"Semua orang mendirikan partai untuk
menduduki jabatan yang sangat tinggi. Apalagi saya bukan anggota partai,
sungguh penghargaan yang luar biasa," kata JK saat berpidato di Rapat
Kerja Nasional (Rakernas) Partai Nasdem di Jakarta, Selasa (27/5/2014).
Wakil Presiden RI periode 2004-2009
mengatakan, jika kelak dirinya dan Jokowi terpilih memimpin Indonesia
dalam lima tahun mendatang maka akan menciptakan pemerintahan yang kuat
dan berdaulat. Mantan Ketua Umum Golkar itu menegaskan, pemerintahan
yang berdaulat harus dibangun dari ekonomi yang kuat.
Karenanya JK mengaku siap mendapat
masukan dan kritikan dari partai politik pengusung demi menunaikan visi
dan misi untuk memimpin Indonesia. "Kami siap menerima amanah itu, kami
siap dikritik, kami siap dinasihati. Bagi kami, kebersamaan kami bagai
kereta ingin punya sinyal yang lebih kuat," ujarnya.
Sedangkan Jokowi dalam pidatonya menyatakan bahwa hal-hal yang menjadi gagasan ketum parpol pengusungnya untuk berkoalisi tanpa syarat harus dihargai. "Ini yang membedakan di sini dan di sana (kubu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, red). Ini memberikan pembelajaran politik yang baik," katanya.
Pria yang juga Gubernur DKI itu lantas
menegaskan, tradisi dan pola lama seperti koalisi untuk membicarakan
jatah menteri harus tinggalkan. "Kita harus berani membangun nilai-nilai
baru, harus berani membangun tradisi-tradisi baru," ujarnya.
Ditegaskannya, ada partai yang datang
meminta jatah menteri. Jika diakomodasi, kata Jokowi, maka jumlah
kementerian bisa di atas 60. “Padahal di undang-undang (Kementerian
Negara, red) hanya 34 kursi," sambungnya.
Karenanya, ia mengajak meninggalkan
tradisi bagi-bagi jabatan dan memulai sesuatu yang baru. "Inilah nilai
baru yang kita mulai yang jadi kekuatan tradisi baru di seluruh
Indonesia," paparnya. [boy/jpnn]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar