Selasa, 27 Mei 2014

Wiranto Tegaskan Jokowi - JK, Titik!

Ketua Umum Partai Hanura Wiranto mengingatkan jangan sampai salah memilih pemimpin supaya bangsa ini tidak berkepanjangan dalam kesengsaraan.
Menurut Wiranto, sudah saatnya sekarang memberikan pengajaran kepada rakyat untuk tidak salah memilih pemimpin pada pemilihan presiden 9 Juli 2014 mendatang.
PDIP, NasDem, Hanura, PKB dan PKPI sudah menyajikan pemimpin yang benar-benar benar yakni Joko Widodo - Jusuf Kalla yang diusung sebagai calon presiden dan calon wakil presiden.
"Kita ajarkan rakyat pada 9 Juli untuk memilih Jokowi - Jusuf Kalla, titik. Tidak ada tawaran lain, itu pilihan kita," kata Wiranto saat berpidato pada Rapat Kerja Nasional Partai NasDem, Selasa (27/5/2014) di Ancol, Jakarta Utara.
Rakernas itu dihadiri Jokowi, JK, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, Ketum Partai NasDem Surya Paloh, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, Ketum PKPI Sutiyoso dan segenap kader partai besutan Paloh itu.
Dalam kesempatan itu pula, Wiranto mengenang kembali ceritanya bersama Paloh. Ia mengatakan, ada dua sahabat pada tahun lalu bertemu di luar negeri untuk membincangkan Indonesia. "Kenapa di luar negeri, karena ingin melihat Indonesia utuh dari luar," ujarnya.
Bekas Panglima ABRI itu pun melanjutkan bahwa kesimpulan dari pembicaraan kedua sahabat itu adalah sangat sedih dan prihatin melihat negeri ini yang begitu kaya raya tapi belum bisa menyejahterakan bangsanya.
"Akhirnya kedua sahabat ini berkomitmen untuk berjuang bersama-sama membangun Indonesia, membangun kekuatan bersama-sama, dan bertemu di satu titik untuk membangun Indonesia hebat," kata Wiranto.
"Siapakah dua sahabat itu? Surya Paloh dan Wiranto," timpalnya.
Dia mengatakan, saat itu bersama Paloh bertemu di Singapura. "Allah SWT menyaksikan, dan mendengar karena kita bicara dengan tulus.  Kemudian kita bertemu mengusung Jokowi-JK. Tentu saja atas izin Ibu Megawati," ujarnya.
Sampai saat ini, ia menambahkan, komitmen bersama itu tetap terjaga karena keperihatinan yang sama. Antara lain, karena banyaknya kemiskinan di negeri ini. "Secara komparatif negeri ini kuat. Tapi saat bicara kompetitif, kita menjadi pecundang. Ada yang salah di negeri ini," katanya.
Karenanya, Wiranto menegaskan bersama Paloh punya satu tekad untuk melakukan perubahan. Kalau Nasdem, kata dia, melakukan perubahan dengan penekanan sistem luar biasa. Tapi, lanjut Wiranto, Hanura dengan memperbaiki moral bangsa dan akhlak. "Terutama para pemimpinnya," tegasnya.
Wiranto dan Paloh pun sepakat bahwa perubahan itu membutuhkan pemimpin. Dalam sistem presidensil, lanjut dia, Indonesia harus dipimpin oleh pemimpin yang sadar bahwa jabatan merupakan amanat. "Itu ada di Jokowi - JK," ungkapnya.
Ia menambahkan, seorang pemimpin itu harus tahu masalah. Nah, untuk tahu masalah harus blusukan kesana kemari. Pemimpin itu harus mengorbankan, merakyat, berpenampilan sederhana.
"Siapa itu? Jokowi - JK. Karena itu, kita tidak ada lagi watu untuk bersepakat, tapi harus bertindak. Jokowi - JK jadi pemimpin Indonesia," pungkas Wiranto.   [boy/jpnn]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar