Rabu, 04 Juni 2014

Dari Joko Tingkir Hingga Jokowi

Pada suatu masa tersebutlah pemuda yang populer bernama Jaka Tarub, salah satu tokoh utama dalam cerita rakyat yang diabadikan dalam naskah populer Sastra Jawa. Ada juga Mas Karebet alias Joko Tingkir. Jaka dan Joko telah menorehkan sejarahnya masing-masing.
Kini, Indonesia akan memilih presiden-wakil presiden masa bakti 2014-2019 untuk menggantikan SBY-Boediono. Satu calon presiden di antaranya adalah Joko Widodo yang akrab disapa Jokowi berpasangan dengan JK. Akankah Joko Widodo melenggang menjadi Presiden RI ke-7 ?
Nama Joko, diprediksi bakal terus diperbincangkan dalam beberapa waktu ke depan.
Baik Joko sebagai nama seseorang atau simbol pembaharuan-perubahan. Nama Joko Widodo sebagaimana disebutkan oleh Ahmad Bahar dalam buku berjudul 9 Alasan Memilih Joko Presiden-Wakil Presiden 2014 terbitan Solusi Publishing, diyakini bakal menjadi pemimpin masa depan.
Soal nama ini, bagi masyarakat dan bangsa Indonesia bukanlah sekadar tempelan belaka dalam diri seseorang. Bahkan bagi Masyarakat Jawa, nama adalah semacam doa dan pengharapan orangtua bagi sang anak agar menjadi anak yang sukses sesuai dengan cita-cita dan harapan orangtua.
Masyarakat, sebagaimana disebutkan dalam buku setebal 400 halaman itu, menyukai Jokowi antara lain Jokowi adalah simbol figur baru dalam kancah kepemimpinan nasional, berasal dari ‘orang kebanyakan’, apa adanya, relatif bersih dari dosa-dosa sosial maupun dosa-dosa politik. Selain itu, Jokowi dianggap telah membuktikan sebagai seorang yang berintegritas, merakyat, tulus, dan berorientasi kerja.
Buku 9 Alasan Memilih Joko Presiden-Wakil Presiden 2014 itu sendiri ditulis jauh sebelum Jokowi ditunjuk oleh Megawati sebagai capres yang diusung PDIP pada 14 Maret 2014 lalu dan pada akhirnya berpasangan dengan JK. Ada proses pencermatan dan riset panjang hingga jadi buku yang kemudian ternyata benar-benar linier dengan pasangan capres-cawapres yang diusung PDIP, Nasdem, PKB, dan Hanura. Lantas disusul PKPI.
Menurut Ahmad Bahar, dirinya sudah menulis 5 buku soal calon presiden. Hanya satu buku yang meleset pada 2009 berjudul Indonesia 2009 yang sandingkan Sri Sultan Hamengku Buwono X dan JK. Ramalannya kini: Presiden 2014 bernama Joko.
Untuk mengupasnya lebih jauh tentang Jokowi-JK dari beragam sudut pandang, Gerakan Indonesia Menulis bekerjasama Solusi Publishing dan Multivent Organizer menggelar gawe bertajuk “Serba Joko” pada hari Rabu (4/6/2014) di ruang Glory 2 lantai 6 Hotel Ciputra Jakarta Barat, yang dimulai pukul 18.30 WIB.
Karena “Serba Joko” akan hadir sejumlah pembicara bernama Joko pula. Antara lain Joko Suratmo (Dosen Komunikasi UPH), Joko Lestari (Wakil Pemimpin Umum Harian Pos Kota), Joko Dewo (Seniman), Ki Joko Bodo (Paranormal).  [tribun]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar