Deklarasi koalisi partai politik pengusung calon presiden Joko Widodo, membuat mata uang rupiah naik secara signifikan. Pelaku pasar yang merespon positif hal tersebut, spontan meningkatkan pembelian aset-aset investasi berdenominasi rupiah. Tak ayal, Dalam perdagangan mata uang, rupiah pun ditutup menguat 90,7 poin (0,79 persen) ke level 11.446,8.
Analis PT. Bank Mandiri, Reny Eka Putri mengakui penguatan rupiah memang dipengaruhi faktor pendeklarasian dukungan parpol terhadap Capres Jokowi.
Momentum deklarasi tersebut dianggap pelaku pasar, sebagai langkah resmi yang memastikan arah pencapresan Jokowi. “Setelah sempat ragu terhadap hasil pemilihan umum legislatif (Pileg), lewat momen tersebut, pelaku pasar akhirnya kembali berbalik optimis terhadap langkah Jokowi,” kata dia. (Baca:Tak Ada Golkar di Rapat Koalisi PDIP)
Reny menambahkan, penguatan rupiah juga didukung oleh memburuknya data ekonomi Amerika Serikat (AS). Data penjualan ritel di Amerika Serikat (AS) di bulan April yang hanya tumbuh sebesar 0,1 persen, turun jauh dari periode sebelumnya sebesar 1,5 persen, mengurangi daya tarik mata uang dolar. “Meski tak signifikan, perlambatan data penjualan ritel memang menekan dolar,” tuturnya.
Meski demikian, Reny meyakini efek positif pencapresan Jokowi terhadap penguatan nilai tukar rupiah takkan berpengaruh lama. Alasannya, efek yang hanya bersifat sentimentiil biasanya rawan mengalami koreksi. “Karena bukan efek fundamental, Jokowi Effect hanya berpengaruh sesaat,” dirinya menjelaskan. [Megel Jekson/Tempo]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar