Selasa, 06 Mei 2014

Prabowo Ical Yang Dipastikan Akan Membuat Jokowi Pening

Gelagat koalisi antara Partai Golkar dan Partai Gerindra semakin menguat pasca pertemuan kedua capresnya, Aburizal Bakrie (Ical) dan Prabowo Subianto. Jelang pilpres, keduanya sudah dua kali saling bertemu dan direncanakan masih akan kembali bertemu untuk membahas koalisi yang lebih intens lagi.
Setelah Prabowo berkunjung ke kediaman pribadi Ical di kawasan Menteng minggu lalu, giliran Ical bersama elit Golkar menyambangi rumah Prabowo di Hambalang, Bogor kemarin (5/5/2014). Dalam pertemuan kedua ini, Ical pun akhirnya mengaku teelah pasrah jika pada akhirnya dia dicalonkan sebagai cawapres, yang penting Pilpres tidak jatuh jauh dari tangan Golkar. Pernyataan ini semakin menguatkan bahwa akan ada duet Prabowo-Ical dalam perhelatan pemilu presiden 9 Juli nanti. Pasangan ini pun dipastikan akan mampu menyaingi elektabilitas Capres PDIP Joko Widodo (Jokowi).
Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima) Ray Rangkuti mengatakan, ada untung dan rugi bagi Prabowo dan Gerindra jika menggandeng Ical di pilpres nanti. Menurut dia, pertarungan Prabowo-Jokowi semakin menarik, namun bisa juga pemilih mencari alternatif lain.
"Kansnya 50-50. Persaingannya memang akan ketat. Tapi jika ada pasangan capres alternatif, bisa jadi malah pasangan ini yang akan dapatkan suara," ujar Ray kepada merdeka.com, Selasa (6/5/2014).
Sementara untuk nilai tawar yang diberikan Ical, lanjut dia, setidaknya ada massa loyal yang akan ikut ke gerbong Prabowo-Ical. Meskipun faktanya, internal Golkar sedang pecah mendukung Ical capres atau malah mendukung Jusuf Kalla (JK) yang juga digadang-gadang jadi cawapres Jokowi.
"Bagaimanapun selalu ada massa tetap. Biasanya bisa mencapai 20 persen. Golkar sendiri memiliki sekitar 14 persen. Kalau massa loyal ini tetap di Golkar siapapun capres atau cawapresnya, setidaknya kan dapat sekitar 10 persen. Itu jualah angka kans Ical," terang dia.
Dia meyakini, angka dukungan pasangan Prabowo-Ical masih bisa bertambah apabila Gerindra juga mampu memboyong PKS ke gerbong mereka. Namun persoalannya, kata dia, dengan masuknya Ical sebagai cawapres, tidak menutup kemungkinan PKS menarik dukungan karena partai pimpinan Anis Matta itu sudah punya tiga kandidat capres sendiri untuk Prabowo.
"Nah, hampir berimbang bukan (Lawan Jokowi)? Tentu saja dengan catatan, PKS all out di dalam koalisi," tegas Ray.
Kendati demikian, bukan tak mungkin rakyat justru bakal merasa antipati dengan Prabowo dan Jokowi pada pilpres nanti. Dia menjelaskan, banyaknya serangan politik yang menghampiri keduanya membuat keduanya bisa saja tak disukai rakyat.
Sehingga calon alternatif yang muncul nanti bisa mengambil keuntungan dari hal tersebut. Kemungkinan, kata dia, peluang itu justru akan diambil oleh Partai Demokrat dengan wacana poros keempatnya.
"Dengan ketatnya persaingan gerbong Jokowi vs Prabowo, dan banyaknya peningkatan kampanye negatif yang menimpa kedua pasangan tersebut, tidak mustahil pemilih mencari alternatif capres dan cawapres," terang dia.
Ray menilai, salah satu cara untuk bisa menang dalam pilpres nanti adalah pemimpin yang mampu bicara langsung dengan rakyat. Mampu mengambil hati rakyat dengan menjelaskan visi dan misi sebagai capres untuk membangun Indonesia ke depan.
"Kemampuan mereka berkomunikasi secara jelas, baik dan nyata dengan masyarakat (yang menentukan)," pungkasnya.  [gib/merdeka]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar