Dua capres terkuat saat ini Prabowo Subianto dan Joko Widodo terus
menggalang koalisi. Sejumlah guyonan muncul, dari koalisi helikopter
sampai koalisi nasi bungkus. Sebenarnya siapa yang lebih kuat?
Istilah
'koalisi helikopter' merujuk pada gaya silaturahmi politik yang
ditunjukkan Prabowo dan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical).
Prabowo memang dikenal sering menggunakan helikopternya untuk bergerak
dari satu tempat ke tempat lain.
Ical juga mengunjungi kediaman
Prabowo di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Minggu (5/5/2014), dengan
menaiki helikopternya dan didaratkan di helipad yang memang tersedia di
lingkungan rumah mantan Danjen Kopassus itu.
Sebelumnya, Wakil
Ketua Dewan Pembina Gerindra Hashim Djojohadikusumo juga datang lebih
awal dari Ical. Hashim juga datang menggunakan helikopter.
Suasana
pertemuan koalisi helikopter itu memang terbilang mewah. Prabowo juga
menjemput Ical dengan mobil Lexus putihnya dan mengantarnya masuk lebih
jauh ke istana di atas bukit itu.
Dengan ramah dan mengenakan
topi koboi, Prabowo menyambut Ical yang kabarnya sudah bersedia
'merevisi' pencapresannya menjadi cawapres itu. Prabowo juga menuturkan
bahwa dirinya dan Ical sempat berkuda ria di sela silaturahmi itu.
Pesaing
kuat Prabowo, yakni capres PDIP Joko Widodo, punya gaya sendiri.
Akhir-akhir ini, dia bergerilya menyusuri basis massa Islam, menemui
tokoh Muhammadiyah dan Nahdhatul Ulama (NU).
Jokowi memang dikesankan partainya memilih cara merakyat. Bahkan
politisi senior PDIP, Hendrawan Supratikno, tak keberatan jika
simpatisannya dicirikan sebagai rakyat jelata penikmat nasi bungkus.
Istilah 'pasukan nasi bungkus' yang mencuat lewat puisi satire Wakil
Ketua Umum Gerindra Fadli Zon juga ditanggapi ringan oleh politisi PDIP.
Bahkan,
politisi PDIP juga sempat menyindir cara komunikasi koalisi
Gerindra-Golkar yang menyiratkan kemewahan itu. "Rakyat jelata lihat
pemimpinnya naik helikopter, naik kuda mahal cuma bisa geleng-geleng
kepala saja melihatnya," kata politisi senior PDIP Hendrawan Supratikno
ketika dihubungi, Senin (5/5).
Namun Hendrawan tetap mencoba maklum. Hal itu bisa dianggap wajar karena baik Prabowo maupun Ical mempunyai kantong tebal.
"Memang
Pak Ical kan orang kaya, Prabowo orang kaya. Jokowi kita semua tahu,
muncul dari kawah kerakyatan," ujar anggota Komisi VI DPR ini.
Menurut Hendrawan, capres PDIP Joko Widodo kurang cocok dengan gaya hidup seperti itu. Jokowi lebih pas dengan gaya Marhaenisme.
"Jokowi pantesnya pakai blangkon sama sarung. Marhaenis, itu kan ideologi PDIP," ucapnya.
Lantas
bagaimanakah persaingan Prabowo vs Jokowi selanjutnya? Mana yang lebih
efektif menggaet simpati rakyat, koalisi helikopter atau koalisi nasi
bungkus? [detik]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar