Selasa, 25 Maret 2014

Dosa-dosa Jokowi pada PKS

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Fahri Hamzah, secara berkesinambungan mencela keras pencalonan Joko Widodo (Jokowi) sebagai kandidat calon presiden. Fahri menilai sejak menjadi gubernur Jokowi belum menunjukkan prestasi.
Mantan anggota Komisi Hukum DPR ini dengan tegas menyatakan bahwa apapun yang terjadi PKS dipastikan akan menjadi oposisi pemerintahan presiden Jokowi.
Fahri yakin Jokowi tidak memiliki konsep untuk memimpin Indonesia lima tahun ke depan.
"Kalau Jokowi jadi presiden, itu tidak akan terjadi dan kami lebih baik berada di luar kekuasaan dan menjadi oposisi," tegas Fahri.
Namun pernyataan-pernyataan Fahri berbeda 180 derajat dengan Anggota Dewan Syuro PKS Jazuli Juwaini. Menurutnya, PKS sudah membangun komunikasi politik dari jauh hari dengan partai lain. Sehingga tidak menutup kemungkinan jika PKS berkoalisi dengan PDIP dan mendukung pencapresan Jokowi.
"Kalau komunikasi kita bangun dengan siapa saja. Bukan hanya parpol, bahkan ormas. Bisa saja dengan siapapun (koalisi) yang tujuannya sama. Misinya sama yang ingin menyejahterakan rakyat," kata Jazuli.
Jokowi sendiri menanggapi santai pernyataan Fahri. Dia hanya meminta agar dalam politik tidak ada saling serang dan menjatuhkan. "Adu gagasan, adu program, mestinya seperti itu," katanya.

Berikut alasan Fahri ingin PKS oposisi jika Jokowi presiden:

Jokowi Tak Punya Konsep Selamatkan Indonesia 
Fahri Hamzah menegaskan, partainya akan menjadi oposisi jika Capres PDIP Joko Widodo (Jokowi) menang dalam Pilpres 2014 mendatang. Sebab, Jokowi dinilai tak mampu memimpin bangsa dan tidak punya konsep penyelamatan Indonesia yang jelas.

"Kami memiliki konsep dan basis penyelamatan Indonesia dimasa transisi, sementara Jokowi tidak. Sehingga kami khawatir penyelamatan bangsa ini malah makin berlarut-larut kalau Jokowi jadi presiden. Kami sudah siapkan model kepemimpinan yang sanggup menjadi penyelamat bangsa," ujar Fahri saat dihubungi wartawan, Sabtu (23/3/2014).

Jokowi Dinilai Cuma Modal Popularitas
Fahri mengatakan, dirinya belajar banyak ketika membangun koalisi dengan pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Saat itu, kata dia, SBY juga punya popularitas tinggi seperti Jokowi, namun tidak punya konsep pembangunan yang jelas.
"Pada dasarnya SBY ketika naik jadi presiden sama dengan Jokowi. Dianggap mampu padahal tidak ada bukti akan kemampuannya. Keduanya memiliki popularitas dan elektabilitas tinggi karena kesantunan yang tidak bisa dijadikan alat ukur untuk menjadi pemimpin. Kesantunan tidak ada hubungannya dengan penyelesaian masalah," katanya.

Jokowi Belum Selesaikan Masalah Jakarta
Fahri menilai selama satu tahun lebih menjadi gubernur Jokowi rapornya masih merah. Bahkan, saat masih di Solo tidak ada terobosan yang berdampak positif kepada rakyat.
Dia juga membandingkan Jokowi dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Namun Fahri melihat capaian SBY jauh lebih baik ketimbang Jokowi.
"Jadi di Indonesia dan di Jakarta, kedua pemimpin tidak membuktikan bahwa mereka menyelesaikan masalah. Namun demikian masih jauh lebih baik SBY dibandingkan Jokowi," tegas dia.

Jokowi Minim Wawasan
Jokowi di mata Fahri Hamzah masih jauh dari kata pantas menjadi orang nomor satu di Indonesia. Meski pernah jadi wali kota, dan gubernur, Jokowi dinilai masih minim jam terbang.
"Jokowi wawasannya saja jangankan sampai level Indonesia, level Jakarta saja dia belum, padahal seorang pemimpin nasional wawasannya harus internasional," katanya.
Mantan aktivis mahasiswa ini pun menambahkan, seorang kepala negara tidak bisa hanya bermodalkan cengengesan. Pemimpin Indonesia harus bisa disandingkan dengan pemimpin-pemimpin lainnya di dunia.
"Tidak bisa modal ha ha hi hi. Dia harus disandingkan dengan Barrack Obama, Vladimir Puttin, David Cameron, Angela Merkel dan lain-lainnya," pungkasnya.

Jokowi Tak Punya Tampang Presiden
Jokowi dinilai belum memiliki wawasan baik nasional maupun daerah. Meski mengkritik SBY, Fahri menilai orang nomor sati di republik ini memiliki kecerdasan dan wawasan nasional.
"Kami tidak akan meletakkan wali kota sebagai presiden, kita pemimpin yang punya presidential look (tampang presiden). Jokowi sama sekali gak punya presidensial look," tegas dia.

Sumber :
merdeka.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar