Rabu, 09 April 2014

PDIP Telena dengan Pesona Jokowi

Center for Strategic and Internasional Studies dan lembaga survei Cyrus Network siang hari ini merilis hasil penghitungan cepat (quick count) pemilihan umum legislatif 2014, di Pakarti Centre, Jakarta, Rabu (9/4). Mereka menyatakan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan sebagai pemenang Pemilihan Umum 2014.
Namun, peneliti CSIS Philips J. Vermonte memberikan analisa singkat terkait fenomena PDIP.
Dia mengatakan, angan-angan partai berlambang banteng bermoncong putih itu bakal mendulang suara hingga 30 persen, dengan cara mendeklarasikan Joko Widodo sebagai bakal calon presiden tak terbukti mendongkrak perolehan suara. Dia malah mengatakan petinggi PDIP terlena karena menganggap pemilih akan dengan sendirinya beralih ke PDIP hanya dengan menjual sosok Jokowi, sapaan Joko Widodo.
"PDIP sepertinya terlena dengan hanya mengandalkan sosok Jokowi untuk meraup suara. Tetapi ternyata partai lain berusaha lebih keras buat menjaga dan memperoleh suara," kata Philips dalam jumpa pers hari ini.
Meski begitu, lanjut Philips, PDIP memberikan pelajaran penting bagi partai-partai lain. Yakni membangun etika politik dan konsisten menjadi oposisi bukan kiamat bagi partai politik. Dia menambahkan, hal ini memperlihatkan PDIP makin matang dalam berpolitik.
"PDIP mengajarkan partai lain, untuk mencapai kekuasaan harus lewat cara elektoral dan disiplin supaya memenangi pemilu," ujar Philips.
Hal sama juga disampaikan Direktur Eksekutif Cyrus Network, Hasan Nasbi. "PDIP kemungkinan akan memenangkan pemilihan legislatif. Perolehan suaranya 18,8 persen. Tidak jauh berbeda dengan exit poll," ujarnya.
Sementara itu, lanjut Hasan, urutan kedua ditempati Partai Golkar dengan perolehan suara 14,5 persen. Sementara Partai Gerindra mendulang 12 persen suara.
Menurut Hasan, hasil itu didapat dari 73 persen data dikumpulkan. Sementara kualitas random mencapai 99,1 persen, dan tingkat margin of error kurang lebih satu persen.
Meski PDIP diperkirakan memenangkan pemilihan umum 2014, tapi ternyata jauh panggang dari api. Sebab, menurut peneliti CSIS Philips J. Vermonte, cara PDIP mendeklarasikan Joko Widodo sebagai bakal calon presiden tak berpengaruh banyak dengan perolehan suara.

Sumber :
merdeka.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar