Calon Presiden (Capres) Joko Widodo (Jokowi) menyindir program pemerintah pusat untuk membuat cetak sawah hingga kini belum terealisasi. Hal ini disebabkan air untuk mengaliri sawah tidak ada atau minim.
"Pembangunan irigasi baru, sekian tahun tidak ada, bendungan tidak ada. pernah bicara cetak sawah tapi kalau airnya enggak dibangun ya jadi lama," kata Jokowi dalam pemaparan platform ekonomi di hadapan para pengusaha di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (4/6/2014).
Untuk itu, jika terpilih menjadi presiden dirinya berjanji akan membangun 20 bendungan sebagai irigasi baru. Sebab, program lama yang direncanakan membangun 74 cetak sawah belum ada satupun yang terealisasi.
"Pembangunan irigasi baru enggak ada, bendungan 25 yang akan kita bangun komplit dengan irigasi. Bendungan-irigasi-sawah," katanya.
Menurut dia, pertanian harus menjadi hal yang paling penting untuk diperhatikan serius. Karena, selama ini petani tidak sejahtera akibat terbebani membeli pupuk, pestisida, dan bibit.
"Sebetulnya kalau kita ingin sejahterakan jangan dibebani itu. Padahal sebelumnya kalau mereka mau beli pupuk kompos, pestisida alami, bibit benih banyak impor. Makin berat karena lahan sempit, cost mahal," jelasnya.
Kemudian, masalah lainnya, lanjut Jokowi adalah konversi lahan ke kegiatan lain. Akhir-akhir ini banyak lahan pertanian yang produktif justru diubah menjadi perumahan, industri bahkan pertambangan. "Perumahan enggak apa-apa, tapi jangan ambil lahan yang produktif," tegasnya.
Bahkan, sambung Jokowi, petani harus diberikan pendamping seperti dulu adanya PPL atau petugas penyuluh. Tanpa pelatihan, produksi petani lebih murah dari harga pasar. "Sehingga tengkulak yang main itu terbebani," katanya.
Selain itu, Jokowi juga ingin Indonesia seperti Jepang, Korea maupun Singapura yang memberikan ruang dan tempat untuk Technopark. [bal/merdeka]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar