Politisi senior Golkar Akbar Tandjung dinilai paling pas mendampingi capres PDIP Jokowi, pascakomitmen Golkar bergabung dengan partai pimpinan Megawati tersebut.
Pengalaman Akbar yang komprehensif baik dalam bidang politik
kepartaian, pemerintahan, kepemudaan, dan toleransi yg dibangun selama
ini, akan menjadikan duet Jokowi-Akbar sebagai pasangan yang ideal,
punya elektabilitas tinggi dan juga mampu menjamin efektivitas
pemerintahan bila pasangan ini nantinya memenangkan pilpres 9 Juli 2014.
Penilaian tersebut dikemukakan Wasekjen Golkar Ahmad Doly Kurnia,
Musfihin Dahlan, dan Ketua Forum Silaturahmi DPD II Partai Golkar se
Indonesia, Muntasir Hamid, Rabu (14/5/2014) menanggapi pertemuan Ketua
umum Golkar Aburizal Bakrie dan Jokowi, Selasa petang (13/5) yang
menyatakan Golkar dan PDIP akan menjalin koalisi.
Ahmad Doly Kurnia mengungkapkan, Akbar telah teruji dan terbukti
sebagai tokoh yang punya kredilitas dan berpengalaman mengelola partai
di masa sulit tapi tetap eksis, juga di perintahan baik sebagai menteri
pemuda dan olahraga maupun Menseneg.
"Jadi rugi apabila tokoh dengan segudang pengalaman seperti Akbar
ini, tidak diambil Jokowi," kata Doly yang juga mewakili kaum muda
Golkar pendukung Akbar.
Wasekjen Golkar lainnya, Musfihin Dahlan pun menyatakan, ketokohan
dan kepemimpinan Akbar, baik di Golkar dan pemerintahan serta elemen
elemen lain di masyarakat, menunjukkan bahwa Akbar figur yang disegani
dan diharapkan pemikiran dan sumbangsihnya bagi bangsa dan negara.
"Jika PDIP berkoalisi dengan Golkar, maka figur yang paling cocok
mendampingi Jokowi adalah Akbar, bukan tokoh lain . Sebab Akbarlah yang
paling rajin dan terus merawat Golkar, baik pada masa sulit hingga saat
ini,"ujar Musfihin.
Karena itu, cawapres dari Golkar yakni Akbar Tandjung, harus didukung
dan direkomendasi dalam Rapimnas nanti. DPD II dan mereka yang memilki
hak suara, agar memberikan dukungan penuh sehingga cawapres Golkar ini
benar-benar mendapat legitimasi kuat untuk maju.
Sementara itu Ketua Forum Silaturahmi DPD II Golkar se Indonesia
Muntasir Hamid menegaskan, dengan rencana koalisi Golkar dan PDIP, maka
posisi ARB sebagai capres gugur. Sebaliknya tinggal mengajukan nama
cawapres.
"Saya melihat, tokoh yang dapat mewakili dan diterima semua unsur
Golkar dan memiliki basis masa kuat baik di partai maupun masyarakat
adalah Akbar Tandjung" kata Muntasir.
Ketua Dewan Pertimbangan Golkar itu kata Muntasir mempunyai kesamaan
dengan wapres pertama Mohammad Hatta. Jadi kepemimpinan Jokowi-Akbar
akan menjadi dwi tunggal seperti Soekarno-Hatta. [tribun]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar