Direktur Utama Lembaga Survei Proximity Whima Edy Nugroho menyatakan
sosok Jusuf Kalla (JK) tak menjamin mendongkrak elektabilitas Joko
Widodo (Jokowi).
"Ada figur yang menurut saya bisa mendongkrak elektabilitas Jokowi
yang cenderung menurun saat ini, bukan Jusuf Kalla tapi Mahfud MD. Duet
Jokowi-Mahfud lebih pas dibanding Jokowi-JK atau Jokowi-Samad," katanya
di Surabaya, Rabu (14/5/2014).
Menurutnya, pertarungan pilpres pada 9 Juli 2014 semakin menarik
setelah Prabowo Subianto hampir pasti menggandeng Hatta Rajasa sebagai
cawapres.
"Beberapa nama santer disebut-sebut yang dianggap cocok sebagai
cawapres Jokowi. Seperti Ryamizard Ryacudu, JK, Mahfud MD dan Abraham
Samad," katanya.
Ia mengatakan, pendampingn JK dengan Jokowi kalau dari sisi usia
cukup relatif. Mengingat JK masih merupakan cawapres yang potensial.
"Jokowi membutuhkan JK karena pengalamannya sebagai negarawan untuk
membantu Jokowi yang selama ini diragukan publik untuk kapasitasnya
sebagai presiden nanti," katanya.
Ia mengatakan, potensi terjadi matahari kembar bisa terjadi jika
Jokowi menggandeng JK. Karena pengalaman JK yang lebih mumpuni ditambah
senioritasnya. "Ini sedikit banyak akan membuat Jokowi ewuh pakewuh terhadap Jusuf Kalla," katanya.
Dibandingkan dengan JK, kata dia, Mahfud MD mempunyai dua pemilih potensial. Yakni pemilih Nahdliyin yang jumlahnya cukup besar.
"Kedua, Mahfud juga disukai pada kalangan menengah atas karena
ketegasan dan bersih. Jadi duet Jokowi-Mahfud lebih menjanjikan
mendongkrak suara Jokowi. Saya memprediksi Jokowi- Mahfud lebih memimpin
dibandingkan Prabowo-Hatta," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar