisi tersebut karena penentu koalisi PDI Perjuangan adalah Megawati Soekarnoputri.
Mega sendiri tidak memiliki hubungan baik dengan Ketua Umum sekaligus Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Ada sosok bernama Mega yang kita tahu secara historis agak sulit untuk kemudian bersatu dengan SBY. Bahkan untuk acara 17-an (HUT Kemerdekaan RI) pun agak sulit datang," ujar pengamat politik Yunarto Wijaya di kawasan Cikini, Jakarta, Sabtu (26/4/2014).

Jokowi Mematung Diomeli Pedagang Korban Kebakaran Pasar Senen

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sore ini, Sabtu (26/4/2014) kembali sambangi Blok 3 Pasar Senen, Jakarta Pusat memantau proses Pendinginan pasar yang sempat terbakar hebat sejak hari Jumat (25/4/2014) kemarin.
Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi ini tiba di blok 3 Pasar Senen sekitar pukul 16.00 sore. Mengenakan kemeja berwarna putih, Jokowi langsung memeriksa kondisi bangunan.

Pertaruhkan Keselamatan, Jokowi Nekat Naik ke Lantai 2 Pasar Senen

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) langsung menuju lantai 2 Unit Pasar Besar (UPB) Pasar Senen Blok III, Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (26/4/2014) sekitar pukul pukul 15.27. Tanpa ragu, Jokowi langsung menaiki satu per satu anak tangga untuk memantau langsung lokasi kebakaran.
Ditemani Dirut PD Pasar Jaya, Djangga Lubis dan Walikota Jakarta Pusat, Saefullah, orang nomor satu Jakarta itu berada di lantai dua sekitar 5 menit.

Jokowi Merakyat, Aher "Jujur"

Lembaga Survei Riset Indonesia Strategic Institute (Instrat) telah merilis survey nasional perihal siapa pemimpin Indonesia ke depan. Namun, survey tersebut memiliki beberapa kriteria yang dipilih masyarakat.
Direktur Instrat, Ridwansyah Yusuf Achmad mengatakan, Berdasarkan hasil riset yang melibatkan 1543 responden pada pekan 1-2 Februari 2014 lalu pihaknya telah menemukan jika responden menilai karakter merakyat dan jujur atau dapat dipercaya.

Mengapa Jokowi Kembali ke Pasar Senen?

Sore ini, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo kembali menyambangi Gedung Pasar Senen yang ludes terbakar. Ditemani oleh Dirut PD Pasar Jaya, Jangga Lubis, Jokowi masuk ke area yang masih dipenuhi asap tebal.
Jokowi tiba di Pasar Senen sekitar pukul 16.15 WIB, Jakarta, Sabtu (26/4/2014). Dia disambut oleh Jangga Lubis dan sempat berbincang sebentar. Keduanya tampak membicarakan masalah relokasi para pedagang.

PKB Kembali Tegaskan Belum Pasti Masuk Koalisi Jokowi

Calon presiden (capres) Joko Widodo (Jokowi) menyatakan hari ini akan kembali mendapatkan kekuatan baru dari salah satu partai politik. Mata publik pun kemudian tertuju ke Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang selama ini sudah terlihat mesra.
Namun demikian, PKB membantah jika disebutkan telah sepakat menyatakan dukungannya secara resmi kepada mantan Wali Kota Solo itu. Hal tersebut ditegaskan Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKB Abdul Kadir Karding, Sabtu (26/4/2014).

Cawapres Jokowi Sudah Ok

Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Capres PDIP Joko Widodo (Jokowi) sudah diskusi panjang tentang figur cawapres yang bakal bersanding dengan Jokowi. Nama cawapres sudah dikantongi.
"Sabarlah, sabar, jangan bikin spekulasi ke publik (soal cawapres). Mbak Mega dan Jokowi sudah berdiskusi panjang, pada waktunya akan segera diumumkan cawapresnya. (Saat ini) sudah ada lah," kata Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Maruarar Sirait usai diskusi bertajuk 'Arah Indonesia Baru' yang digelar oleh Bandung Strategic Leadership Forum (BSLF) di Kampus ITB, Jalan Ganeca, Sabtu (26/4/2014).

Cawapres Jokowi Bukan Ban Serep

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memastikan jika pendamping Joko Widodo (Jokowi) bukan merupakan ban serep. Meski begitu partai berlambang banteng moncong putih ini belum bisa menyebutkan siapa pendamping Jokowi dalam Pilpres 2014.
"Kita pastikan pendamping Jokowi bukan ban serep," tegas Ketua DPP PDIP, Maruarar Sirait dalam Diskusi Pasca Pemilu Legislatif 2014 di kampus Institut Teknologi Bandung (ITB), jalan Ganeca, Kota Bandung, Sabtu (26/4/2014).

Pencapresan Prabowo Dihantui Kegagalan

Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menilai, Gerindra berada dalam keadaan yang bisa membuat mereka kehilangan kesempatan mengusung Prabowo Subianto sebagai capres.
Alasannya, potensi Gerindra untuk tidak mendapatkan gandengan koalisi, cukup besar.
Sekarang kalau kita lihat Gerindra seperti terjebak dalam situasi yang mungkin saja membuat mereka bisa kehilangan kursi untuk mendapatkan angka Presidential Threshold, kata Yunarto usai diskusi Pemilu Bikin Pilu di Cikini, Jakarta, Sabtu (26/4/2014).

Adakah Sangkut-paut Pertemuan Prabowo-Mooryati Soedibyo dengan Jokowi?

Capres Gerindra Prabowo Subiyanto menghadiri acara peringatan 17 tahun berkibarnya merah putih di Gunung Everest di Hotel Kartika Chandra, Jakarta Selatan. Dalam acara itu turut hadir beberapa tokoh.
Prabowo tiba di Hotel Kartika Chandra sekitar pukul 14.10 WIB, Sabtu (26/4/2014). Ia langsung menyapa undangan yang hadir dalam acara tersebut.

Jokowi Setelah 3 Jam Menghilang

Capres PDIP, Joko Widodo (Jokowi), kembali ke rumah dinas setelah pergi lebih dari 3 jam. Sebelumnya Jokowi pergi bersama istrinya dan meminta untuk tidak diikuti.
Mobil Innova warna hitam B 1896 RFR yang membawa Jokowi pergi pukul 10.00 WIB tadi pagi kembali ke rumah dinas pukul 13.30 WIB, Sabtu (26/4/2014). Melihat mobil itu, wartawan yang menunggu langsung bersiap menyambut Jokowi, untuk wawancara.
Namun para pekerja media dibuat kecele, mobil itu langsung masuk ke dalam garasi rumah. Sang pemilik mobil sama sekali tak menggubris lambaian wartawan, kode meminta wawancara.

Pertimbangan PPP Cawapreskan SBY

Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan, Romahurmuziy (Romi), mengangkat wacana mengusung Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono menjadi calon wakil presiden. Menurut dia, usulan ini jauh dari dimaksudkan untuk mengolok-olok atau merendahkan SBY, yang akan pensiun sebagai presiden tahun ini.
Dia menilai, selama 10 tahun ini telah membuktikan diri sebagai pecinta dan praktisi demokrasi dalam makna sejatinya. "Usulan SBY sebagai cawapres 2014 barangkali saya lah yang pertama secara serius mengusulkan pada tanggal 10 April 2014," kata Romi kepada VIVAnews, Sabtu (26/4/2014).

Nasdem Dukung Siapapun Cawapres Jokowi

Koalisi PDI Perjuangan (PDIP) dan Partai Nasional Demokrat (Nasdem) sesegera mungkin mengumumkan sosok pendamping ideal calon presiden (capres) Joko Widodo (Jokowi). Siapapun cawapresnya, NasDem akan mendukung.
''Pembicaraan tentang siapa yang akan menjadi pendamping Jokowi sebagai cawapres menjadi topik utama di setiap pertemuan kami. Beberapa nama sudah dipertimbangkan, dalam waktu dekat nama tersebut akan segera diumumkan secara resmi dihadapan publik,'' ujar Patrice Rio Capella, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai NasDem di kantor DPP Nasdem di Jakarta, Sabtu (26/4/2014).

Kontes Cawapres "Jokowi Idol" BMembuat PDIP Jumawa

Siapa calon wakil presiden yang akan diusung PDIP mendampingi Jokowi, hingga kini masih sumir. Beberapa nama sempat muncul, dan mulai terkikis, dari lima kandidat menjadi tiga, dan seterusnya.
Ada lima nama yang sempat disebut sebagai kandidat cawapres Jokowi. Nama-nama beredar saat itu seperti Muhaimin Iskandar, Hatta Rajasa, Jusuf Kalla, Abraham Samad, maupun Ryamizard Ryacudu. Beberapa hari kemudian, terisisa tiga karena dua sudah dicoret.
Namun, bagi Direktur Eksekutif Segitaga Institute M.Sukron, model ini membuat luka sejumlah pihak. Terutama mereka yang sempat masuk nominasi.

Kontes Cawapres "Jokowi Idol" Lukai Banyak Pihak

Siapa calon wakil presiden yang akan diusung PDIP mendampingi Jokowi, hingga kini masih sumir. Beberapa nama sempat muncul, dan mulai terkikis, dari lima kandidat menjadi tiga, dan seterusnya.
Ada lima nama yang sempat disebut sebagai kandidat cawapres Jokowi. Nama-nama beredar saat itu seperti Muhaimin Iskandar, Hatta Rajasa, Jusuf Kalla, Abraham Samad, maupun Ryamizard Ryacudu. Beberapa hari kemudian, terisisa tiga karena dua sudah dicoret.

Cawapres Jokowi vs Indonesian Idol

Tahu ajang kontes pencarian bakat nyanyi di salah satu stasiun TV pada acara Indonesian Idol? Seperti itulah yang tergambar dari pencarian cawapres Joko Widodo (Jokowi).
Para peserta Indonesian Idol harus rela antri berjam-jam selama beberapa pekan, untuk mendaftar dan berusaha masuk ajang itu. Ada yang dites tapi tidak diterima, ada yang maju babak berikutnya tapi tereliminasi. Hingga akhirnya terpilih satu juara.
Direktur Eksekutif Segitiga Institute M.Sukron mengatakan, pencarian sosok cawapres memang terlalu ribet.

Tanpa JK Sekalipun, Jokowi Tak Akan Jadi "OOWI"

Pengamat politik Universitas Indonesia (UI), Agung Suprio, menyatakan beredar dan menguatnya isu "Tanpa JK, Jokowi jadi Oowi" bertentangan dengan visi "Indonesia Hebat" yang diusung calon presiden (capres) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Joko Widodo (Jokowi).
"Mantan Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI), Muhammad Jusuf Kalla (JK), yang akhir-akhir ini diberitakan akan menjadi pendamping capres PDIP, Joko Widodo, jelas bertentangan dan tidak sesuai dengan visi "Indonesia Hebat"," tutur Agung saat dihubungi RoL, Sabtu (26/4/2014), melalui black berry messenger

Gaung Jokowi di PPP

Munculnya perbedaan pendapat di internal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menimbulkan banyak spekulasi. Termasuk mengenai arah dukungan dan koalisi partai berlambang Ka'bah itu.
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya melihat awal permasalahan perseteruan yang terjadi di dalam internal PPP dimulai dengan kedatangan Ketua Umum DPP PPP Suryadharma Ali ke kampanye terbuka Partai Gerindra di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.

Weekend, Jokowi Ada Acara Pribadi dan Tolak Dibuntuti

Mengisi libur akhir pekan, Capres PDIP Joko Widodo (Jokowi) mempunyai sejumlah acara. Salah satunya, ia bersama istrinya, Iriana Widodo, menghadiri acara keluarga dan menolak dibuntuti media.
Jokowi dan Iriana meninggalkan rumah dinasnya di Jalan Taman Suropati, Jakarta Pusat, Sabtu (26/4/2014) sekitar pukul 10.00 WIB.
Mereka langsung bergegas naik ke mobil Kijang Innova warna hitam. Jokowi lantas dikawal Patwal.
"Maaf ya, Bapak tidak mau diikutin karena acara pribadi," kata seorang ajudan Jokowi kepada awak media yang menunggu Jokowi sejak pukul 07.00 WIB.
"Ke mana?", tanya wartawan.

Manfaatkan Dinamika Politik, Diapastikan SBY Akan Ikut "Bermain"

Partai Demokrat mempunyai peluang besar untuk ikut aktif bertarung di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014, meski sempat merosot dalam perolehan hasil pemilihan legislatif (Pileg) pada 9 April 2014 lalu.
Sekretaris Komite Konvensi Partai Demokrat Suaidi Marasabessy menuturkan, PD masih punya celah untuk bertarung, mengingat beberapa partai yang memperoleh suara dukungan terbanyak saat Pileg, justru malah tengah berseteru dan belum solid.
Saya agak ambigu menghadapi keadaan ini.

Bahaya Jika JK Jadi Cawapres Jokowi

Direktur Eksekutif Lingkar Survei Perjuangan (LSP) I Gede Aradea Permadi Sandra mengatakan, akan sulit bagi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menegakkan ajaran Bung Karno, jika kelak Joko Widodo jadi presiden, sementara wakilnya Jusuf Kalla (JK).
Pasalnya kata I Gede Aradea, dari keseluruhan survei yang dilakukannya terhadap konten analisis media cetak dan elektronik yang melansir perilaku JK saat jadi wakil presiden, muncul persepsi bahwa JK tanpa beban mencabut subsidi BBM, dan terkesan tutup mata terhadap beban yang harus dipikul rakyat kecil.

Visi Misi Jokowi Terlalu Bergantung PDIP

Calon presiden (capres) dari PDI Perjuangan, Joko Widodo alias Jokowi dinilai terlalu ketergantungan dengan partainya. Hal ini terlihat dari sikapnya yang belum juga memaparkan visi dan misinya.
Pakar komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH), Emrus Sihombing mengatakan, tim PDIP dan Ketua Umum Megawati sendiri lemah dalam menyusun program. Pasalnya, slogan PDIP yakni Indonesia Hebat belum mencapai tataran operasional.
Jokowi harusnya sampaikan program dan visi misi ke depan. Jangan sampai disetir oleh partai dan Megawati. PDIP atau partai hanya bisa membantu, bukan ikut-ikutan bikin rumusan, kata Emrus kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (26/4/2014).

PKB: Belum Ada Kesepakatan Pembagian Kursi untuk Dukung Jokowi

Capres PDIP Joko Widodo menyebut akan ada parpol yang merapat ke dalam barisan koalisinya hari ini. Dugaan mengarah partai itu adalah PKB. Namun PKB menepis dugaan tersebut.
"Sejauh ini, sampai detik ini belum akan ada deklarasi. Belum ada kesepakatan untuk menyatakan dukungan," kata Ketua DPP PKB Marwan Jafar saat dihubungi, Sabtu (26/4/2014).

Seknas: Jokowi Sudah Mulai Revolusi Mental di Jakarta

Membangun masyarakat Pancasila yang adil dan makmur adalah perintah pembukaan UUD 1945. Sehingga membangun manusia untuk menjadi bangsa yang cerdas dan sejahtera sudah sepantasnya menjadi prioritas karena bangsa yang maju tidak pernah meninggalkan proyek nation n character building
"Jokowi sudah memulainya di Jakarta terkait perilaku masyarakat yang tidak lagi buang sampah di  kawasan Dutamas (Angke - Jakarta Barat).

PDIP Bantah Jokowi Pencitraan di Pasar Senen

PDI Perjuangan membantah tudingan bahwa kunjungan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) ke lokasi kebakaran Pasar Senen, Jumat (25/4/2014), untuk pencitraan pencapresannya.
"Terlalu mengada-ada apabila dianggap sebagai sebuah pencitraan belaka. Bahkan, Pak Jokowi tadi pagi harus menunda meninjau program penanggulangan banjir di DKI Jakarta," Juru Bicara PDI Perjuangan, Nusyirwan Sujono, di Jakarta, Sabtu (26/4/2014).

Jokowi: Kalau Pemerintahan Dulu Lapangan Bola Dijadikan Mal

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo meresmikan jembatan serta lapangan sepak bola mini di Waduk Pluit, Jakarta Utara, Jumat (25/4/2014) sore kemarin. Menurutnya, kota yang baik adalah kota yang menyediakan ruang bagi publik.
"Saya kira begini nih kota yang bener, yang baik. Isinya itu bukan hanya bersifat konsumtif saja," ujar Jokowi di atas jembatan baru. Jembatan ini menyambungkan antara Taman Waduk Pluit dengan lapangan bola mini.

Jokowi Harus Jadi Penentu Bukan Penunggu

Pakar komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH), Emrus Sihombing  berharap Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo segera memaparkan visi misinya. Jangan sampai, katanya, malah menimbulkan kesan bahwa Gubernur DKI Jakarta itu terlalu bergantung pada partai.
"Jokowi harusa menjadi penentu rumusan pembangunan kedepan. Jangan PDIP yang merumuskan dan menyusunnya.

Jokowi Harus Buru-buru Tentukan Cawapresnya Sendiri

Hingga kini, sosok calon wakil presiden yang akan mendampingi Joko Widodo (Jokowi) belum dikeahui. Simpatisan capres Jokowi, Sekeretariat Nasional (Seknas) Jokowi, mendesak agar pengumuman cawapres bisa segera dilakukan dan diputuskan langsung oleh Jokowi.
"Seknas mengaharapkan agar pengumuman cawapres untuk Pak Jokowi cepat tapi tepat. Artinya, momentum itu bisa dirancang dengan sebaik-baiknya", ujar Sekjen Seknas Jokowi, Dono Prasetyo saat berbincang dengan detikcom, Jumat (25/4/2014).

Jika Dipisah, Jokowi-Ahok Berpotensi Jadi Lawan Politik

Capres PDIP Joko Widodo (Jokowi) hingga saat ini masih belum mengumumkan cawapresnya. Meski nama Wagub DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dikabarkan sudah tak masuk bursa, namun eks Bupati Belitung Timur itu tetap dinilai sebagai sosok yang paling tepat mendampingi Jokowi.
"Kalau Jokowi bilang ingin wakil seperti Ahok, ya harusnya langsung Ahok saja. Sebab belum tentu ada yang seperti Ahok‎," kata peneliti Cyrus Network Hasan Hasbi dalam siaran pers, Sabtu (26/4/2014).

Politik 'Delay' Ala PDIP Strategi Kunci Lawan

Belum diputuskannya calon wakil presiden (cawapres) untuk mendampingi Joko Widodo (Jokowi) dinilai sebagai salah satu strategi PDI Perjuangan (PDIP) dalam menghadapi manuver lawan politik jelang pilpres nanti.
Meski beberapa elite PDIP sudah memunculkan nama untuk mendampingi Jokowi, namun belum dapat dipastikan. Bahkan, nama sudah mengerucut menjadi tiga, yakni Jusuf Kalla (JK), Mahfud MD, dan Ryamizard Ryacudu. Entah disengaja atau tidak, sempat beredar kabar Megawati Soekarnoputri telah memilih JK.

Zuhro: Akbar Tandjung Berpeluang Dampingi Jokowi

Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof Siti Zuhro berpendapat Akbar Tandjung berpeluang menjadi cawapres mendampingi capres Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Joko Widodo (Jokowi).
"Dari empat nama yang disebut Tjahjo, dua nama mantan Ketua Umum Partai Golkar Akbar Tandjung dan Jusuf Kalla, menurut saya yang akan bersaing kuat.

Pendamping Jokowi Mesti Kuat di Bidang Pertahanan

Basis pendukung bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo, Pro Jokowi (Projo), mendambakan sosok wakil presiden pendamping Jokowi yang mampu mengatasi masalah kenegaraan. Selain itu, sosok tersebut juga harus mampu menangani isu strategis di bidang ekonomi.
"Wapres Jokowi haruslah figur yang mampu membantu dan melengkapi pelaksanaan fungsi-fungsi kenegaraan. Dia harus kuat di bidang pertahanan," ujar Koordinator Nasional Projo, Budi Arie Setiadi, saat dihubungi dari Jakarta, Jumat (25/4/2014).