Kritik dan serangan dari lawan politik terus dilayangkan terhadap bakal calon presiden PDI Perjuangan Joko Widodo alias Jokowi. Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, mengatakan, Jokowi tidak boleh diam menghadapi kritik terhadapnya. Ia harus melakukan klarifikasi.
"Jokowi tidak boleh terus-menerus pasrah, diam, dan nrimo terhadap terpaan isu yang menyerangnya. Dia harus menanggapi," kata Hendri saat dihubungi, Selasa (25/3/2013).
Jika Jokowi diam, kata Hendri, lama-kelamaan akan timbul stigma di masyarakat kalau isu negatif mengenai dirinya memang sesuatu yang benar, apalagi jika hal tersebut terus-menerus diberitakan secara masif oleh media massa.
"Masyarakat bisa mudah terpengaruh dengan isu-isu seperti itu. Jadi, dia harus lebih bisa menjelaskan setiap tuduhan miring yang menerpanya ke masyarakat maupun ke lawan politiknya," ujarnya.
Sejauh ini, menurut Hendri, isu yang paling memengaruhi elektabilitas Jokowi sebagai calon presiden adalah yang menyebut dirinya seorang capres boneka yang dapat dikendalikan Ketua Umum DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri. Ia menilai isu ini lebih besar dampaknya daripada serangan terkait kepemimpinannya di Ibu Kota.
Isu seputar Jakarta, kata Hendri, hanya akan memengaruhi elektabilitas Jokowi di Ibu Kota. Akan tetapi, isu yang menyebut Jokowi yang terlalu tunduk kepada Megawati akan memengaruhi elektabilitas suara Jokowi secara nasional.
"Jadi, kalau untuk isu-isu lain seputar masalah Jakarta, atau seputar Jokowi pengkhianat warga Jakarta, mungkin masih bisa ditangani. Tetapi, untuk isu jokowi capres boneka, ini saya rasa tidak bisa dianggap sepele, harus betul-betul diperhatikan," katanya.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar