Suara dari Nahdiyin selalu menjadi rebutan siapa pun bakal capres yang berlaga. Namun demikian Nahdatul Ulama (NU) tegaskan tidak berpolitik dan nwarganya untuk memilih siapa pun capres yang dianggap terbaik.
KH Solahuddin Wahid, warga NU berhak penuh dalam urusan pilihan politik. Tidak ada pengarahan dari kyai kepada santri untuk memilih parpol atau capres tertentu.
"Itu bagian dari HAM. Umat akan memilih pilihannya sendiri. Si ini milih siapa, yang lain pilih siapa," ujar Gus Solah usai menerima Jokowi di Ponpes Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur, Sabtu (3/5/2014) malam.
Adik kandung Alm. Gus Dur ini mengingatkan suara warga NU sulit diprediksi akan berlabuh ke capres yang mana. Meski partai berbasis Islam seperti (PPP dan PKB) kian merapat ke Jokowi, tapi itu pun bukan jaminan.
"Saya justru tidak tahu, itu masalah survei. Tapi pilihan masing-masing," ucap pria yang akrab disapa Gus Solah ini.
Sementara itu, Ketua DPP NasDem Effendy Choiri mengklaim bahwa 90 persen dari 80 juta Nahdiyin mendukung Jokowi. Warga NU memandang Jokowi sosok nasionalis religius.
Mantan politisi PKB ini mengatakan, warga NU tidak punya masalah dengan capres berlatar belakang nasionalis. Justru NU punya sejarah panjang di era kemerdekaan mengusir penjajah.
"NU dan nasionalis punya sejarah panjang bersama. Tidak masalah kalau Pak Jokowi dari nasionalis dilirik oleh warga NU yang religius," bebernya. [Lhe/metrotvnews]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar