"Di media sosial bicara tentang Jokowi itu langsung 'di-bully' (diserang), itu kan tidak sehat. Saya tidak melihat 'pem-bully-an' dilakukan tim Prabowo Subianto, berarti tim atau pasukan Prabowo itu lebih bisa menerima kritikan dibandingkan tim Jokowi," kata Ramadhan Pohan dalam diskusi bertema "Visi dan Misi HAM Capres", di Cikini, Jakarta, Selasa (6/5/2014).
Menurut Ramadhan Pohan, seharusnya tokoh politik berani mengambil konsekuensi dari praktik-praktik "pengulitan" oleh publik. Tokoh politik terutama capres, tidak boleh alergi terhadap kritikan publik.
"Terjun ke politik harus siap dengan segala konsekuensi kritik, bahkan fitnah sekalipun. Sejarah membuktikan fitnah tidak pernah menang," kata dia.
Dia lalu mengatakan para capres memiliki kewajiban menjelaskan kepada publik terkait isu-isu yang dilontarkan kepadanya, hingga publik merasa puas, tak terkecuali bagi Prabowo maupun Jokowi.
"Semua harus diungkap dengan tegas dan jelas. Dalam perspektif HAM harus dengan tegas," kata dia. [tts/merdeka]
Ya jls aja marah, org yg diidolakan, disayangin, trs2an di fitnah, dikatain boneka, dikatain penipu, dikatain pencitraan dll, masa diserang diem aja ky org bego, klo diem aja sama aja menyutujui, awalnya yg jelek2in jg bukan dr tim p jkw tp dr tetangga sbelah nyerang trs, jd udhlah berenti jelek2in capres, btw PA POHAN BS BEDAIN GA SIH MANA KRITIKAN, MANA YG FITNAH OR HINAAN, JGN DIPUKUL RATA smua
BalasHapusYg dibicarakan anda tentang Jokowi apa dulu, (1) kritik membangun dg argumen dan solusi real atau (2) fitnah/menjelek2kan? Gue yakin kalau pilihan pertama para pendukung Jokowi akan legowo tapi kalau no kedua para pendukung akan membantahnya dg argumen sbg hak jawab. Lalu apakah pernyataan anda thdp Pak Prabowo selama ini bersifat sama thdp Jokowi? Gue yakin para pendukung Pak Prabowopun bersikap sama sprt pendukung Pak Jokowi dlm menanggapi pernyataan anda. Ingat apa yg sering Pak Jokowi katakan bila dikritik pihak lain "silahkan ... terserah ... biar masyarakat yg menilainya sendiri".
BalasHapus