Sekretaris Jenderal Indonesia National Air Carrier (INACA) Tengku Burhanudin memperkirakan tarif sewa pesawat Boeing 737-900 Batik Air yang digunakan Joko Widodo berkisar Rp 120-150 juta per jam. “Namun angka itu tak pasti karena tergantung berbagai hal lainnya,” ujarnya ketika dihubungi, Minggu (4/5/2014).
Ia menjelaskan tarif sewa atau carter pesawat terbang akan berbeda-beda berdasarkan sejumlah faktor. Beberapa hal di antaranya jenis pesawat yang digunakan, posisi atau kota keberangkatan, kota tujuan penerbangan, posisi pesawat sebelum penggunaan, maupun durasi pesawat menunggu sebelum kembali terbang.
Tiap maskapai penerbangan, menurut Tengku, juga mempunyai perhitungan masing-masing mengenai besaran biaya yang ditetapkan kepada penyewa dalam penggunaan pesawat. Soal jumlah kapasitas penumpang yang dapat terangkut pun dapat menjadi variabel tertentu dalam memperhitungkan penawaran sewa pesawat.
Begitu juga durasi menunggu oleh pesawat. Tengku mencontohkan, jika pesawat menunggu lebih dari satu jam, penyewa biasanya dapat dikenakan biaya ekstra 20-40 persen dari tarif sewa. “Tapi tarif juga bisa menjadi lebih murah bergantung pada kesepakatan dan lama pemakaian yang dibutuhkan oleh penyewa,” tuturnya.
Pernyataan ini menanggapi kunjungan calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Jokowi, menemui sejumlah ulama di Jawa Timur, Jawa tengah, dan Yogyakarta dengan menyewa pesawat Boeing 737-900 milik Batik Air, Sabtu lalu. Penggunaan pesawat yang merupakan anak usaha dari Lion Air milik Wakil Ketua Umum PKB Rusdi Kirana ini sontak menimbulkan spekulasi soal koalisi di antara kedua partai. [Maya Nawangwulan/tempo]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar