Lembaga riset Populi Center menemukan bahwa elektabilitas calon presiden
Joko Widodo-Jusuf Kalla lebih unggul ketimbang pasangan Prabowo-Hatta
Rajasa. Angka keterpilihan Jokowi tercatat sebesar 47,5 persen,
sedangkan Prabowo sebesar 36,9 persen.
"Sehingga selisihnya amat
tipis," kata Ketua Populi Center Nico Harjanto di Kebayoran Baru, Rabu, 4
Juni 2014. Maka, kata dia, peluang kedua kandidat relatif seimbang
lantaran masih banyak orang yang belum menentukan pilihan sekitar 15,6
persen. Padahal, selisih keduanya 10,6 persen. "Pilpres akan begitu
kompetitif," dia memprediksikan.
Tingginya
elektabilitas Jokowi juga didukung dengan temuan mengenai persepsi
tingkat kepemimpinan. Sebanyak 72,5 persen responden menyatakan Jokowi
mampu memimpin Indonesia. Di lain pihak, angka untuk Prabowo 69,3
persen. Sebanyak 62,6 persen responden menyukai Jokowi karena sifatnya
yang merakyat. Sedangkan 53,1 persen responden menyukai Prabowo lantaran
citra tegas.
Sebanyak 54,5 persen responden menilai Jokowi bisa
membawa kemajuan bagi Indonesia. Adapun Prabowo berada di angka 49,2
persen.
Masa
kampanye 4 Juni-5 Juli 2014, kata Nico, membutuhkan kerja keras dari
masing-masing tim kampanye. Media yang paling efektif untuk
bersosialisasi, menurut sigi Populi, adalah iklan di televisi, yakni
45,9 persen. Lalu kaos sebesar 24,3 persen dan spanduk 7,9 persen.
Survei Populi Center dilakukan di 33 provinsi pada 24-29 Mei 2014. Ada 1.500 responden yang dipilih dengan metode multistage random sampling. Margin of error
dari riset ini adalah plus-minus 2,53 persen dengan tingkat kepercayaan
95 persen. Besaran sampel tiap provinsi dialokasikan sesuai dengan
proporsi populasi dari data sensus penduduk Badan Pusat Statistik dengan
mempertimbangkan urban-rural. Proporsi gender 50:50. [tempo]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar