Calon Presiden Joko Widodo dan Calon Wakil Presiden Jusuf Kalla,
bersafari di Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (6/2/2014). Selain
mengunjungi Sultan Hamengkubuwono X di Kraton Kilen, pasangan nomor urut
2 itu blusukan ke pasar tradisional Beringharjo dekat pusat Kota
Yogyakarta.
Menurut Juru Bicara Tim Pemenangan Jokowi-JK, Ferry Mursyidan Baldan, Jokowi dan JK tahu dan sadar betul, bahwa pasar tradisional yang becek dan bau itu adalah pusat interaksi 'wong cilik'.
"Tentu saja Jokowi tidak sekadar datang ke pasar tradisional. Jokowi
mempunyai konsep besar memberdayakan rakyat kecil di balik pasar
tradisional itu. Jokowi paham benar bahwa pasar tradisional harus
diselamatkan dan dimajukan," kata Ferry dalam siaran pers yang diterima Metrotvnews.com, Senin (2/6/2014).Menurut Juru Bicara Tim Pemenangan Jokowi-JK, Ferry Mursyidan Baldan, Jokowi dan JK tahu dan sadar betul, bahwa pasar tradisional yang becek dan bau itu adalah pusat interaksi 'wong cilik'.
Menurutnya, Jokowi dan JK memiliki konsep revitalisasi pasar tradisional karena 95% berusia di atas 25 tahun. Terlebih, pasar tradisional menyusut 29% selama 2007-2011. Di sisi lain, gerai pasar modern malah tumbuh 75%.
Jusuf Kalla, kata Ferry, menyebut pasar menjadi indikator baik atau buruknya perekonomian Indonesia. JK menampik kalau perekonomian Negeri ini ditentukan pasar modal. Justru, lanjut Ferry, JK meyakinkan bahwa sektor riil seperti di Pasar Tanah Abang, Pasar Senen, Pasar Kliwon dan lain-lain, adalah tolok ukur kesejahteraan rakyat.
Pasar tradisional pun, ujar Ferry, menjadi tumpuan harapan bagi unit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Jumlah UMKM berkonstribusi meramaikan pasar tradisional hingga 99,99%, sedangkan unit usaha besar hanya berkontribusi sebesar 0,01%.
"Walau pasar tradisional menjadi pusat perekonomian rakyat, keberpihakan negara terhadap sirkulasi utama ekonomi kerakyatan itu sangat rendah. Negara telah memberikan proteksi yang sangat minim bagi pasar tradisional, tetapi sebaliknya membiarkan bahkan mengizinkan pasar-pasar modern bertumbuh pesat. Pasar-pasar tradisional di banyak tempat perlahan-lahan mati digilas pasar-pasar modern," ungkap politikus Partai NaDem itu. [Jco/metrotvnews]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar