Rabu, 04 Juni 2014

Pendiri Gerindra: Jokowi Lebih Baik Dibanding Prabowo

Salah satu pendiri Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Muhammad Harris Indra, menegaskan dirinya akan memilih kandidat presiden Joko Widodo atau Jokowi ketimbang Prabowo Subianto dalam Pemilu Presiden 2014.
Menurutnya, Jokowi adalah kandidat presiden terbaik yang dibutuhkan rakyat Indonesia.
"Saya pilih presiden yang terbaik, bukan yang dekat secara personal. Kalau memilih faktor dekat secara personal, maka saya akan memilih Prabowo. Indonesian Idol saja kita memilih penyanyi yang terbaik, tapi mengapa presiden bukan mencari yang terbaik," kata Harris kepada wartawan di Jakarta, Rabu (4/6/2014).
Harris menjelaskan alasan mengapa dirinya lebih memilih Jokowi ketimbang Prabowo. Menurutnya, Jokowi telah berbuat banyak bagi masyarakat Indonesia.
"Dia sudah berbuat kecil ketika orang masih bermimpi besar," ujarnya.
Selain itu, kata Harris, dirinya berupaya mencari pemimpin yang memiliki persoalan yang minim. Dia mengatakan dirinya tidak mencari presiden yang sempurna karena tidak ada yang sempurna. Tetapi, mencari presiden yang lebih baik daripada calon lainnya.
"Karena hanya ada dua calon, Jokowi dan Prabowo, menurut saya, Jokowi lebih baik daripada Prabowo," ujar Harris yang saat ini menjabat sebagai ketua bidang pertahanan Partai Gerindra.
Menurut Harris, suaranya mungkin akan diberikan kepada Prabowo seandainya kandidat presiden yang lainnya bukanlah Jokowi. Seandainya Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri atau Ketua Umum Partai Golkar yang maju sebagai kandidat, lanjut Haris, dia akan tetap memberikan suaranya kepada Prabowo.
"Namun, pertarungan kali ini Prabowo dengan Jokowi. Kali ini dia (Prabowo) akan bertanding dengan Jokowi yang menurut saya sudah berbuat sesuatu untuk rakyat Indonesia," kata dia.
"Saya tidak perlu berpikir tiga hari tiga malam untuk memutuskan memilih Jokowi. Ini sudah keputusan masuk akal, keputusan yang rasional."
Harris mengatakan, dirinya tidak pernah mengenal Jokowi. Pertemuan pertamanya dengan Jokowi terjadi pada tahun 2013 ketika dirinya diajak sejumlah petinggi Partai Gerindra mengikuti acara peringatan tujuh hari meninggal dunianya mantan Ketua MPR Taufiq Kiemas di kediaman Megawati di Jakarta.
Saat itu, kata Harris, dirinya sedang dalam posisi berdiri di tengah banyaknya orang. Namun, dia ditarik oleh seseorang yang tidak dikenalnya dan menawarkan tempat duduk kepada dirinya.
"Anda tahu siapa dia? Dia Jokowi. Sungguh sangat humanis," ujar Harris.
Harris tidak menyangka Jokowi yang saat itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta rela menawarkan tempat duduk kepadanya yang bukan tokoh besar.
"Betapa luar biasanya Jokowi. Itu yang kita butuhkan hari ini, pemimpin yang melayani. Pemimpin itu harus melayani dan sudah tercermin dari caranya Jokowi," kenang Harris.
Jadi, kata Harris, bohong jika ada ada pihak yang menilai apa yang dilakukan Jokowi selama ini di masyarakat adalah pencitraan. Apa yang dialaminya ketika diberikan tempat duduk oleh Jokowi tidak dilihat oleh banyak orang.
"Tidak ada televisi atau tidak ada media yang melihat dia memberikan kursi kepada saya. Apa yang dia lakukan kepada saya itu bukan pencitraan," ujarnya.
Harris pun membantah jika keputusannya mendukung Jokowi karena dijanjikan jabatan di pemerintahan mendatang. Hingga kini, kata Harris, dirinya belum pernah bertemu dan tidak pernah dijanjikan apa pun oleh Jokowi maupun tim suksesnya.
Harris mengatakan, dirinya sudah memberitahukan tentang pilihan politiknya memilih Jokowi kepada seluruh pengurus inti Partai Gerindra termasuk Prabowo dan Hashim Djojohadikusumo.
"Saya ikut Partai Gerindra dari tahun 2008. Saya salah satu pendiri Partai Gerindra. Saya ikut mendirikan Partai Gerindra. Semua sudah saya SMS ke semuanya tapi tidak dijawab. Saya bilang terbuka secara terbuka ke mereka mendukung Jokowi," ujar Harris.
Harris mengaku, dirinya siap untuk menerima sanksi apa pun karena sudah memilih Jokowi.
"Politik itu pilihan. Pilihan itu pasti ada konsekuensinya. Saya siap terima konsekuensinya. Hidup itu pasti ada konsekuensinya. Sosok Jokowi lebih memikat saya," ujarnya.  [beritasatu]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar