Selasa, 06 Mei 2014

Kenapa Pemilih Jokowi Cukup Merata?

Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang dirilis akhir pekan lalu menunjukkan pemilih calon presiden Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) merata di setiap parpol. Bahkan paling merata di antara pesaingnya, Prabowo Subianto dan Aburizal Bakrie (Ical).
Pengajar Ilmu Pemerintahan Universitas Gajah Mada Yogyakarta Mada Sukmajati menilai hal itu disebabkan karena sikap Jokowi yang dekat dengan rakyat dan bisa berkomunikasi dengan berbagai pihak, termasuk dengan parpol lain.
Menurut Mada, sosok dan model kepemimpinan 'membumi' yang di Solo dan Jakarta sangat disukai dan lebih bisa diterima ketimbang capres lainnya.
"Jokowi dan Prabowo Subianto sebenarnya antitesa dari model kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono. Namun, kepemimpinan Jokowi lebih dilihat masyarakat karena dia efektif, dekat dengan rakyat dan Jokowi mau mendengar rakyat," kata Mada saat dihubungi wartawan di Jakarta, Selasa (6/5/2014).
Survei SMRC yang dirilis Minggu 4 Mei lalu menunjukkan sebagian besar pemilih dari parpol lain akan lebih memilih Jokowi ketimbang kandidat lainnya. Tidak hanya dari PDIP, Jokowi memperoleh dukungan sekitar 64 persen dari pemilih Partai Nasdem, disusul pemilih Partai Demokrat 47 persen, PKB 44 persen, dan PAN 42 persen.
Bahkan, sebanyak 40 persen pemilih PPP, 38 persen pemilih Partai Golkar, dan 36 persen pemilih PKS akan memilih Jokowi. Mayoritas pemilih PKPI dan PBB juga cenderung memilih Jokowi. Bahkan sekitar 16 persen pemilih Partai Gerindra pun akan memberikan suaranya untuk Jokowi.
Mada mengatakan, dalam pilpres pemilih jelas bakal mempertimbangkan faktor individu ketimbang asal partai atau partai yang mendukungnya. Selain itu, faktor-faktor lain seperti masa lalu, rekam jejak, kepribadian kandidat presiden, serta program-program yang ditawarkan, bakal menjadi pertimbangan pemilih.
Sebagai contoh, kata dia, masyarakat masih terbebani dengan Prabowo yang memiliki masa lalu gelap terkait dugaan pelanggaran HAM. "Hal itu yang kemudian membuat orang pesimistis dengan Prabowo," ujar Mada membandingkan Jokowi yang tidak memiliki beban masa lalu seperti Prabowo.  [ren/merdeka]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar