Ulama Kabupaten Cirebon meminta Joko Widodo (Jokowi) untuk
menempatkan profesional dari Nadhlatul Ulama jika dirinya terpilih
menjadi Presiden RI 2014-2019.
Namun dengan santun Jokowi menolak permintaan tersebut dan menegaskan
bahwa dirinya tetap konsisten untuk tidak melakukan politik
transaksional dengan tidak menjanjikan posisi apapun kepada
pendukungnya.
Meskipun ditolak, para sesepuh Pontren Buntet tidak kecewa atau
menarik dukungan.
Mereka justru semakin menegaskan dukungan terhadap
Jokowi yang dinilai konsisten terhadap revolusi mental yang menjadi
jargonnya selama ini.
“Kami memang sangat berharap Kementerian Pendidikan dan Kementerian
Agama dipegang oleh orang profesional dari NU. Namun itu bukan syarat
dukungan kami terhadap Jokowi, kami tetap menghargai mentalitas Jokowo
untuk tidak berpolitik transaksional,” ujar pengasuh Ponpes Annasuha,
Kalimukti, Kabupaten Cirebon, KH Usamah Mansyur saat menerima kunjungan
Jokowi di kediaman K.H. Anas Arsyad, salah seorang tokoh Pondok
Pesantren Buntet, Desa Mertapada, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten
CIrebon, Kamis (29/5/2014).
Usamah berharap, sikap mental seperti itu terus dipertahankan Jokowi
jika ia terpilih menjadi Presiden RI nantinya. Selain menempatkan
orang-orang kompeten tanpa memandang golongan atau parpol di
pemerintahan, Usamah dan seluruh ulama Kabupaten Cirebon juga menitipkan
agar Jokowi memperhatikan pesantren jika menjadi presiden.
Sementara itu Jokowi sendiri menegaskan, penolakan tersebut murni
sebatas konsistensinya atas revolusi mental dan politik non
transaksional. Ia sama sekali tidak mengerdilkan NU sebagai rumah umat
muslim yang besar dan sarat akan cendekiawan handal.
“Ada parpol yang sempat meminta jatah delapan menteri sebagai
imbalan dukungan, tapi saya tetap tidak mau. Ini bukan politik daging
sapi,” katanya.
Terkait perhatian terhadap pesantren, Jokowi sepaham dengan para
ulama Kabupaten Cirebon. Ia berjanji akan menjadikan pontren sebagai
garga terdepan dalam melakukan revolusi mental.
Seperti yang selama ini digembar-gemborkan, Jokowi memang
berkeinginan memasukan pendidikan agama, budi pekerti, moralitas, dan
mental sampai 80 persen dalam kurikulum sekolah dasar.
Kedatangan Jokowi di Buntet disambut ribuan santri dan warga dari
berbagai penjuru Kabupaten Cirebon. Di hadapan mereka, Jokowi juga
menegaskan bahwa isu dihapuskannya progran beras untuk warga miskin
(raskin) dan tunjangan sertifikasi guru hanyalah isu kosong.
“Saya belum sempat mengklarifikasi soal tunjangan sertifikasi, muncul
lagi isu penghapusan raskin kalau saya jadi presiden. Saya tegaskan itu
semua bohong. Yang ada tunjangan guru dan raskin justru akan ditambah,”
tutur pria yang masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta itu. [Pikiran Rakyat]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar