Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) memprediksi Pilpres 2014 nanti akan berlangsung dua putaran. Hal ini terlihat dari hasil survei lembaga itu, bahwa tak ada yang menang mutlak dari tiga pasang atau empat pasang calon presiden yang ada.
Peneliti Senior SMRC Sirajuddin Abbas menjelaskan, siapapun wakilnya untuk pasangan tiga poros yakni Prabowo Subianto, Joko Widodo (Jokowi) atau Aburizal Bakrie (Ical), pilpres akan tetap berjalan dua putaran. Apalagi, dalam hasil survei terbaru SMRC, tak ada calon yang mendapatkan suara lebih dari 50 persen.
"Bila pemilihan presiden diadakan waktu survei dilakukan dan bila ada tiga calon presiden atau lebih, kemungkinan akan terjadi dua putaran," kata Abbas saat memaparkan hasil surveinya di Jakarta, Minggu (4/5/2014).
Menurut dia, berdasarkan hasil survei, yang akan maju dalam putaran kedua pilpres nanti hanya Prabowo dan Jokowi. Kendati unggul di survei, dia juga tak mau memastikan jika Jokowi bakal menang jika head to head dengan Prabowo di putaran ke dua.
"Jokowi berpeluang menang, tapi ada juga kemungkinan kalah. Karena mayoritas mutlak yang diperlukan masih dalam margin of error survei," tegas dia.
Diketahui, SMRC melakukan survei terkait pasangan capres dan cawapres di pilpres Juli nanti. Hasilnya, pasangan Jokowi-Mahfud MD dapat meninggalkan pasangan Prabowo-Hatta dengan jarak 20 persen lebih.
SMRC mencoba memasangkan nama-nama capres dan cawapres yang sudah mengemuka di media massa. Termasuk tiga kandidat cawapres Jokowi yakni, Mahfud MD, JK atau Ryamizard Ryacudu. Untuk Prabowo Subianto, dipasangkan dengan Hatta Rajasa dan Ahmad Heryawan. Sementara, Aburizal Bakrie (Ical) dipasangkan dengan Wiranto.
Sirajuddin Abbas menjelaskan, Jokowi dipasangkan dengan Mahfud MD akan menghasilkan suara sampai 47,6 persen dengan gap 20,2 persen dengan Prabowo. Sementara Prabowo-Hatta, hanya berkisar 27,4 persen dan Ical-Wiranto stagnan di 12,2 persen.
Begitu juga jika Jokowi dipasangkan dengan JK, torehan suara mencapai 46,1 persen. Namun, gap dengan Prabowo-Hatta turun menjadi hanya 17,6 persen saja.
"Dalam simulasi 3 pasangan, Hatta Rajasa tidak membantu menaikkan suara Prabowo. Bahkan Prabowo cenderung menurun," ujar Abbas saat memaparkan hasil surveinya di Jakarta, Minggu (4/5).
Di lain hal untuk Jokowi, kata dia, secara umum bervariasi. Jika dipasangkan dengan Mahfud MD, beda dengan Prabowo membesar secara signifikan. Namun dengan JK, efeknya perbedaan jarak suara tidak begitu signifikan dengan Prabowo.
"Bila wakilnya Ryamizard, dukungan pada Jokowi melemah secara signifikan yakni 41,8 persen, gap dengan Prabowo hanya 11,1 persen," terang dia.
Survei ini dilakukan pada 20-24 April 2014 dengan jumlah responden mencapai 2040, dan yang valid untuk dianalisis 2015. Populasi survei adalah seluruh warga Indonesia yang memiliki hak pilih di Pemilu 2014.
Quality control sebanyak 20 persen dari responden terpilih didatangi kembali oleh supervisor. Margin of error dalam penelitian ini sebesar 2,2 persen. [mtf/merdeka]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar