Selasa, 27 Mei 2014

Berbagai Program Sukses di DKI Buktikan Kualitas Kepemimpinan Jokowi

Ketua DPP PDI Perjuangan yang juga anggota Komisi V DPR Nusyirwan Sudjono menyatakan, keberhasilan negara dalam melaksanakan fungsinya sangat tergantung pada kinerja pemerintah daerah.
Pasca reformasi 1998, semua program nasional letaknya di daerah. Karena itu, peranan pimpinan daerah untuk mewujudkan program nasional menjadi sangat penting.
Setelah Jokowi
Salah satu pemerintahan daerah yang telah terbukti berhasil melaksanakannya adalah Pemprov DKI Jakarta di bawah pimpinan Joko Widodo (Jokowi).
Sebagai sebuah contoh, kata dia, transportasi jalan raya dan jalan tol.
"Banyak rencana pembangunan jalan yang berusia 20 tahun lebih, baru bisa direalisasi pada saat kepemimpinan DKI Jakarta di bawah Pak Jokowi," kata Nusyirwan kepada pers di sela-sela rakornas Nasdem, di Jakarta, Selasa (27/5/2014).
Dia mencontohkan, jalan tol lingkar luar Jakarta (JORR W2) yang kurang satu bulan lagi akan tersambung atau berfungsi, yang sebelumnya membutuhkan waktu 25 tahun untuk terwujudnya jalan lingkar terjadi.
"Kenapa? Karena kepemimpinan sebelumnya tidak mampu di pembebasan lahan. Dan itu selalu menjadi kendala," ujarnya.
Sebelum Jokowi
"Jalur ke arah Tanjung Priok, akses ke Tanjung Priok terhenti bertahun-tahun karena persoalan lahan. Baru pada periode Gubernur Joko Widodo bisa berlangsung kembali, karena mampu atasi problem lahan," tambahnya.
Jalur lingkar Jakarta itu berguna untuk mengatasi kemacetan Jakarta, karena tidak bisa dengan cara lain selain menambah jaringan jalan. Kalau lingkar luar sudah tersambung, maka kendaraan berat tidak harus masuk ke tol dalam kota dan itu bisa mengatasi kemacetan.
Contoh lagi, jelas dia, program mass rapid transport (MRT) yang sudah direncanakan sejak 30 tahun lalu. Baru bisa dimulai pada tahun ini oleh kepemimpinan Jokowi. Kemudian juga untuk pengembangan infrastruktur dasar lain, seperti pengembangan akses pelabuhan Tanjung Priok.
Menurut Nusyirwan, keberhasilan Jokowi itu sudah menunjukkan bagaimana kapasitas dan kualitas kepemimpinannya. Untuk bisa lebih dioptimalkan. Jokowi sudah selayaknya mengabdikan diri di kepemimpinan tingkat nasional.
"Tidak mungkinlah sekarang seseorang menjadi Gubernur di tiga tempat atau lebih. Sudah saatnya lanjutkan pembangunan di seluruh Indonesia," jelasnya.
Contoh lain yang dibeberkan Nusyirwan adalah pengendalian banjir. Di DKI Jakarta, banjir itu sudah berpuluh tahun, bukan kali ini saja. Tetapi, normalisasi kali dan waduk di Jakarta baru dijalankan di era Jokowi.
Satu program lain adalah kampung deret, untuk menjawab kesulitan pengadaan tanah, dan kecenderungan penduduk di pemukiman padat penduduk yang tak mau dipindah ke tempat yang jauh dari lokasi tersebut.
"Padahal harusnya tempat tersebut daerah yang tidak boleh dihuni. Tetapi kalau mereka dipindah ke tempat lain yang tanah tersedia, tetapi jauh, maka akan kesulitan," kata dia.
"Maka kampung deret itu menjadi sangat relevan dalam menjawab masalah tersebut."
Berikutnya yang menjadi kelebihan dari kepemimpinan Jokowi adalah kondisi saat ini yakni kelemahan dalam implementasi pembangunan di Indonesia, dari sisi koordinasi antaraparat. Apa yang dilakukan dalam pembangunan di Jakarta di bawah Jokowi sudah menunjukkan bahwa pendekatannya tepat.
"Pak Jokowi mampu mewujudkan prinsip koordinasi sehingga program besar bisa dimulai. Karena pembangunan itu lintas sektor, lintas daerah. Kalau itu sudah berjalan, berarti koordinasi sudah berjalan. Pak Jokowi punya jiwa itu," ungkapnya.
Dia mengungkapkan, selama ini banyak proyek macet karena mandeknya koordinasi, atau tidak ada yang berinisiatif mengkoordinasikan. Namun kehadiran Jokowi sudah membuktikan koordinasi tepat bisa dilakukan dengan pendekatan aspek sosial yang tepat juga. Ujungnya, kendala-kendala yang biasa dihadapi bisa terselesaikan.
"Meskipun di situ ada makam, misalnya, tetapi bisa dikoordinasikan sehingga tidak ada bentrok. Di pasar-pasar juga bisa ditertibkan, normalisasi kali dan waduk juga bisa dijalankan," jelasnya.
Menurut Nusyirwan, cara-cara pendekatan Jokowi ini, juga didukung dengan kemauan untuk melakukan peninjauan proyek dan program besar dengan cara langsung turun ke lapangan, melihat problem yang ada.
"Pak Jokowi tak sekadar menerima laporan dari petugas teknis. Itu yang harusnya bisa menjadi pola yang bisa dilakukan juga oleh kepala daerah lain di dalam menjawab persoalan pembangunan infrastruktur, yang mana ini menjadi kendala dalam pembangunan," terangnya.  [beritasatu]

6 komentar:

  1. Selamat berlibur kawan2.
    Ini puisi dr gue rakyat jelata, tak punya jabatan dan tak punya parpol.
    Tapi, gue adalah pekerja lapangan 12 tahun, bekerja di tengah2 masyarakat.
    Gue lbh tahu sprt apa di lapangan drpd mereka yg ada di kantoran.
    Puisinya bagus gak ya? Judul bagusnya apa? Maklum gue bukan sastrawan/pujangga.

    Semua berawal dari niat bekerja keras.
    Semua berawal ditentang dan dihujat keras.

    Semua dilakukan dg pendekatan masyarakat
    Semua berhasil raih kesepakatan rakyat
    Semua berhasil diselesaikan bersama.
    Semua akui dg rasa bangga.

    Semua itu karena Jokowi
    Berawal dr niat bersih
    Kaki, tangan, mata, telinga, hati bekerja dg sabar dan gigih
    Membawa cita2 bersama yg ingin diraih.

    Sosok yg merakyat
    Sederhana namun hebat
    Semua diperlakukan dg sederajat
    Semua berjabat tangan dan berpelukan erat

    BalasHapus
  2. Kereeen bos, andai aku bs puisi, utk sang idaman hati yg brnama jokowi, memberi sdkt kontribusi, utk bersama berjuangan membangun negeri, indonesia pertiwi..... sayangnya aku cm bs gigit jari, ketika jokowi seringkali di bully, batinku terhentak, ingin skali rasanya membentak, mrk yg srg memfitnah penuh amarah, seakan mrk tak pernah salah....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aq juga pengagum Jokowi gak bisa berpuisi..cuma kata hati
      Jokowi..dia yang peduli rumah layak bagi rakyat miskin,,,,dia yang peduli kesehatan rakyat miskin…dia yang peduli perut rakyat miskin…dia yang peduli kebutuhan sekolah anak-anak miskin…..dia yang jadi pelindung bagi rakyat miskin.....dia yang berpakaian tak lebih dari rakyat biasa…semoga Allah selalu melindunginya..Amin

      Hapus
    2. He he tks kawan. Setidaknya puisi gue gak kalah2 amat sama si Fadli Zon ...
      Katanya yg pro Jokowi hrs bls black campaign dg santun. Ya kita balas saja dg cara kita masing2 asalkan santun. Ya kan Hana dan Raine?
      Oh ya Hana, gue msh punya hutang ya ttg info walkot Srby ibu Tri Rismaharini. Entar ya gue share kalau referensinya sdh cukup banyak, untung aja hutang gue tak sehebat Pak Prabowo :)
      http://m.news.viva.co.id/news/read/234802-utang-perusahaan-prabowo-rp14-3-triliun

      Hapus
  3. b'bagai program d'tonjolkan menunjukkan dki1&dki2 ada b'kerja Namun BLM sukses , msh bnyk hambatan dr pusat , ke-drp , ke-anakBuah & yg mendokong projek/program BLM maksimal (mngkn sekitar 55%-65% ; seharusX 80%-85% , mk yg ln 20% akan turut b'serta! )

    BalasHapus
  4. saya cuman bisa bilang MASSA ALLAH,,SUBHANALLAH,,kehadiran pak jokowi membawa harapan besar untuk kemakmuran bangsa ini,,ingssa Allah..aamiin

    BalasHapus