Lagu 'Bagimu Negeri' didendangkan di kediaman Ketum PDIP Megawati
Soekarnoputri di Jl Kebagusan, Jakarta Selatan, Rabu (9/4/2014) sore. Lagu
itu adalah lagu kemenangan bagi PDIP yang sukses menjadi rangking 1 di
quick count Pemilu 2014.
Sebelum mendendangkan lagu itu, Mega
menyampaikan pidato kemenangannya. Ucapan terimakasih terlontar dari
bibir Mega untuk seluruh rakyat Indonesia.
"Saya mengucapkan
terimakasih kepada seluruh rakyat Indonesia sehingga PDIP menurut
perhitungan sementara nomor satu," kata Mega yang tampak berseri-seri
saat menyampaikan pidato politik di kediamannya, Rabu (9/4/2014).
Namun
siapa nyana, kemenangan ini ternyata tidaklah lengkap. Lantaran PDIP
gagal menembus 20% di quick count Pileg 2014. Rupanya fenomena 'Jokowi
Yes PDIP No' terbukti. Elektabilitas Jokowi yang melejit menembus 40
persen ternyata tak mampu mendongkrak suara PDIP.
Sang capres
yang masih menjabat Gubernur DKI Jakarta tersebut pun mengaku tidak puas
dengan hasil perolehan suara PDIP tersebut.
"Itulah pilihan
rakyat. Itu pilihan rakyat. Hasilnya PDIP di urutan pertama harus
disyukuri. Kalau ditanya puas, ya nggak puas," kata Jokowi di rumah
Megawati, Jl Teuku Umar 27 A, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (9/4/2014)
malam.
Memang begitu selesai menghitung quick count, Jokowi
bersama elite PDIP langsung menghadap Mega. Mereka membahas evaluasi
perolehan suara yang tidak seperti yang diharapkan. Memang dengan raihan
suara tak sampai 20% PDIP harus mengubah rencana ke Pilpres. Paling
tidak PDIP harus berkoalisi untuk menembus angka 25% suara atau 20%
kursi DPR agar bisa mencapreskan Jokowi.
Rapat maraton pun
digelar. Dari pukul 20.00 sampai pukul 22.00 WIB sejumlah elite PDIP
termasuk Jokowi berkumpul di rumah Mega di Jl Tueku Umar, Menteng.
Setelah itu pukul 23.25 WIB, Jokowi dipanggil untuk berbicara empat mata
dengan Mega. Kabarnya Mega mengambil keputusan penting malam itu.
Lalu mampukah PDIP bangkit dari dilema 'Jokowi yes PDIP no?' Dan siapa yang bakal digandeng PDIP untuk mencapreskan Jokowi?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar