Sikap politik Jusuf Kalla (JK) sebagai calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Joko Widodo (Jokowi) tidak bisa dipegang. Sebab, JK menjadi wapres setelah mengkritisi Jokowi.
Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Ahmad Mubarok mengatakan, pernyataan seorang politikus sulit untuk dipegang alias tidak konsisten antara ucapan dan tindakan.
"Politik (JK) itu susah dipegang," kata Mubarok, di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (27/5/2014).
Hal itu menanggapi beredarnya video JK yang meragukan kapasitas Jokowi.
Video yang beredar di Youtube, menayangkan komentar JK mengatakan “Indonesia tidak bisa di pimpin oleh presiden yang hanya mengandalkan popularitas, hancur negara kalau Jokowi jadi Presiden”.
Meski JK sudah diklarifikasi, namun Mubarok menilai bahwa penilaian mantan wapres itu belum cukup membuktikan bahwa capres PDIP itu sudah sukses membenahi DKI Jakarta.
"Mungkin menurut dia 1,5 tahun itu cukup untuk pengalaman, padahal banjir masih," tegas Mubarok.
Sebelumnya, JK menjelaskan bahwa video itu diambil pada 2012. Saat itu, Jokowi baru saja dilantik sebagai Gubernur DKI Jakarta setelah mengalahkan Fauzi Bowo di Pilgub DKI Jakarta.
"Jokowi saat itu baru 2-3 bulan memimpin DKI, belum ada apa-apa. Masak sudah diusulkan menjadi presiden? Saat itu saya bilang," Tunggu, cari pengalaman dulu," ujar JK di kediaman pendiri SOKSI, Suhardiman, di Jakarta, Senin (26/5).
Saat ini, setelah dua tahun, JK melihat Jokowi punya pengalaman. Maka dari itu saya diminta mendampingi," kata dia. JK juga mengatakan, dirinya yakin dengan Jokowi. "Tidak akan terjadi kehancuran karena pengalaman dia sudah baik, dan saya bersedia mendampingi Pak Jokowi," ujarnya. [bay/inilah]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar