Pengamat Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ikrar Nusa Bakti memprediksi, hanya akan ada tiga calon presiden yang maju dalam Pemilu Presiden mendatang. Mereka adalah Joko Widodo alias Jokowi dari PDI Perjuangan, Aburizal Bakrie alias Ical dari Partai Golkar, dan Prabowo Subianto dari Partai Gerindra.
“Mudah-mudahan tiga itu yang maju. Kalau hanya dua saja head to head antara Jokowi dan Prabowo kurang seru. Lebih seru kalau ada tiga pasangan,” kata Ikrar di Media Centre LIPI di Jakarta, Kamis (10/4/2014).
Menurut Ikrar, tiga partai yang mengusung ketiga tokoh tersebut juga akan menentukan peta koalisi ke depan. PDI-P dengan perolehan suaranya yang cukup besar, kata dia, hanya membutuhkan satu hingga dua partai papan tengah untuk mengusung pasangan capres-cawapres.
Dia memprediksi Nasdem atau PKB akan merapat ke PDI-P. Nasdem dinilainya cocok untuk melengkapi kekurangan PDI-P yang tidak mempunyai media. Sementara PKB, memiliki bakal cawapres yang cocok untuk Jokowi, yakni Jusuf Kalla dan Mahfud MD.
“Saya pikir PKB akan memilih Mahfud, tapi kalau saya pribadi lebih cocok JK,” ujarnya.
Gerindra sendiri, menurut Ikrar, akan menggandeng dua partai lain untuk bergabung. Dia menilai, PPP yang selama ini bermanuver ke Gerindra sudah hampir pasti merapat. “Meskipun belum pasti juga apa yang dipikirkan Ketua Umum PPP Suryadharma Ali sama dengan petinggi PPP lainnya,” tambahnya.
Selain itu, dia menilai PKS juga akan ikut merapat ke Gerindra. PKS yang sebelumnya kerap menyerang PDI-P menjadi salah satu indikatornya. Terakhir, kata dia, Golkar akan mendapat dukungan terbesar dari Partai Demokrat.
“Kondisi Demokrat saat ini yang susah bergabung dengan PDI-P dan Gerindra akan membuatnya bergabung dengan Golkar,” ujarnya.
Dia juga memprediksi PAN yang semula hendak merapat ke PDI-P akan ditolak dan akhirnya bergabung dengan Golkar. “PAN yang kerap mendekati Jokowi akan kesulitan karena masalah track record dan money. Mereka tidak punya dana yang cukup untuk mendukung pencapresan Jokowi,” ujarnya.
Sementara Partai Hanura yang sulit mengusung pasangan bakal capres dan cawapresnya, Wiranto dan Harry Tanoesoedibjo, dia prediksi akan bergabung ke PDI-P atau Golkar. “Prabowo tidak mungkin bergabung dengan Wiranto karena persoalan sejarah,” pungkas Ikrar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar