Pendapat sejumlah pengamat bahwa faktor Joko Widodo tidak memberikan efek terhadap hasil Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif 2014 dianggap tidak tepat oleh pengamat dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Indria Samego.
Faktor yang dikenal sebagai 'Jokowi effect' sangat penting terhadap perolehan suara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). "Karena ada Jokowi maka PDIP bisa dapat suara 19 persen lebih, coba kalau PDIP menetapkan capres yang lain atau belum menetapkan capresnya, kemungkinannya hanya mendapatkan suara kurang dari 15 persen," kata Indria Samego kepada Tribunnews.com, Kamis (10/4/2014).
Meskipun menjadi 'juara' dalam Pemilu 2014, kata Indria, para pendukung partai 'moncong putih' ini kurang puas karena perolehan suara tidak sesuai dengan yang ditargetkan sebelumnya yaitu 27 persen. Mereka pun menuduh faktor Jokowi tidak berpengaruh.
"Padahal kalau pun tidak sesuai target, PDIP tetap menjadi pemenang pemilu. Katakanlah mencari satu parpol untuk koalisi saja sudah bisa mencalonkan presiden," ujarnya.
Mengenai tidak tercapainya target, jelasnya, ini terjadi karena mesin partai yang tidak berjalan dengan semestinya. Hal itu, menurutnya, juga terjadi pada sejumlah parpol, bahkan pada Golkar yang menduduki peringkat kedua. Mesin parpol PDIP untuk pileg, jelasnya, kurang jalan. Namun untuk pilpres, jelasnya, nanti akan beda.
Sumber :
tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar