Bakal calon wakil presiden yang akan mendampingi Joko Widodo (Jokowi)
mengerucut ke nama Jusuf Kalla (JK). Bila benar PDI Perjuangan
menggandeng bekas Ketua Umum Partai Golkar itu diakui bakal membawa
sejumlah keuntungan bagi PDIP.
Sebaliknya, jika benar nanti JK
yang dipinang untuk berduet dengan Jokowi maka bakal merugikan Golkar
yang mengusung Aburizal Bakrie (Ical) sebagai capres.
Ketua
Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP Eva Kusuma Sundari tak menampik bahwa
sosok JK memiliki nilai plus tersendiri dibandingkan dengan kandidat
cawapres lainnya yang masuk dalam radar PDIP.
Selain sebagai
tokoh nasional yang mempunyai pengaruh besar, JK yang berasal dari luar
Jawa setidaknya dapat memberi banyak kontribusi bagi perolehan suara
Jokowi di pemilu presiden.
Eva mengakui JK bisa membawa gerbong
Partai Golkar, minimal gerbong Indonesia Timur bakal terangkut JK. "Iya
memang tapi kita tidak melihat dampak dari sisi faktor Partai
Golkarnya," ujar Eva saat berbincang dengan detikcom, Sabtu (3/5/2014).
Bagi
Eva kalaupun sosok JK dapat memberi keuntungan lebih seperti itu maka
ibarat hadiah untuk PDIP. "Kita anggap sebagai bonus," kata juru bicara
PDIP ini.
Kekhawatiran akan terwujudnya duet Jokowi-JK muncul di
tubuh Golkar. Ketua DPP Golkar Yorrys Rawyai terang-terangan menyebut
Golkar bakal mengalami kerugian cukup besar kalau JK menjadi cawapresnya
Jokowi. JK bisa mempengaruhi kebulatan suara kader Golkar dalam
mendukung pencapresan Ical, khususnya dari wilayah Indonesia Tengah dan
Timur. [detik]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar