Berbagai serangan politik diarahkan kepada calon presiden dari PDI Perjuangan, Joko Widodo. Semenjak deklarasi 14 Maret lalu, berbagai propaganda anti-Jokowi bermunculan secara masif di berbagai media. Terakhir, beredar propaganda berbau rasial mengenai asal usul keluarga Jokowi.
Peneliti dan Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Indria Samego menilai bentuk propaganda berbau rasial yang dialamatkan kepada Jokowi termasuk bentuk black campaign atau kampanye hitam.
"Itu kampanye hitam. Memang publik Indonesia kan majemuk, jadi kalau seperti itu lantas kenapa? dilarang? di undang-undang tidak ada aturan orang dari etnis tertentu dilarang jadi presiden, sudah diamandemen," papar Indira Samego seperti yang dikutip metrotvnews, Senin malam (5/5/20114).
Ia juga menganggap bahwa penggunaan metode kampanye hitam ini menimbulkan presepsi yang dianggap tidak etis dan menyudutkan pihak tertentu. "Yang melakukan itu sudah kehilangan akal sehat," tambahnya.
Pakar komunikasi politik Effendi Gozali, menjelaskan bentuk kampanye hitam masuk ke dalam Kampanye negatif yang dibedakan kedalam tiga jenis. Kampanye semacam ini tidak dibenarkan.
"Itu kampanye negatif, jadi tidak boleh. Dalam komunikasi politik kampanye negatif itu ada tiga. Pertama, data tidak akurat; kedua, tidak memiliki kemampuan memberita; yang ketiga ciri-cirinya itu memprediksi sesuatu yang belum ada dasarnya," jelas Effendi.
Kampanye hitam yang yang mengarah ke Jokowi beredar luas terutama internet untuk mempengaruhi elektabilitas Jokowi. Namun, Effendi menilai, signifikansi pengaruh kampanye hitam terhadap Jokowi harus diukur. "Saya tidak tahu, ini harus kita ukur dulu," tambahnya.
Kampanye hitam sendiri merupakan suatu penggunaan metode komunikasi dalam bentuk rayuan, sindiran, atau rumor yang sifatnya merusak yang dapat menimbulkan presepsi (tafsiran) yang dianggap tak pantas dari pandangan umum.Tujuannya adalah menciptakan fenomena sikap resistensi dari para pemilih.
Sekretaris Jenderal PDIP, Tjahjo Kumolo mengklaim, dalam Pemilihan Presiden 2014,PDIP mencatat ada 18 serangan kampanye hitam terhadap gubernur DKI Jakarta itu. Dari 18 serangan itu, isu agama dan ras juga menonjol. Sementara, serangan terhadap calon presiden dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto, sebagian besar melingkupi soal isu Hak Asasi Manusia. Isu lain mengenai karakternya yang dinilai tempramental. [Fitra Iskandar/metrotvnews]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar