PDI Perjuangan (PDIP) gagal memenuhi target meraih 27% suara
nasional disebabkan minimnya iklan yang menonjolkan sosok Gubernur DKI
Joko Widodo (Jokowi) selaku capres.
Deklarasi Jokowi sebagai capres diumumkan tiga pekan sebelum pileg digelar, iklan yang diadakan tiga hari sebelum hari H.
"Dan kita tahu dalam kampanye pileg ini PDIP tidak pernah
menonjolkan capresnya," kata pengamat politik Ikrar Nusa Bhakti, di
Jakarta, Kamis (10/4/2014).
Melihat hasil hitung cepat beberapa lembaga survei yang menunjukan
suara PDIP tidak menyentuh angka 20% maka, partai banteng itu harus
membuka mata dan luwes mendekati partai lain untuk berkoalisi.
Menurutnya, PDIP akan sangat diuntungkan jika berkoalisi dengan
Partai NasDem mengingat Surya Paloh merupakan pemilik televisi berita
pertama di Indonesia. Dengan menggandeng Nasdem maka, PDIP dapat
membendung serangan terhadap Jokowi di televisi.
"Jokowi tidak lagi jadi 'media darling' tapi 'media enemy' di stasiun
televisi yang pemiliknya ingin maju sebagai presiden. Jadi PDIP harus
punya televisi. Nasdem punya televisi berita pertama di indonesia yang
juga dulu dipakai SBY pada 2004," ungkapnya.
Sumber :
beritasatu.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar