Selasa, 27 Mei 2014

Puji Parpol Pengusung, JK Janjikan Pemerintahan Berdaulat

Jusuf Kalla yang kini menjadi calon wakil presiden menyampaikan pujian kepada partai-partai politik yang telah mengusungnya untuk berduet dengan Joko Widodo pada pemilu presiden (pilpres) Juli nanti. Sebab, para ketua umum partai pengusung duet yang dikenal dengan sebutan Jokowi-JK itu rela melepas ego pribadi.
"Semua orang mendirikan partai untuk menduduki jabatan yang sangat tinggi. Apalagi saya bukan anggota partai, sungguh penghargaan yang luar biasa," kata JK saat berpidato di Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Nasdem di Jakarta, Selasa (27/5/2014).
Wakil Presiden RI periode 2004-2009 mengatakan, jika kelak dirinya dan Jokowi terpilih memimpin Indonesia dalam lima tahun mendatang maka akan menciptakan pemerintahan yang kuat dan berdaulat. Mantan Ketua Umum Golkar itu menegaskan,  pemerintahan yang berdaulat harus dibangun dari ekonomi yang kuat.
Karenanya JK mengaku siap mendapat masukan dan kritikan dari partai politik pengusung demi menunaikan visi dan misi untuk memimpin Indonesia.  "Kami siap menerima amanah itu, kami siap dikritik, kami siap dinasihati. Bagi kami, kebersamaan kami bagai kereta ingin punya sinyal yang lebih kuat," ujarnya.

Sedangkan Jokowi dalam pidatonya menyatakan bahwa hal-hal yang menjadi gagasan ketum parpol pengusungnya untuk berkoalisi tanpa syarat harus dihargai. "Ini yang membedakan di sini dan di sana (kubu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, red). Ini memberikan pembelajaran politik yang baik," katanya.
Pria yang juga Gubernur DKI itu lantas menegaskan, tradisi dan pola lama seperti koalisi untuk membicarakan jatah menteri harus tinggalkan. "Kita harus berani membangun nilai-nilai baru, harus berani membangun tradisi-tradisi baru," ujarnya.
Ditegaskannya, ada partai yang datang meminta jatah menteri. Jika diakomodasi, kata Jokowi, maka jumlah kementerian bisa di atas 60. “Padahal di undang-undang (Kementerian Negara, red) hanya 34 kursi," sambungnya.
Karenanya, ia mengajak meninggalkan tradisi bagi-bagi jabatan dan memulai sesuatu yang baru. "Inilah nilai baru yang kita mulai yang jadi kekuatan tradisi baru di seluruh Indonesia," paparnya.  [boy/jpnn]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar