Meski hasil penghitungan real count belum final, tapi setidaknya dari hasil penghitungan sementara quick count telah memperlihatkan tiga besar peraup suara pemilihan legislatif Pemilu 2014; PDI Perjuangan, Partai Golkar dan Partai Gerindra.
Kalaupun PDI Perjuangan sebagai partai lawas memenangi di urutan pertama, biasa. Begitupun dengan Partai Golkar yang juga sebagai lawas bertengger di urutan kedua, itu juga biasa.
Sementara Partai Gerindra sebagai partai yang baru berusia 6 tahun langsung meroket ke ututan ketiga, itu boleh dibilang luar biasa.
Saya teringat komentar pesimisme seorang teman memprediksi bahwa Partai Gerindra tidak laku dijual dan tidak diminati. Ternyata prediksi tersebut terpatahkan dengan dari hasil pileg. Gerindra mampu melakukan lompatan besar secara fantastik melesat di urutan tiga besar di pemilihan legislatif Pemilu 2014.
Kenapa saya berani bilang bahwa Gerindra luar biasa. Sebagai partai yang baru beusia 6 tahun dengan ketokohannya Prabowo Subianto mampu menarik simpati rakyat yang kemudian berhasil melambungkan partai berlambang burung garuda ini dari urutan nomor delapan di pemilu legislatif 2014 melesat bertengger di urutan ketiga pemilihan legislatif 2014. Apa yang dicapai Gerindra ini sebagai respon, apresiasi dan kepercayaan rakyat Indonesia terhadap partai yang mengusung Prabowo Subianto sebagai capres di Pipres 2014.
Sementara keberhasilan PDI Perjuangan sebagai partai yang 40 tahun sudah malang-melintang di panggung politik memenangi di urutan pertama adalah biasa. Karena sejak dulu, partai berlambang kepala banteng maupun termasuk partai lawas lainnya seperti Golkar selalu berada di antara urutan tiga besar di setiap Pemilu. Jadi itu hal biasa, bukan luar biasa.
Termasuk euforia politisasi “Jokowi Effect” atas pencapresan gubernur DKI Jakarta ini terbukti tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap perolehan suara PDI Perjuangan. Kalaupun ada “Jokowi Effect” ini atas perolehan suara itu masih pada tingkatan biasa-biasanya. Efeknya nggak ngaruh luar biasa, begitu kata banyak pengamat politik. Kalau boleh jujur bahwa perolehan suara yang raup PDI Perjuangan di pemilihan legislatif, aslinya adalah suara asli PDI Perjuangan, bukan lantaran “Jokowi Effect”, nggak ngaruh!
Dikutip dari :
Tulisan Alex Palit, untuk Tribun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar