Capres PDIP Joko Widodo (Jokowi) sempat makan rujak cingur bersama saat bersilaturahim ke kediaman Ketua Umum PP Muslimat NU Hj Khofifah Indar Parawansa di Jemursari, Surabaya, Sabtu (3/5/2014).
Jokowi yang mengenakan baju putih dan celana hitam serta kopiah hitam datang sekitar pukul 14.20 WIB bersama Ahmad Basarah (DPP PDIP), Effendy Choiry (Nasdem), Marwan Ja'far (PKB), Ketua DPD PDIP Jatim H Sirmadji, dan Wakil Ketua PDIP Jatim Bambang DH.
Dalam pertemuan yang juga dihadiri Ketua Umum PP GP Ansor Nusron Wahid, akademisi Kresnayana Yahya, Ketua PW Muslimat NU Jatim Hj Masruroh Wahid, Ketua PCNU Surabaya H Syaiful Halim, dan tokoh masyarakat Nyai Hj Ainurrohmah itu, Jokowi tampak lahap menyantap rujak cingur itu.
"Banyak yang menyampaikan kalau Jokowi itu berwajah desa, padahal perasaan mirip Dude Herlino (artis), tapi nggak apa-apa," kata Jokowi disambut tawa hadirin, termasuk sejumlah pengurus Muslimat NU dari Surabaya, Gresik, Sidoarjo, dan Pasuruan yang sempat hadir.
Dalam kesempatan itu, Jokowi pun menceritakan kedekatannya dengan pimpinan Muslimat NU Khofifah. "Saya sudah beberapa kali bertemu dan terakhir bertemu pada minggu lalu. Saat itu, saya sampaikan kalau saya merupakan teman lama beliau, mbok ya saya dibantu," katanya.
Ia pun bersyukur karena Khofifah menanggapi keinginannya. "Bu Khofifah langsung menjawab, lhawong saya nggak pernah diajak rapat kok diminta membantu, maka saya pun mengajak beliau rapat pada beberapa waktu lalu dan sekarang ke kediaman beliau," katanya.
Gubernur DKI Jakarta itu pun menyatakan dirinya tidak pernah meminta atau melakukan lobi agar dipilih menjadi capres. "Semuanya menjadi kehendak Tuhan, lalu saya bertemu Nasdem dengan Pak Surya Paloh, akhirnya dengan PKB," katanya.
Menurut mantan Wali Kota Solo itu, pertemuan dengan Nasdem dan PKB itu sangat menyenangkan, karena tidak membicarakan kursi, jabatan menteri, atau pun cawapres, melainkan semuanya membicarakan masalah masyarakat dan mengurus negara.
"Jadi, kita klop, karena itu saya dan tim sepakat untuk meminta Bu Khofifah menjadi juru bicara. Itu karena beliau merupakan figur yang dikenal tidak hanya di Jatim, karena itu kami yakin ucapan beliau akan didengar dan dipercaya," katanya.
Dalam kesempatan dialog, seorang siswa SMA Khadijah Surabaya Nurmilaty Abadiah sempat menanyakan sikap Jokowi tentang ujian nasional (UN) yang dinilai soalnya tidak sama dan diwarnai kecurangan. "Sejak di Solo, saya tidak menargetkan nilai UN harus 100 atau 90, karena target akan mendorong kecurangan," kata Jokowi.
Pertemuan yang berlangsung hingga pukul 15.35 WIB itu, Khofifah sempat menyerahkan kenang-kenangan berupa silsilah keilmuan NU dari pendiri NU KH Hasyim Asyari hingga Nabi Muhammad SAW. "Jadi, NU itu nyambung dengan Rasulullah, karena itu NU tidak mudah ditarik ke kanan dan ke kiri, karena jalur keilmuannya sudah jelas," kata Khofifah.
Setelah pertemuan di kediaman Khofifah itu, Jokowi dan rombongan melanjutkan perjalanan ke Jombang untuk mengunjungi empat pesantren, di antaranya Pesantren Tebuireng, Tambakberas, dan Paculgowang, kemudian berlanjut ke Rembang, Jawa Tengah untuk bersilaturahmi dengan KH Maemun Zuber (tokoh PPP). [antranews]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar