Siapapun pasangan cawapres Jokowi, Pilpres 2014 diyakini bakal
berjalan dua putaran. Nama-nama seperti Mahfud MD, Jusuf Kalla (JK),
Ryamizard Ryacudu yang digadang-gadang layak mendampingi Jokowi,
diperkirakan tidak akan cukup membuat poros PDI Perjuangan (PDI-P)
menang telak.
Hal itu diungkapkan peneliti Saiful Mujani Research and Consulting
(SMRC) Sirojudin Abbas, dalam rilis hasil survei nasional yang diadakan
pihaknya bertema "Koalisi Capres Berbasis Pemilih Partai" di Jakarta,
Minggu (4/5). "Jadi tidak dapat satu putaran," katanya.SMRC mengadakan survei dengan menggunakan populasi survei pemilih
pemula ke atas dengan jumlah sampel 2040 namun yang valid untuk
dianalisis 2015. Jumlah margin eror sebesar 2,2%.
Responden yang terpilih diwawancarai secara tatap muka oleh
pewawancara untuk satu desa atau kelurahan yang terdiri hanya dari 10
responden.
Dalam simulasinya, terdapat tiga pasangan yang bakal bertarung pada
pilpres yakni Jokowi-Mahfud MD, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, dan
Aburizal Bakrie (ARB)-Wiranto.
Menurutnya, jika pilpres diadakan
sekarang, pasangan Jokowi-Mahfud akan unggul mencapai 47,6%,
Prabowo-Hatta 27,4%, ARB-Wiranto 12,2%, dan sebanyak 12,9% menjawab
belum tahu.
Situasi juga tidak jauh berubah jika Jokowi berpasangan dengan JK
hanya meraih 46,1%. Sedangkan dengan Ryamizard suara yang diraih hanya
mencapai 41,8%.
"Meskipun Jokowi menang mayoritas, tidak bisa dua putaran berdasarkan survei saat ini," katanya.
Mahfud MD Menguntungkan
Dengan demikian, diantara nama-nama yang dianggap layak maju sebagai
wapres untuk Jokowi, ujarnya, hanya dengan Mahfud MD yang bersangkutan
meraih elektabilitas yang tinggi mengalahkan pasangan Prabowo.
"Kalau wakil Jokowi adalah Mahfud MD, selisih angka dengan Prabowo
membesar secara signifikan. Prabowo melemah dengan kata lain Mahfud
punya efek positif dan signifikan mengalahkan Prabowo. Jika wakilnya JK
efeknya kurang signifikan, selisihnya sedikit membesar," jelasnya.
Situasi sebaliknya terjadi bagi Prabowo, jika peluang Jokowi tetap
tinggi kendati dipasangkan dengan sosok-sosok tersebut, sedangkan dengan
siapapun mantan Danjen Kopassus itu berpasangan, semisal dengan Ketum
PAN Hatta Rajasa, atau Gubernur Jabar Ahmad Heryawan (Aher) hasilnya
tidak mampu mengalahkan Jokowi.
"Aher tidak banyak membantu Prabowo mengalahkan Jokowi. Efek Aher dan Hatta bagi Prabowo kurang lebih sama," katanya. [beritasatu]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar