Pelantun lagu Denpasar Moon, Maribeth Pascua, berniat menemui Gubernur Jakarta Joko Widodo (Jokowi) untuk meminta jalan keluar mengatasi kebuntuan problem kewarga-negaraan-nya.
“Saya ingin juga bertemu Gubernur Jakarta yang baru ini (Joko Widodo) langsung. Siapa tahu ada jalan keluar saya bisa punyapermanent residence di Jakarta,” kata dia di Yogjakarta, Selasa, (27/8/2013), malam.
Warga Filipina yang sudah 22 tahun mukim di Indonesia ini sangat ingin sekali menjadi WNI, namun selama ini permohonannya selalu ditolak. “Saya sudah habis ratusan juta untuk hidup di sini dan mengurusi status kewarganeraan, tapi terus ditolak dengan berbagai alasan, saya sampai nggak tahu harus gimana lagi.”
kata Maribeth.
Maribeth menceritakan selama mengurus status WNI itu, dia banyak ditanya soal lingkungan, penjamin, hingga kondisi sosial budaya.
Pemenang ajang Voice Of Asia 1991 itu juga mengatakan sudah menulis surat kepada Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk mempertanyakan syarat kewarganegaraan tersebut. Ia menitipkan surat itu ke seorang wartawan yang dikenalnya, namun suratnya tak kunjung berbalas.
Maribeth mulai debutnya di Indonesia sejak tahun 1991. Setelah itu rupanya ia lalu jatuh cinta dengan Indonesia. “Saya ingin sampai mati di sini,” kata Maribeth. Maribeth mengatakan keinginan menjadi warga Indonesia terbersit karena separuh hidupnya sudah dilalui di sini. Kehidupan, teman, dan lingkungan di Indonesia sudah dirasa sebagai kampung halamannya.
“Kalau balik ke Filipina saya bawaannya nggak betah. Baru sehari sudah pingin pulang Indonesia lagi,” kata perempuan yang kini bermukim di kawasan Jakarta Barat itu.
Tanpa status WNI, Maribeth mengaku sulit mengembangkan kariernya sebagai penyanyi.
Dia, misalnya, tak bisa menggelar sebuah konser musik besar yang membutuhkan seabreg perijinan. “Saya juga tak bisa mendapatkan pekerjaan lain secara tetap.”
Pelantun lagu I Was Born To Sing itu pun terpaksa menyambung hidup dengan bantuan sponsor kenalannya. Ia sempat menjadi dosen di The London School Of Public Relations serta aktif mengisi undangan pentas seremoni kecil kecilan.
Entah kapan pemerintah bersedia memberikan status WNI kepada Maribeth. “Saya belum lelah berjuang demi mendapatkan kejelasan soal status kewarganeragaan itu,” ia bertekad.
Dan, kini tumpuan harapannya adalah kepada Jokowi, meski ia sadar hanya mungkin mendapat status permanenent residence.
Sumber :
tempo.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar