Rabu, 14 Mei 2014

Megawati Sebut Muhaimin Si Anak Hilang

Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri mengaku dengan keputusan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mendukung Joko Widodo alias Jokowi pada pemilu presiden (pilpres) Juli nanti. Megawati bahkan menyebut marapatnya Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar ke poros koalisi yang dibangun PDIP ibarat kembalinya si anak hilang.
Berbicara saat menyampaikan sambutan pada acara deklarasi koalisi partai politik pendukung Jokowi di DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (14/5/2014), Megawati mengisahkan pembicaraannya dengan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur di masa lalu. Menurut Megawati, dirinya pernah dititipi dua keponakan mendiang Gus Dur, yakni Syaifullah Yusuf dan Muhaimin Iskandar.
Megawati pun kaget. “Koq saya diaboti (dibebani, red) dua orang yang sudah gede-gede dan mestinya sudah mandiri?” tanya Megawati ke Gus Dur.
Mantan Ketua Umum PBNU itu lantas menjawab pertanyaan sekaligus kekagetan Megawati. “Lha kan PDIP dan NU itu sama. Yang satu partai, yang satu ormas. Sama, suka salah,” kata Megawati menirukan Gus Dur.
Gus Dur khawatir dua keponakannya yang masih muda itu terlalu menggebu-gebu hinga salah langkah.  “Suka menggebu-gebu tapi belakangan salah. Saya khawatir dua ponakan saya itu, makanya saya titipkan sama sampeyan,” papar Megawati lagi-lagi menirukan ucapan Gus Dur.
Selanjutnya, Megawati mengisahkan keinginan Muhaimin bergabung sebagai pendukung Jokowi. Awalnya, Muhaimin menemui Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDIP, Puan Maharani. Muhaimin pun menyampaikan keinginan agar bisa menemui Megawati.
Namun Puan sempat meminta Megawati tak langsung menemui Muhaimin jika belum jelas keinginan PKB. Akhirnya Megawati memang menerima Muhaimin. Hanya saja, ternyata Muhaimin belum membawa keputusan akhir tentang langkah PKB mendukung Jokowi.
“Ayo karepmu opo, Min? (Ayo, maumu apa, Min?). Imin bilang minta restu kiai. Saya tahu adatnya NU, monggo. Sampaikan salam saya. Saya tak memaksakan karena saya di atas angin terus mesti begini, mesti begitu,” kata Megawati.  [ara-fat/jpnn]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar