Jelang Pilpres 2014, peta koalisi akan mengerucut menjadi dua poros. Adalah, poros calon presiden (capres) PDI Perjuangan (PDIP) Joko Widodo (Jokowi) dan poros capres Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Penilaian itu disampaikan pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro, Senin (5/5/2014).
Menurutnya, kekuatan peta koalisi partai di Pilpres nanti mulai tertuju kepada PDIP dan Partai Gerindra. Sebab, pertarungan kekuatan capres kedua partai itu cukup ketat.
"Poros Jokowi yang didukung PDIP, Nasdem dan PKB. Poros Prabowo yang didukung Gerindra, PKS, PAN, PPP, dan Golkar," kata Zuhro.
Poros lainnya, kata Zuhro, tampaknya masih di tataran semangat. Karena baik partai-partai yang berbasis Islam maupun Partai Demokrat belum beranjak membangun kerjasama antar partai.
"Partai-partai berbasis Islam terlanjur memiliki konsepsinya sendiri dan berjalan sesuai dengan agendanya masing-masing," katanya.
Kata Zuhro, Partai Demokrat bakal kesulitan untuk membangun poros baru di Pilpres nanti. Hal itu mengingat, waktu yang tersisa tidak banyak dan masing-masing partai yang mengusung capres-cawapres harus mendaftarkan ke KPU.
"Artinya, hampir tak mungkin mengusulkan poros baru yang digagas Demokrat karena partai ini perolehan suaranya tidak signifikan di pileg," tegas Zuhro. [mes/inilah]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar