Sejumlah kalangan menuding Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) lari dari tanggung jawab karena bersedia menerima mandat dari Ketua Umum PDI Perjuangan untuk maju di pemilu presiden tahun ini. Sebab, pria yang tenar dengan nama Jokowi itu terikat janji untuk memimpin DKI Jakarta selama lima tahun penuh.
Namun, pengamat politik yang juga pakar hukum tata negara, Refly Harun justru memuji keputusan Jokowi untuk diusung sebagai capres oleh PDIP.
Menurut Refly, Jokowi justru berani mengambil tanggung jawab yang lebih besar daripada sekadar memimpin DKI Jakarta.
"Kalau meninggalkan (tanggung jawab, red), dia tidak ambil tanggung jawab yang lebih besar. Dia akan lari atau mencari jabatan yang setara di mana tanggung jawabnya lebih kecil," kata Refly saat dihubungi wartawan, Jumat (14/3/2014).
Bagaimana dengan anggapan bahwa kepemimpinan Jokowi di DKI belum terlihat hasilnya secara signifikan? Refly langsung membandingkan kinerja Jokowi di DKI dengan kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono selama ini yang juga tak terlihat hasilnya.
Namun, kata Refly, ketidakmampuan Jokowi nantinya bisa ditutupi jika bisa memilih menteri yang punya kapasitas. "Mana lebih baik, presiden yang pintar tapi menteri-menterinya bodoh, atau presidennya tidak terlalu pintar tapi dicintai rakyat dan menggunakan menteri-menteri yang cerdas yang akan bekerja keras untuk negeri?" cetusnya.
Namun Refly juga mewanti-wanti Jokowi jika kelak terpilih menjadi presiden. Yakni agar tidak menjadi Ketua Umum PDI Perjuangan. "Jokowi jangan ikut-ikutan SBY jadi ketua umum partai. Kalau terpilih dia harus sadar dia milik rakyat Indonesia," pungkasnya.
Sumber :
jpnn.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar