Cawapres untuk capres PDIP Joko Widodo masih misterius hingga kini.
Meski sempat dikabarkan Jusuf Kalla adalah sosok misterius itu, namun
belakangan Joko Widodo mengisyaratkan ingin tokoh yang bisa mengimbangi
karakter dirinya sebagai pemimpin yang suka blusukan.
Seperti
diketahui, Jusuf Kalla dikenal sebagai tokoh yang cukup enerjik dan
dinamis. JK, begitu ia biasa disebut, sering menjelajah dari satu tempat
ke tempat lain, tak ubahnya Jokowi yang sering blusukan dari satu
kampung ke kampung lain.
Lantas, siapa gerangan tokoh yang bisa
mengimbangi hobi blusukan Jokowi?
"Kalau saya sih tidak ada
pilihan lain sejak dua bulan lalu, selain Pak Mahfud MD," kata politisi
senior PDIP Sabam Sirait kepada detikcom, Selasa (6/5/2014).
Akhir-akhir
ini, Jokowi juga blusukan ke sejumlah kiai kharismatik kaum Nahdhatul
Ulama (NU). Sabam melihat, jika Mahfud menjadi cawapres Jokowi, maka
kekuatan NU akan menguatkan Jokowi. Ini karena Mahfud merupakan tokoh
yang lahir dari kalangan Nahdiyin.
"Pak Mahfud punya kekuatan di belakangnya, yakni NU dan PKB. Dan PKB bisa menambah suara bagi PDIP," ucap Sabam.
Sejak
awal, Sabam memang melihat sosok Mahfud (57) pantas dijadikan cawapres
Jokowi. Dirinya kurang 'sreg' jika JK menjadi cawapres Jokowi. Ini
karena umur Jokowi dengan JK terpaut jauh, masalah itu dikhawatirkan
bisa menimbulkan kekurang-cocokan.
"JK umurnya 72 tahun, terlalu
jauh berbeda dengan Jokowi yang 52 tahun. Jadi kurang cocok. Bukan
berarti JK tidak dinamis, bukan. Cuma syarat saya, cawapres Jokowi
sedapat mungkin yang usianya tidak terpaut jauh," tutur sesepuh PDIP
ini.
Jokowi sendiri sempat mengemukakan soal karakter yang ia
sukai bagi cawapres yang ingin mendampinginya. "Sebaiknya memang
kombinasi yang saling mengisi. Kalau yang satu senang di lapangan yang
satu jangan meninggalkan kantor. Misalnya seperti itu," kata Jokowi di
Pasar Manggis, Setiabudi, Jakarta Selatan, Senin (5/5/2014). [detik]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar