Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) merasa gemas dengan sistem pengolahan
limbah Ibu Kota yang masih mencapai angka 3 persen. Jokowi menganggap
perlu ada kerjasama dan duet antara pemerintah pusat dan pemprov DKI
untuk mengatasinya.
"Main pipe-nya atau pipa utama dan pipa rumah
tangga ya segera dilaksanakan. Kalau segera dikerjakan sudah rampung
semua kita ini. Oleh sebab itu, harus duet. Ini duet semuanya kalau
nggak duet nggak bisa. Jadi antara pemerintah pusat dan daerah," jelas
Jokowi di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa
(25/3/2014).
Kandidat Capres PDIP ini menjelaskan, jika ada kerjasama antara pemerintah pusat dan kota maka penanggulan limbah ini bisa lebih cepat.
"Pengerjaannya
dibagi misalnya pemerintah pusat yang pipa utama, pipa rumah tangga
(oleh) DKI rampung cepat. Pasti cepat," lanjutnya.
Dia juga
mengakui ketertinggalan pengolahan limbah di Jakarta dibanding negara
lain. "Malu kita dengan negara lain. Malaysia hampir 70-an persen kalau
Singapura sudah 100 persen," kata Jokowi.
Menurutnya, limbah
rumah tangga seharusnya tidak langsung mengenai air tanah. Sebab dapat
merusak kualitas air bersih di dalamnya.
"Jadi limbah rumah
tangga harusnya masuk ke pipa bukan masuk ke tanah dan nantinya akan
merusak, mengotori serta mencemari air yang ada di tanah. Sehingga semua
negara tidak takut pada kita karena cuma baru 3 persen (penanganan
limbahnya)," tutupnya.
Sumber :
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar