Politikus Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, menilai berbagai isu terkait
Gubernur DKI Joko Widodo, seperti penyadapan dan pembunuhan, sengaja
dibuat untuk meraih simpati rakyat. Jokowi disebut-sebut bakal dibunuh
atau dibuat cacat jika ikut bertarung di pemilu presiden nanti.
"Memangnya rakyat milih presiden karena kasihan. Rakyat sudah pintar, bung. Mereka nggak memilih karena kasihan. Gue ketawa terus dengar yang beginian," kata Ruhut, Selasa (25/3/2014).
Ruhut
menilai, skenario itu sengaja dibuat untuk menutupi kelemahan program
yang dimiliki PDI Perjuangan. "Coba lihat program apa yang sukses dari
Jokowi selama 1,5 tahun jadi gubernur di Jakarta. Nggak ada. Semua pengulangan dari zaman Bang Yos (Sutiyoso)," kata Ruhut.
Selain itu, anggota Komisi III DPR itu menilai, isu belas kasihan terhadap mantan Wali Kota Solo itu, tidak akan berhasil.
"Rakyat butuh program nyata. Bagaimana mau jadi presiden, lihat wajah Megawati aja Jokowi nggak berani," kata Ruhut.
Sementara
itu, pengamat politik dari Universitas Indonesia, Agung Suprio,
mengatakan munculnya penyadapan dan pembunuhan terhadap Jokowi, sengaja
ditiupkan dalam tema besar "melodramatik" yang ujungnya untuk
meningkatkan popularitas.
"Sayangnya kampanye Jokowi miskin
program. Yang ditampilkan adalah sosoknya yang sederhana. Sangat
melodramatik. Kampanye yang menguras perasaan, tapi mengesampingkan akal
sehat," kata Agung.
Sikap PDIPSekretaris
PDI Perjuangan, Tjahjo Kumolo, menganggapi santai melihat berbagai
serangan yang dilancarkan pihak lain terhadap partainya dan Jokowi.
Katanya, serangan-serangan itu adalah jalan terjal yang harus bisa
dilewati.
"Karena itulah kami menanggapi hal-hal tersebut dengan
tenang, bahkan dengan senyuman, dan tidak pernah terpancing," kata
Tjahjo, Selasa (25/3/2014).
PDI Perjuangan, kata Tjahjo,
memberikan apresiasi kepada masyarakat yang secara bijak dan cerdas
menanggapi serangan negatif terhadap Jokowi dan Megawati.
Oleh
karena itu, Tjahjo menyerahkan pilihan politik kepada masyarakat
Indonesia yang menginginkan perubahan bersama PDI Perjuangan dan Jokowi.
"PDI
Perjuangan menganggap serangan negatif sebagai bagian dari persaingan
politik semata, karena itulah kami tidak terpengaruh. Prinsip kami yang
salah akan jatuh dengan sendirinya," kata dia.
Sumber :
viva.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar