Barisan pendukung calon presiden-calon wakil presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Sipil untuk Indonesia Hebat (Almisbat) menuding Prabowo Subianto sebagai figur plinplan. Tudingan itu didasari pada perubahan sikap Prabowo yang awalnya keras mengkritik pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), namun kini justru malah lembek dan memuji-muji capaian presiden yang juga Ketua Umum dari Partai Demokrat itu.
Perubahan sikap Prabowo itu terlihat saat menyampaikan paparan visi dan misinya sebagai calon presiden di hadapan petinggi dan kader Partai Demokrat (PD) Minggu (1/6/2014) di Jakarta. Menurut Sekjen Almisbat, Hendrik Sirait, perubahan sikap politik Prabowo itu sangat janggal untuk ukuran orang yang selalu menyuarakan sikap anti-neo liberalisme (neolib).
“Prabowo terlihat mulai kehilangan kepercayaan diri. Selama ini dia selalu mengkliam anti-neolib, tetapi malah kini justru memuji-muji SBY,” kata Hendrik di Jakarta, Senin (2/6/2014).
Karenanya Hendrik mengingatkan publik agar tidak terkelabui jika Prabowo merasa memiliki kesamaan platform dengan SBY sehingga perlu bergandengan tangan di pilpers nanti. Sebab, kata Hendrik, antara Gerindra dengan PD memiliki perbedaan yang jauh dalam hal plaftorm.
“Demokrat dan Gerindra itu ibarat minyak dengan air. Sulit disatukan,” tegasnya.
Hendrik justru meraa heran dengan Prabowo yang menyanjung kebijakan SBY dan akan meneruskannya jika kelak terpilih menjadi presiden. Kesannya, kata Hendrik menegaskan, Prabowo justru menjadi boneka politik SBY. Pasalnya, Prabowo kini mulai merengek ke SBY dan PD.
“Prabowo kan konteksnya menghadap kepada Partai Demokrat untuk meyakinkan SBY bahwa program kerja mereka hanya akan meneruskan apa yang sudah dilakukan rezim SBY. Artinya Prabowo secara tidak lagsung memposisikan dirinya sebagai bonekanya SBY,” urainya.
Politisi PD Yakin Prabowo Penerus SBY
Pengamat politik dari Jarinusa Research and Consulting Deni Lesmana menilai, dukungan Partai Demokrat kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto – Hatta Rajasa bukan hal yang mengejutkan.
Sebab, ia menambahkan, selama ini Prabowo – Hatta memiliki kedekatan emosional dan memiliki kesamaan pandangan dengan partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono itu.
“Prabowo-Hatta dikenal dekat dengan SBY, juga petinggi lainnya dan pandangannya juga tidak jauh beda,” ujarnya di Jakarta, Senin (2/6/2014).
Sebaliknya, Deni menilai aneh jika SBY dan Demokrat tak mendukung Prabowo – Hatta, apalagi hingga kini partai berlambang bintang mercy itu seolah masih berhadap-hadapan dengan PDI Perjuangan sebagai salah satu partai pengusung Joko Widodo – Jusuf Kalla.
Menurutnya, PDIP dan Demokrat cenderung tidak satu arah. “Tak ada jaminan Jokowi-JK lanjutkan program SBY,” ungkap Deni.
Sementara, Wakil Sekretaris Jenderal Ramadhan Pohan mengatakan, paparan Prabowo membuat kader dan seluruh pengurus Demokrat se Indonesia terkesan. “Ada jaminan melanjutkan program SBY selama 10 tahun," kata Ramadhan Pohan ditemui wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Senin (2/6/2014).
Ia menambahkan, keputusan para kader Demokrat mendukung pasangan Prabowo - Hatta bersifat alamiah. Pasalnya, hanya Prabowo yang menjamin program pemerintahan SBY tetap berlanjut.
Selain itu, Prabowo juga dinilai punya iktikad baik menjalin komunikasi dengan Partai Demokrat. “Jadi, itu alamiah saja. Karena yang mau memaparkan visi misi itu hanya Prabowo-Hatta, sedangkan timses Jokowi tidak memperlihatkan keinginan yang sama," kata Ramadhan. [jpnn]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar