Selasa, 06 Mei 2014

'Koalisi Helikopter' vs 'Koalisi Nasi Bungkus'

Dua capres terkuat saat ini Prabowo Subianto dan Joko Widodo terus menggalang koalisi. Sejumlah guyonan muncul, dari koalisi helikopter sampai koalisi nasi bungkus. Sebenarnya siapa yang lebih kuat?
Istilah 'koalisi helikopter' merujuk pada gaya silaturahmi politik yang ditunjukkan Prabowo dan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical). Prabowo memang dikenal sering menggunakan helikopternya untuk bergerak dari satu tempat ke tempat lain.
Ical juga mengunjungi kediaman Prabowo di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Minggu (5/5/2014), dengan menaiki helikopternya dan didaratkan di helipad yang memang tersedia di lingkungan rumah mantan Danjen Kopassus itu.
Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Hashim Djojohadikusumo juga datang lebih awal dari Ical. Hashim juga datang menggunakan helikopter.
Suasana pertemuan koalisi helikopter itu memang terbilang mewah. Prabowo juga menjemput Ical dengan mobil Lexus putihnya dan mengantarnya masuk lebih jauh ke istana di atas bukit itu.
Dengan ramah dan mengenakan topi koboi, Prabowo menyambut Ical yang kabarnya sudah bersedia 'merevisi' pencapresannya menjadi cawapres itu. Prabowo juga menuturkan bahwa dirinya dan Ical sempat berkuda ria di sela silaturahmi itu.
Pesaing kuat Prabowo, yakni capres PDIP Joko Widodo, punya gaya sendiri. Akhir-akhir ini, dia bergerilya menyusuri basis massa Islam, menemui tokoh Muhammadiyah dan Nahdhatul Ulama (NU).
Jokowi memang dikesankan partainya memilih cara merakyat. Bahkan politisi senior PDIP, Hendrawan Supratikno, tak keberatan jika simpatisannya dicirikan sebagai rakyat jelata penikmat nasi bungkus. Istilah 'pasukan nasi bungkus' yang mencuat lewat puisi satire Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon juga ditanggapi ringan oleh politisi PDIP.
Bahkan, politisi PDIP juga sempat menyindir cara komunikasi koalisi Gerindra-Golkar yang menyiratkan kemewahan itu. "Rakyat jelata lihat pemimpinnya naik helikopter, naik kuda mahal cuma bisa geleng-geleng kepala saja melihatnya," kata politisi senior PDIP Hendrawan Supratikno ketika dihubungi, Senin (5/5).
Namun Hendrawan tetap mencoba maklum. Hal itu bisa dianggap wajar karena baik Prabowo maupun Ical mempunyai kantong tebal.
"Memang Pak Ical kan orang kaya, Prabowo orang kaya. Jokowi kita semua tahu, muncul dari kawah kerakyatan," ujar anggota Komisi VI DPR ini.
Menurut Hendrawan, capres PDIP Joko Widodo kurang cocok dengan gaya hidup seperti itu. Jokowi lebih pas dengan gaya Marhaenisme.
"Jokowi pantesnya pakai blangkon sama sarung. Marhaenis, itu kan ideologi PDIP," ucapnya.
Lantas bagaimanakah persaingan Prabowo vs Jokowi selanjutnya? Mana yang lebih efektif menggaet simpati rakyat, koalisi helikopter atau koalisi nasi bungkus?   [detik]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar