Sabtu, 03 Mei 2014

Tak Minta Jatah Kursi Hanya Sorong Mahfud Sebagai Cawapres Jokowi

Koalisi tanpa syarat yang Partai NasDem lakukan kepada PDIP untuk mengusung Jokowi sebagai bakal capres, 'menular' ke parpol lain. Contohnya adalah PKB yang mengaku juga berkoalisi tanpa syarat.
"Kita tidak kedepankan politik bagi-bagi kekuasaan dan kursi," kata Ketua DPP PKB Marwan Ja'far di Jombang, Jawa Timur, Sabtu (4/5/2014) malam.
"Kita hanya berbagi program," sambungnya.
Dia mengakui bahwa koalisi antara partainya dengan PDIP belum diumumkan secara resmi.
Tetapi secara prinsip sudah mulai dibangun kesamaan pandangan tentang pemerintahan yang bersih, kuat dan efektif.
"Di internal PKB juga solid, tidak ada perpecahan," tegas Marwan.
Marwan di Jombang untuk mendampingi Jokowi bersilahturahmi ke sejumlah pondok pesantren terkemuka di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Kegiatan serupa dapat saja diteruskan ke ponpes di propinsi lain.
"Tentu ini bentuk safari politik," imbuhnya.
Koalisi yang Partai NasDem bangun, memang unik dibanding praktek koalisi sebelumnya. Partai NasDem sama sekali tidak menawarkan bakal cawapres atau kuota jumlah pos kementerian untuk kadernya dalam pemerintahan Jokowi kelak. Urusan memilih anggota kabinet menjadi wewenang mutlak Jokowi. 

Gus Solah Isyaratkan Dukung Mahfud Jadi Wakil Jokowi
Pemimpin Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang KH Solahudin Wahid alias Gus Solah ikut angkat bicara mengenai sosok yang pantas mendampingi calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo.
Menurutnya, pria yang akrab disapa Jokowi itu sebaiknya menggandeng wakil yang ahli dalam bidang hukum. Tokoh Nahdatul Ulama (NU) itu beralasan bahwa masalah utama bangsa Indonesia saat ini adalah penegakan hukum dan HAM.
"Tadi kan saya sampaikan masalah utama kita itu hukum. Cuma itu saja. Artinya yang menguasai dan menunjukkan prestasi di negaranya," ujarnya saat konfrensi pers usai pertemuan dengan Jokowi di Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur, Sabtu (3/5) malam.
Dari sejumlah nama yang disebut-sebut sebagai calon wakil presiden Jokowi, hanya dua yang memenuhi kriteria ini. Mereka adalah mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD dan Ketua KPK, Abraham Samad. Diantara keduanya hanya Mahfud lah yang merupakan kader NU.
Lalu, apakah pernyataanya tersebut mengarah ke sosok Mahfud? Gus Solah tidak memberi jawaban tegas.
"Tergantung Pak Jokowi. Kan banyak pertimbangan juga," tutur adik Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid itu.
Meski Gus Solah berkelit namun Jokowi ternyata sudah menyadari maksud dari pernyataan tersebut.
"Gus Solah tidak menyampaikan secara eksplisit nama tetapi kalau apa tadi masalah penegakan hukum, masalah reformasi kok feeling saya mengarah ke sana (Mahfud)," ucap Jokowi sembari tertawa.
Namun sayang, saat awak media menanyakan pendapat Jokowi tentang sosok Mahfud, Wakil Sekjen PDIP Ahmad Basarah langsung memotong dan mengakhiri konfrensi pers. Setelah itu, rombongan Jokowi beranjak meninggalkan Tebu Ireng dan kembali ke Surabaya.
"Sudah cukup dulu sampai di sini, supaya besok ada bahan berita lagi. Syukuri dulu pertemuan kita malam ini," kata Basarah  [metrotvnews,jpnn]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar