Selasa, 06 Mei 2014

Sabam Mau Mahfud, Jokowi Mau Pengimbang

Cawapres untuk capres PDIP Joko Widodo masih misterius hingga kini. Meski sempat dikabarkan Jusuf Kalla adalah sosok misterius itu, namun belakangan Joko Widodo mengisyaratkan ingin tokoh yang bisa mengimbangi karakter dirinya sebagai pemimpin yang suka blusukan.
Seperti diketahui, Jusuf Kalla dikenal sebagai tokoh yang cukup enerjik dan dinamis. JK, begitu ia biasa disebut, sering menjelajah dari satu tempat ke tempat lain, tak ubahnya Jokowi yang sering blusukan dari satu kampung ke kampung lain.
Lantas, siapa gerangan tokoh yang bisa mengimbangi hobi blusukan Jokowi?
"Kalau saya sih tidak ada pilihan lain sejak dua bulan lalu, selain Pak Mahfud MD," kata politisi senior PDIP Sabam Sirait kepada detikcom, Selasa (6/5/2014).
Akhir-akhir ini, Jokowi juga blusukan ke sejumlah kiai kharismatik kaum Nahdhatul Ulama (NU). Sabam melihat, jika Mahfud menjadi cawapres Jokowi, maka kekuatan NU akan menguatkan Jokowi. Ini karena Mahfud merupakan tokoh yang lahir dari kalangan Nahdiyin.
"Pak Mahfud punya kekuatan di belakangnya, yakni NU dan PKB. Dan PKB bisa menambah suara bagi PDIP," ucap Sabam.
Sejak awal, Sabam memang melihat sosok Mahfud (57) pantas dijadikan cawapres Jokowi. Dirinya kurang 'sreg' jika JK menjadi cawapres Jokowi. Ini karena umur Jokowi dengan JK terpaut jauh, masalah itu dikhawatirkan bisa menimbulkan kekurang-cocokan.
"JK umurnya 72 tahun, terlalu jauh berbeda dengan Jokowi yang 52 tahun. Jadi kurang cocok. Bukan berarti JK tidak dinamis, bukan. Cuma syarat saya, cawapres Jokowi sedapat mungkin yang usianya tidak terpaut jauh," tutur sesepuh PDIP ini.
Jokowi sendiri sempat mengemukakan soal karakter yang ia sukai bagi cawapres yang ingin mendampinginya. "Sebaiknya memang kombinasi yang saling mengisi. Kalau yang satu senang di lapangan yang satu jangan meninggalkan kantor. Misalnya seperti itu," kata Jokowi di Pasar Manggis, Setiabudi, Jakarta Selatan, Senin (5/5/2014).  [detik]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar