Pasar tengah menanti sentimen positif berikutnya dari hasil pemilihan
umum 2014. Kegagalan PDIP meraih 25 persen suara nasional membuat pasar
terkoreksi hingga 3 persen.
Menurut Helmy Kristanto, analis Danareksa Sekuritas, sentimen positif
penggerak pasar berikutnya adalah calon wakil presiden yang akan
menemani Joko Widodo, calon presiden PDIP, maju.
"Nominasi cawapres akan sangat kritis dalam mendikte pergerakan
pasar. Nama cawapres berpotensi menjadi katalis pasar, namun hanya jika
figur yang dipilih adalah figur yang pro pasar dan memiliki kemampuan
solid," ujarnya.
Berdasarkan berbagai hasil hitung cepat, suara PDIP masih di bawah 20
persen dan ini berarti PDIP harus berkoalisi untuk mencalonkan Joko
Widodo sebagai capres.
Meski harus berkoalisi, Danareksa menilai Jokowi masih calon kuat
menjadi presiden Indonesia berikutnya meskipun PDIP gagal meraih target
suara. Optimisme Danareksa didasarkan berbagai hasil survei yang
menunjukkan Jokowi sebagai calon populer untuk presiden RI berikutnya.
Helmy menambahkan jika Joko Widodo menjadi presiden, besar
kemungkinan dia tidak akan merombak semua kebijakan dan meluncurkan
seperangkat kebijakan baru.
"Resiko pasar akan lebih rendah (jika mempertahankan kebijakan) dibanding memperkenalkan kebijakan baru," ujarnya.
Danareksa mempertahankan proyeksi IHSG-nya di level 4.940. Menurut
Danareksa hasil hitung cepat menunjukkan tidak ada pemenang mutlak dalam
pemilu legislatif kali ini dan ini akan berdampak pada ketidakpastian
jangka pendek di pasar.
Sumber :
beritasatu.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar