Kamis, 10 April 2014

Jokowi Kurang Mahir Lakukan Komunikasi Politik

Pengamat komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Iswandi Syahputra menilai Joko Widodo kurang mahir melakukan komunikasi politik sehingga efeknya kurang optimal terhadap perolehan suara PDI Perjuangan pada Pemilu Legislatif 2014.
"Jokowi lebih banyak mengandalkan pencitraan melalui berbagai kegiatan yang dipublikasi media, tapi belum maksimal dalam melakukan komunikasi langsung dengan rakyat," kata Iswandi Syahputra ketika dihubungi melalui telepon selulernya, Kamis (10/4/2014).
Menurut Iswandi, "blusukan" yang dilakukan Jokowi baik ke pasar-pasar tradisional maupun ke permukiman warga, lebih kepada pencitraan daripada berkomunikasi langsung untuk menyerap persoalan rakyat.
Jokowi, kata dia, pada saat "blusukan" hanya berbasa-basi sebentar sambil bersamalam dan foto-foto dengan masyarakat, kemudian beritanya muncul di berbagai media.
"Komunikasi yang dilakukan Jokowi terlihat tulus, tapi tidak menyerap persoalan masyarakat," katanya.
Pengajar jurusan komunikasi di UIN Yogyakarta ini menjelaskan, setelah mendapat mandat sebagai calon presuiden dari PDI Perjuangan, Jokowi seharusnya lebih mengoptimalkan lagi komunikasinya dengan masyarakat, sekaligus meningkatkan etos kerjanya untuk menepis persepsi negatif dari masyarakat.
"Setelah PDI Perjuangan memberikan manpat kepada Jokowi sebagai calon presiden, serangan dari pihak-pihak yang berseberangan dengan PDI Perjuangan makin gencar," katanya.
Terhadap serangan tersebut Jokowi hanya menjawab secara santai dan terkesan kurang menanggapinya.
Hal ini, kata dia, menjadi kontraproduktif karena tidak menjawab sunstansi persoalan yang diarahkan kepadanya.
"Seharusnya Jokowi mampu menangkis serangan-serangan tersebut dengan jawaban cerdas dan taktis," katanya.
Iswandi mengusulkan, selama dua bulan ke depan hingga pelaksanaan pemilu presiden 9 Juli, Jokowi lebih meningkatkan frekuensi dan kualitas komunikasinya dengan masyarakat.
Jokowi, kata dia, juga hendaknya menyampaikan visi, misi, dan programnya sebagai calon presiden untuk meningkatkan peluang terpilih sebagai presiden.
"Rakyat belum tahu apa visi, misi, dan program Pak Jokowi sebagai capres secara jelas," katanya.
Iswandi memprediksi Jokowi tetap akan menjadi magnet politik pada pemilihan presiden 9 Juli mendatang.
Menurut dia, hal ini terlihat dari perolehan suara PDI Perjuangan hasil hitung cepat yang meningkat dari 14 persen pada pemilu legislatif 2009 menjadi 19 persen pada pemilu legislatif 2014.
Namun peningkatan terebut, kata dia, belum signifikan dan masih bisa dioptimalkan lagi.
Iswandi juga menyarankan PDI Perjuangan menyampaikan program-program unggulan untuk menutupi sisi lemah Jokowi.

Sumber :
republika.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar