Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, mengatakan Partai Golkar adalah partai yang selalu bergabung ke dalam pemerintahan. Oleh karena itu kalau pun Partai Golkar
termasuk partai yang kalah pada pemilu presiden (Pilpres) 9 Juni nanti,
maka partai tersebut akan ikut merapat ke partai pemenangan
pascapilpres.
"Golkar itu mempunya pola politik ikut bertarung
tetapi tetap mengambil bagian dari pemerintahan," kata Yunarto di kantor
Indikator Politik, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (13/5/2014).
Diketahui
Ketua Umum DPP Partai Golkar, Aburizal Bakrie atau Ical sudah
menyatakan dukungannya ke calon presiden yang diusung Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan (PDIP), yang mengusung Joko Widodo atau Jokowi.
Kata Yunarto kalau pun Jokowi kalah di pemilu presiden, Partai Golkar tetap akan bergabung ke partai pemenang.
Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanudin Muhtadi dalam kesempatan yang sama menyebutkan, pada pilpres 2009 lalu Partai Golkar
mengusung Jusuf Kalla (JK) dan Wiranto. Namun pada pemilu tersebut yang
menang adalah pasangan Susilo Bambang Yudoyono (SBY) - Boediono.
Setelah JK - Wiranto kalah, partai berlambang pohon beringin itu pun
bergabung ke pemerintah.
"Di (pemilu) 2009. Dulu diakhir tikungan mendukung SBY padahal awalnya dalam pilpres mendukung JK," tandasnya. [tribun]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar